"Sehari setelah nyelamatin elo, gue bahkan langsung lupain lo. Bagi gue, lo hanya salah satu dari banyaknya manusia di bumi ini yang gak sengaja gue temuin jadi berhenti bahas masalah itu ama gue ck." lanjutnya acuh.

Dada Nauzan bergemuruh ketika mendengar ucapan acuh Neta, denyutan sakit mulai ia rasakan disudut hatinya.

Neta menatap datar ke arah Nauzan, lalu melangkah maju.

"Nauzan, sekarang gue bahkan menyesal pernah nyelamatin elo!" tekan Neta membuat tubuh Nauzan menegang dan menatap terkejut ke arahnya.

"Kenapa?" lirih Nauzan linglung.

"Kalau gue tahu, orang yang gue selamatin bakalan hidup sebagai penyebab luka untuk adek gue, gue bakalan biarin lo tenggelam sampai mati!" balas Neta tajam.

"Jadi Nauzan, batalin perjodohan ini sendiri. Karena gue gak sudi dijodohin ama cowok brengsek kayak lo!" lanjutnya.

Nauzan terdiam kaku dengan tangan menggepal berusaha menyalurkan emosinya.

"Gak akan!" Nauzan menatap dalam pada mata Neta.

"Gue gak akan pernah batalin perjodohan ini. Gue bakalan berusaha sekuat mungkin supaya elo bisa nerima gue dan perjodohan kita. Udah gue bilangkan? Lo cinta pertama gue! Dan gue bakal perjuangin cinta gue itu." lanjutnya.

Neta menggepalkan tangan, sebelum kemudian tersenyum sinis.

"Jangan mimpi!" Neta maju dan mendorong telunjuknya pada dada Nauzan.

"Lo! cowok brengsek yang udah nolak mentah-mentah adek gue, dan nyakitin hati dia. Gue bakal pastiin, kalo gue Ganeeta! bakalan jadi cewek yang gak akan pernah bisa lo milikin sampai kapanpun!" ucap Neta penuh penekanan.

Nauzan menatap Neta dengan mata memerah dan rahang mengetat.

"Jangan egois Neta! Dendam lo gak masuk akal. Gue gak punya perasaan apapun ke Dela, jadi wajar kalau gue nolak dia. Lo harusnya tahu, kalo perasaan gak bisa dipaksain."

Neta terkekeh sinis saat mendengar ucapan Nauzan.

"Perasaan emang gak bisa dipaksaain, lo gak salah tentang itu. Tapi, cara lo nolak Dela yang salah! Ngebentak,memaki dan bahkan kasarin dia didepan umum, lo pikir gue gak tau semua yang lo lakuin ke adek gue hah? Gue tau semuanya Nauzan!"

Neta menggepalkan tangan kuat, menahan emosi saat mengingat cerita Alin tentang prilaku Nauzan pada Dela.

"Harusnya lo nolak Dela baik-baik! harusnya sebagai orang yang lebih tua daripada dia, lo bisa ngasih dia pengertian baik-baik bukannya malah kasarin dia Brengsek!"

Nauzan terdiam ketika mendengar ucapan Neta, lidahnya kelu tak mampu membalas perkataan gadis itu. Karena, semua yang Neta ucapkan adalah kenyataan, yang tak bisa ia sangkal.

Neta melangkah mundur sambil menyugar rambutnya ke-belakang.

"Lo masih punya utang tentang yang terjadi ama adek gue, jadi persiapkan diri lo Nauzan. Karena gue akan balikin semua rasa sakit yang pernah lo kasih ke adek gue." ucap Neta dengan sorot mata penuh dendam.

"Karena selama ini lo udah hidup dan rasain jadi yang dikejar dan diperjuangkan cintanya, gimana kalo sekarang keadaanya kita balik?.
Gue bakal buat lo ngerasain gimana rasanya memperjuangkan seseorang yang bahkan gak pernah ngehargain perjuangan lo itu. Semua yang pernah lo lakuin ke Dela bakal gue kembaliin secara langsung, Semuanya Nauzan! Semuanya!!" ancam Neta kemudian berbalik pergi meninggalkan Nauzan yang terdiam membatu akibat ucapannya tadi.

***

Neta keluar dari lift, dan melangkah menuju kamarnya. Saat hendak membuka pintu kamar, gerakannya terhenti.

"Neta!" panggil Galen.

Neta menoleh dan menatap datar ke arah pria itu.

"Gue mau minta maaf." ujar Galen membuat Neta menganggkat alis menatapnya.

"Maafin gue soal kejadian dikantin tadi, gue gak tau kalo lo ketumpahan kuah panas dan hampir nampar elo!" lanjut Galen dengan nada menyesel.

Tatapan Neta masih saja datar ke arah Galen.

"Basi!" acuh Neta membuat Galen yang menunduk sontak mengangkat pandangan menatapnya.

"Sikap lo tadi, makin buat gue yakin kalo selama ini Dela pasti sangat menderita hidup bersama kalian. Papi yang gak peduli dan bahkan gak tau tentang anaknya yang jadi korban bully disekolah, abang yang bodoh dan ringan tangan, dan lagi sodara tiri munafik yang bertampang polos. Waow kurang menderita apa lagi adek gue selama ini?!" tutur Neta tajam pada Galen.

Galen yang mendengar ucapan Neta tersentak, dengan tatapan mata yang tak Neta mengerti.

"Neta gu----"

"Gak penting! Gue gak ada waktu dan males banget dengerin omongan lo yang gak ada bedanya ama sampah itu. Jadi, lebih baik lo pergi! Karena gue udah muak lihat muka lo." sela Neta cepat.

Neta langsung masuk ke-kamarnya dan mengunci pintu, tanpa menoleh lagi pada Galen.

Sementara Galen hanya bisa diam membantu, menatap ke arah pintu kamar Neta dengan sorot mata sendu.

_____________

Neta melangkah santai menyusuri lorong sekolah. Gadis itu berjalan sendirian karena teman-temannya yang lain sudah pulang duluan. Ia mengedarkan pandangan kesekeliling yang ternyata sudah sangat sepi. Tampaknya semua murid lainnya sudah pulang kerumah masing-masing.

Mata Neta menyipit ketika melihat motor yang dikenalinya, senyum gadis itu perlahan mengembang dan berlari kecil ke arah parkiran.

"Motornya ada, orangnya kok gak ada!" Neta celingak celinguk mencari pemilik motor Ninja hitam itu.

"Ya udahlah! Besok aja deh balikinnya." lanjutnya sambil memandang jaket jeans yang ia pegangi sejak tadi.

Neta memakai jaket kulitnya kemudian naik ke atas motor dan langsung menggunakan helm untuk pulang.

***

Neta menarik rem mendadak ketika baru saja melewati gerbang sekolah. Ia melihat gerombolan murid didepannya, sebagian memakai seragam SMA CEMPAKA dan sebagian lagi memakai seragam yang berbeda. Kedua kubuh nampak berhadapan dan saling memandang tajam satu sama lain.

"Eh anjir mereka ngapain? Mau tawuran kah?" bingung Neta.

Mata Neta membulat lebar ketika melihat beberapa orang yang ia kenali. Gadis itu sontak membuka helmnya.

"DANI! JUNA! ASEP!" teriak Neta membuat semua orang seketika menoleh padanya, terutama ketiga pria yang namanya ia panggil.

Asep yang mendengar namanya dipanggil menoleh dan terkejut ketika melihat orang yang memanggilnya.

"NETA!! NGAPAIN? KOK BELUM PULANG?" teriak Asep.

"NETA PULANG BEB!!!" Juna ikut berteriak khawatir.

"Ya elah! Si Neta ngapain sih di sini" Dani mengacak rambutnya cemas.

Sementara Neta masih santai duduk diatas motornya tanpa memedulikan tatapan orang-orang. Apalagi tatapan kekaguman dari gerombolan siswa yang memakai seragam berbeda dengan seragamnya.

"LO BERTIGA NGAPAIN? MAU TAWURAN YAH?" tanya Neta kembali berteriak.

"YOI! INI UDAH MAU MULAI" teriak Asep santai.

"NETA LO PULANG SANA! BESOK AJA NGOBROLNYA!" teriak Dani gemas, bagaimana tidak, acara baku hantam mereka jadi terpending karena kehadiran Neta.

Neta yang mendengar balasan teman-temannya itu, bukannya pulang malah tersenyum dan turun dari motornya. Gadis itu mengambil sesuatu dari dalam tasnya kemudian berlari mendekat ke arah mereka semua.

.
.
.
________
TBC

GANEETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang