Not A Wrong Bride || 32. Perdebatan

16.9K 1.2K 142
                                    

BONUS UP!

Lama ya gak ngasih bonus gini wkwk. Wajib komen sama vote ya!

Happy Reading!
.
.
.

"Tiffany... Dia mantan kekasihmu?"

Elena merasa bodoh menanyakan hal ini. Tanpa bertanya pun, dia sudah tahu kebenarannya. Dia sudah tahu kenapa dia tidak mendapatkan informasi ini sejak lama. Yang dia butuhkan adalah pengakuan, dan Reza hanya diam saja.

"Kamu sengaja menyembunyikannya." tambahnya memecah keheningan. Menghela nafas pelan, ia berjalan menuju ranjang. Mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah walau sebelumnya dia sudah beristirahat beberapa saat di hotel.

"Kamu menyilidiki-ku." Reza membuka suara. Pria itu memutar tubuhnya untuk menghadap pada istrinya.

"Kalau aku nggak cari tahu masa lalu kamu sendiri, kamu bakal cerita?"

"Iya." Jawaban Reza terdengar tegas, ditambah sorot mata pria itu yang menajam. "Tapi nanti, Lena. Itu hanya masa lalu, kenapa kamu harus mencaritahunya?" nada suara pria itu terdengar lelah. Tatapan matanya melunak, ia mendekat pada sang istri lalu bertekuk lutut di hadapan istrinya.

"Karena aku nggak kenal kamu." Elena membalas tatapan Reza, menyelam pada netra kelam milik suaminya. "Kamu... Terasa asing buat aku. Kamu terlalu kaku, seolah masih ada jarak diantara kita."

Helaan nafas terdengar dari Reza. Tangan kekar pria itu menyentuh pipi istrinya yang tengah menunduk. Tersenyum hangat pada sang istri. Emosinya tidak boleh terpancing disaat seperti ini. "Masalalu kamu, aku cuma tahu kalau Galih mantan kamu. Selebihnya enggak, kita sama Elena. Kita memang perlu tahu satu sama lain agar semakin dekat, tapi bukan dengan menyelidiki secara diam-diam."

"Lalu ini?" Elena menarik bandul kalung yang selalu dipakainya.

Sebelum masuk kerumah tadi, dia mendapat pesan singkat dari orang yang ia perintah mencari tahu masa lalu suaminya. Tadinya dia akan mengabaikan pesan tersebut, namun ketika melihat sekilas pop up yang muncul, dia langsung tertarik.

Di liontin kalungmu, ada alat pelacak yang dipasang oleh suamimu.

Pesan singkat yang membuatnya bertanya-tanya untuk apa Reza melakukan hal itu. Benar ataukah tidak? Bisa saja orang yang telah mengkhianatinya itu berbohong bukan? Meski begitu, dia perlu membuktikannya.

Melihat reaksi terkejut Reza walau hanya sekilas, membuat dia bisa menebak kebenarannya. Apa selama ini pria itu selalu mengawasinya?

"Kamu menutupi kebenaran tentang masa lalumu dan kamu memata-matai ku. Apa kamu nggak pernah percaya sama aku, Reza?"

"Ini..." jemari tangan Reza menyentuh bandul kalung milik istrinya. Raut wajah terlihat tenang seolah perdebatan ini bukanlah masalah besar. "Aku percaya kamu, selalu. Alat ini, hanya memberitahu keberadaan kamu. Supaya aku tenang dengan mengetahui keberadaan kamu. Hanya itu, sayang..."

Tidak ada suara keras, tak ada emosi negatif yang tersirat. Suaranya terdengar hangat menenangkan. Sisi hangat Reza selalu bisa melemahkannya. Lama tinggal bersama lambat laun membuat keduanya saling mengerti. Seperti Reza yang selalu bersikap lembut nan hangat ketika Elena tengah emosi. Pria ini bisa menyikapi masalah dengan dewasa walau terkadang sifat tempramen-nya muncul.

Not A Wrong Bride (#4 Wiratama's)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu