Sibling

293 66 1
                                    

Sesampainya di depan gerbang rumahnya, Kezia turun dari motor Fajri dan langsung melepas jaket milik Fajri yang sedari tadi bertengger di punggungnya.

"Thanks." Kezia menyodorkan jaket dengan menunduk. "Celananya gue balikin besok." Kezia membalikkan badannya.

"Zi, tunggu." Dengan cepat, Fajri menahan tangan Kezia. "Gue harap lu bisa paham atas apa yang gue lakuin hari ini." Ucap Fajri pelan.

"Iya, gue mau istirahat." Kezia melepaskan genggaman Fajri dan langsung masuk ke rumah.

"Eh, lu kok udah pulang?" Shandy keluar dari dalam rumah dan menatap Kezia heran. "Fenly mana?" Shandy mengedarkan pandangannya dan hanya melihat Fajri. Tanpa balasan sama sekali dari Kezia, dia hanya melewati Shandy begitu saja. Shandy menghampiri Fajri di depan gerbang.

"Malam, bang." Fajri tersenyum tipis kepada Shandy.

"Kok dia pulang sama lu? Fenly mana?" Shandy mengerutkan dahinya.

"Em." Fajri membuang wajahnya dan menggaruk leher belakangnya yang tak gatal.

"Dia ninggalin Kezia?" Shandy menatap tajam Fajri.

"Em, eng... Kagak kok, bang." Fajri memaksakan senyumnya.

"Terus?"

"Itu... Dia tadi bilang ada urusan mendadak dan kagak bisa nganter Kezia pulang, kebetulan gue juga ikut ulang tahun Chelsea dan kita ketemu, jadi Fenly nitip Kezia ke gue." Jawab Fajri cepat.

"Tuh anak kagak tanggung jawab banget." Shandy menerawang jauh ke arah jalanan. "Awas aja tuh kalau ketemu gue lagi."

"Em, mungkin aja dia sibuk banget, bang. Udah sih jangan marah ke dia." Fajri menepuk pundak Shandy berusaha menenangkannya.

Fajri sudah cukup mengetahui karakteristik dari kakak laki-laki sahabat kecilnya ini, Shandy Maulana. Seorang kakak yang terlihat tidak peduli dan selalu menjahili adiknya tetapi dia sangat melindungi adik perempuan satu-satunya itu. Tidak boleh ada yang menyakiti dan membuat nangis Kezia, kecuali dirinya. Itulah prinsip yang Shandy terapkan untuk menjaga adiknya.

"Aji ngapain Kezia?" Shandy kecil menatap kesal kepada Fajri kecil yang hanya bisa menunduk. Kezia kecil yang berdiri di samping Shandy kecil hanya bisa menangis sesegukan.

"Maaf, bang. Tadi Aji gak sengaja nendang kaki Kezia pas lagi main bola." Suara Fajri kecil terdengar sangat gemetar saat ini.

Dug...

Shandy kecil tiba-tiba saja menendang kaki Fajri kecil hingga dia terjatuh dan lututnya tergores. Fajri kecil yang merasakan sakit hanya bisa menahan tangisnya.

"Itu balesan buat Aji karena udah bikin Kezia nangis." Kedua tangan Shandy kecil bertopang di pinggangnya.

"Shandy." Teriak mamah. Kezia berlari kepada mamah dan langsung memeluknya -menangis. "Shandy ngapain Aji?" Mamah menatap Shandy kecil.

"Aji yang duluan, mah. Karena Aji, Kezia nangis." Shandy kecil menunjuk Fajri kecil yang terduduk di jalan sembari menunduk takut.

"Shandy." Panggil mamah lembut.

"Shandy gak mau liat Kezia nangis karena orang lain, mah." Shandy kecil mengelus rambut Kezia kecil. "Shandy mau jagain Kezia."

"Iya, mamah paham." Mamah mengelus rambut Shandy kecil. "Tapi Shandy gak boleh gitu, tuh liat kasian Aji. Shandy minta maaf dulu sana."

"Gak mau, kenapa Shandy yang harus minta maaf? Kan Aji yang buat Kezia nangis." Shandy kecil menatap mamah dengan memelas.

"Shandy kan tadi nendang Aji. Mamah gak pernah ajarin Shandy membantah."

Secret Admirer || UN1TY × StarBe [END]Where stories live. Discover now