Not A Wrong Bride || 12. Bunglon

21.2K 1.3K 76
                                    

BONUS UP!

WAJIB VOTE SAMA KOMEN YA!

HAPPY READING!
.
.

"Jadi kalian udah baikan?"

Elena mengangguk kemudian mencomot kentang goreng, memasukannya ke dalam mulut. Siang ini, di restoran tak jauh dari kantornya ia makan siang bersama Nadya. Menceritakan tentang perubahan Reza yang menurutnya membingungkan. Terlalu tiba-tiba baginya.

"Lo tadi bilangnya nggak mau kentang ya! Kenapa tinggal dikit ini?" omel Nadya menyadari kentang gorengnya berkurang banyak.

"Pesen lagi, jangan kayak orang susah deh."

Cibiran lolos dari mulut Nadya. Wanita itu pun memanggil pelayan untuk menambah pesanan. Sudah hampir sejam mereka disini, wajar setelah makan masih memesan camilan. Padahal jam makan siang hampir habis, beginilah kalau bos. Semaunya sendiri.

"Jalanin aja sih, Na. Kalau dia baik ya bagus kan? Kebayang nggak lo kalau Reza sampai cinta mati sama lo? Lo minta pulau juga diturutin."

"Entar gue sombong, nggak mau temenan lagi sama lo!" balas Elena asal.

"BTW, gue dapet undangan pesta peresmian gedung barunya Falcon. Katanya sekalian pengangkatan direktur utama sama Gava jadi CEO? Ya ampun, berondong gue dah jadi CEO aja."

Rupanya kabar tentang Wiratama Group sudah tersebar. Menurut kabar, TM Corporation akan diubah menjadi Wiratama Group yang dibawahnya ada RE Company -dipimpin oleh Regan, Falcon Company -dipimpin oleh Gibran, GA Company -dipimpin oleh Gava, sedangkan Reza menjadi direktur utama juga memegang kendali TM Company yang juga mencakup perusahaan Elena.

Berita tersebut jelas mendominasi majalah bisnis saat ini. TM Corp dulunya hanya perusahaan kecil yang dibangun oleh Kakek Reza. Dulu pernah hampir bangkrut saat ditangan Rian dan Gifri, beruntung ada SJ Group yang membantu. Sekarang, Wiratama Group malah lebih besar dari SJ Group. Cabang baru di bidang ekspedisi yang sudah berjalan dua tahun juga berjalan lancar. Kini tugas Gava yang harus mengembangkan cabang baru agar lebih maju.

"Di perusahaan sebesar itu, Revika punya saham sepuluh persen. Wajar kan kalau nyawa dia diincar? Ditukar saham sepuluh persen bisa jadi milyarder dadakan. Malah nuduh-nuduh gue!"

Alih-alih menaruh simpati, Nadya malah tertawa mendengar dumelan Elena. Semua hal yang dialami Elena sudah ia dengar. Rasanya lucu saja ketika Elena mendapat tuduhan palsu, lalu tiba-tiba saja Reza datang dengan sendirinya lalu minta maaf. Ekspresi Elena saat bercerita membuatnya tidak bisa menahan tawa.

"Sabar Na, sabar. Mungkin Reza lagi banyak pikiran, jadi langsung mikir lo orangnya."

"Emang dianya aja yang setan!"

Dan acara rumpi mereka baru selesai saat pukul dua. Salahkan Reza yang menutup aksesnya beberapa hari belakangan ini. Anggap saja dia habis temu kangen dengan sahabatnya itu. Beruntung perusahaan yang berjalan dalam bidang fashion seperti tas dan sepatu adalah milik Nadya sendiri. Jadi wanita itu tidak masalah harus keluar lama. Jadwal Elena hari ini pun tidak padat, karena nyatanya Reza yang mengurus perusahaan beberapa hari ini.

Sore ini adalah rapat para pimpinan. Untuk pertama kali Elena duduk bersama di meja rapat bersama Wiratama bersaudara. Minus Galih tentunya. Setidaknya ia beruntung karena tidak perlu melihat wajah pria itu.

Not A Wrong Bride (#4 Wiratama's)Where stories live. Discover now