GANEETA 18

48.3K 5.9K 724
                                    

Jangan lupa vote dan komen :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen :)

_________________________________________

***

Neta berjalan memasuki rumah dengan langkah santai. Tapi, ketika melewati ruang tamu. Langkahnya terhenti karena mendengar suara tangisan.

Neta mendekat ke-asal suara itu, di sana Gara duduk sambil menangis. Dibelakang bocah itu, berdiri beberapa pelayan yang terus membujuknya.

"Kenapa?" tanya Neta membuat semua orang menoleh padanya.

Beberapa pelayan menatap gugup
ke-arah Neta. Sedangkan Gara juga langsung menatap Neta dengan mata merahnya.

"A-ah begini nona muda, tuan muda---" salah satu pelayan menjawab dengan bingung tak tahu harus berkata apa.

Neta semakin mengerutkan dahi ketika melihat reaksi para pelayan itu.

Gara terus saja menatap Neta dengan sorot mata penuh harap? Yang membuat Neta juga balas menatapnya.

Neta terus menatap wajah kecil Gara. Sebenarnya Neta tidak membenci bocah kecil ini. Biar bagaimanapun, meskipun berbeda ibu, Gara tetaplah adiknya. Tapi, fokus Neta sekarang adalah Dela. Neta bahkan tidak bisa menjadi kakak yang baik untuk satu adiknya itu. Lalu bagaimana ia bisa mengakui Gara sebagai adiknya, ketika ia bahkan tidak yakin jika dirinya bisa memenuhi kewajiban sebagai kakak yang baik untuk Gara.

Gara berdiri lalu berjalan mendekat ke-arah Neta.

"Kak Neta!" gumam Gara kecil.

Neta menghela napas tak tega ketika melihat ekspresi wajah Gara.

"Kenapa hem?" balas Neta.

"Gara boleh minta sesuatu pada kakak?" tanya Galen dengan wajah takut-takut dan sorot mata penuh harap.

Neta mengalihkan pandanganya kepada para pelayan, menyuruh mereka semua untuk pergi. Kemudian kembali menunduk menatap Gara.

Neta lantas berlutut menjajarkan tingginya dengan Gara.

"Mau minta apa?"tanya Neta pelan.

"Sekolah Gara akan mengadakan pentas seni, dan Gara akan tampil bermain drama bersama teman-teman Gara." ujar Gara.

Neta menganggukan kepala ketika mendengarnya.

"Lalu?"

"Acaranya bertepatan dengan ulang tahun kak Lisa. Gara sudah meminta papi dan kak Galen untuk hadir. Tapi, mereka tidak bisa, katanya mereka harus mendampingi kak Lisa dipestanya." balas Gara sedih.

Neta perlahan menggepalkan tangan erat ketika mendengar penuturan Gara.

Lagi?

Lagi-lagi Abra mengorbankan perasaan anak kandungnya hanya demi anak tiri?

GANEETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang