Di sebuah kedai malam, sosok pria kini tengah meneguk minuman berakohol. Mengusap air yang tumpah ruah di mulutnya dengan bringas. Wajah tampannya tampak memerah, kesadarannya kian menipis.
Meski begitu ia bisa mengenali sosok gadis di sampingnya yang tiba-tiba datang. Dari harum parfumnya, amat familiar.
"Kenapa hidupku seperti ini? Dituntut sempurna hingga menyiksa. Aku hanya ingin dia, juga ikut terenggut. Sungguh, sial bukan?" racau Evan, tertawa macam orang tak waras. Memang betul, otaknya sudah terganggu sejak masalah demi masalah menimpa hidupnya.
Sebagai calon raja Evan dituntut sebagai sosok panutan rakyatnya. Meski Zay, tak pernah terlalu mengekang. Evan sadar diri, apalagi kondisi kesehatan ayahnya yang kian menurun.
"Kamu lelah?" tanya gadis itu.
"Masih bertanya? Kamu kenapa selalu menolakku padahal ada cinta di kedua matamu? Aku kurang kaya, tampan atau apa? Masih perlu nyawaku taruhannya, hm?"
"Aku senantiasa di sampingmu, Evan."
"Benarkah?" Evan berbinar mendengar hal itu dijawab anggukan sang gadis.
"Diriku membutuhkanmu ... Annora."
•
Dah, segitu dulu prolognya.
Next ga? Komenn dongg xixi
05/09/2021
Big love,
Okta
![](https://img.wattpad.com/cover/281241929-288-k406162.jpg)
YOU ARE READING
2. The Royal Princess Phineas [TERBIT]
FantasySequel "Glacia The Villain's" dianjurkan membacanya terlebih dahulu. • "Cinta memang tidak dipaksakan, aku juga berhak merasakannya tanpa bisa kamu paksa untuk menghilangkannya." "Tapi, aku terbenani dengan itu. Kau paham, bukan?" "Kalau begitu jang...