part 07 - pusat perhatian

34 8 2
                                    

Hi sebelum membaca aku minta kalian vote dan komen juga ya

part sebelumnya juga bantu vote

kalau mau feedback DM aja ig aku @aisyafadila_
Happy reading all


markaca(mari kamu baca)~
semoga suka ya hihi.

Detakan alat bantu pernapasan mengisi kesunyian ruang rawat Regan. Teman-teman geng nya sudah pulang 10 menit yang lalu, karena ayah Regan tidak mau mereka juga sakit dan pasti orang tua mereka mencari keberadaan mereka.

"MAMAH REGAN UDAH GAK SANGGUP LAGI HIDUP DENGAN MUSUH MAH, AKU BENER BENER MAU NYERAH MAH".
"SELAMAT TINGGAL MAH SEMOGA MAMA BAHAGIA TANPA AKU".
Tiba-tiba Sasya, ibunda Regan terbangun dengan napas yang menderu serta keringat bercucuran dari keningnya. Rupanya saking khawatir dirinya kepada Regan membuat dirinya bermimpi buruk.
"Ya Allah, selamatkan anak hamba Regan, dia baik hamba tidak sanggup jika kehilangan nya", doa Sasya.

Ia menolehkan kepalanya ke sebelah kanan, tempat dimana ayah Regan sedang tertidur pulas. Sasya mendekat untuk mengelus puncak kepala suaminya itu. Hingga tak sadar ia telah membangunkannya. Lantas ayah Regan bangun dan segera mengubah posisi tidurnya menjadi duduk menghadap istrinya.

"Kamu kenapa bangun sayang, tidur nya ga enak ya yaudah kamu aku antar pulang aja ya?,nanti aku balik lagi jagain Regan disini?ucap Davi kepada Sasya dengan lembut.
Aisya menggelengkan kepalanya.
"Tadi aku mimpi buruk tentang Regan mas". Ia menundukkan kepalanya seraya menahan tangisannya.
Davi mengelus puncak kepala istrinya lalu matanya menatap kaca transparan yang didalamnya terlihat Regan sedang tertidur pulas. Masih kunjung tak sadarkan diri.
"Kamu jangan pikirin mimpi itu ya, gak perlu diingat lagi. Dan ingat di dalam perut kamu ada calon adek Regan nanti dia ikutan sedih loh ngeliat mamahnya sedih. Dia bisa ngerasain sayang", elus nya pada perut Sasya yang semakin menonjol itu.
"Tapi aku takut mas".
"Mas yakin Regan pasti kuat menghadapi semua nya". Davi menenangkan istrinya dengan senyuman yang mengembang sempurna.
****

Sementara di tempat yang berbeda, Alana sedang berbincang bersama ke 2 sahabatnya, mereka sekarang berada di food court disuatu mall ternama di Bandung. Sasya tampak kelaparan karena sejak tadi dirinya yang paling semangat belanja, alhasil dia memesan banyak sekali makanan. Ada pizza, spaghetti bolognese, ayam black pepper, burger, dan beef steak. Maklum selain ia anak holkay, sasya juga memiliki tempat penyimpanan yang besar, tapi tak ayal dirinya suka makan dan ia tetap saja kurus. hm siapa nih yang suka makan tapi tetep gitu-gitu aja badannya?.

"Gak usah buru-buru juga kali sya, lagian gak ada yang mau embat punya lo juga, jadi santai aja dong nikmatin makannya", komentar Alana yang geleng-geleng kepala melihat betapa rakusnya sahabat nya itu makan seperti tidak makan beberapa minggu saja, aishhhh.

Sementara Reyna dirinya sedikit sekali makan itupun ia berbagi dengan Alana yang juga kurang suka makan di tempat seperti ini, dirinya lebih suka di warteg atau makan jajanan dipinggir jalan selain murah juga mengenyangkan, beh kurang apalagi.
"eh Regan masuk rumah sakit nih" Reyna memperlihatkan sg gavazars yang meminta doa untuk kesembuhan ketuanya itu. Seketika konsen Alana berpindah menatap layar ponsel Reyna.
"Itu yang tadi hampir gue tabrak".
Sontak Sasya membulatkan matanya mendengar reaksi Alana. Perhatiannya pun tertuju ke Alana.
"hah?serius lo?".
"iya gue serius".
"terus, dia gimana?"
"ya gue kesel sama dia, kalian tau gak mobil gue disabotase ama dia", cerita Alana.
"maksudnya sabotase gimana sih?coba kalo cerita jangan setengah-setengah", gemes Sasya.
"sabar dong, dari tadi gue ngomong dipotong terus sih".
"iya yaudah cepet".
"kan gue marahin dia abis abisan kenapa bisa berhenti mendadak terus dia jawabnya ketus banget, eh taunya kunci mobil gue direbut terus dia nyelonong masuk ke mobil gue, awalnya gue tahan kan tapi tetep aja dia keras kepala gak mau turun. Daripada gue debat mending gue izinin aja tuh kan, terus kalian tau gak dia bawa gue kemana?".
Reyna dan Sasya kompak menggeleng. Mereka menunggu kelanjutan penjelasan Alana.
"...gue dibawa kerumah dia, sumpah rumahnya bagus banget kek istana, tapi sayang orangnya sok cool, terus dia bilang gue cantik, tapi gue gak mau ambil pusing kan langsung aja gue cabut dari situ".

"SERIUS DIA BILANG GITU KE LO?!", pekik Sasya histeris hingga membuat orang yang berada di sana menoleh ke meja mereka.
"hush kalau ngomong bisa gak usah teriak gitu?sakit kuping gue dengernya. Toa mesjid aja kalah sama suara lo", ucap Reyna seraya mengusap kupingnya yang agak sedikit berdengung.
"sembarangan lo kalo ngomong".
"kalau gue tuli lo mau tanggung jawab?ntar gue ambil rumah siput sama gendang telinga lo kalau itu kejadian".
"udah udah tuh orang orang pada liatin kalian gak mau apa?" , bisik Alana sambil menutup wajahnya karena malu sekaligus kesal kepada kedua sahabatnya yang kalo adu jotos gak pernah mau kalah.

"kalian udah selesai kan makannya yaudah kita bayar terus pergi dari sini daripada kita jadi pusat perhatian terus". Ajak Alana bangkit dari kursinya dan pergi menuju kasir diiringi Reyna dan Sasya yang masih berdebat.
****

"kalian mau langsung pulang nih?" tanya Sasya.
"iya gue capek banget mau hibernasi".
"hibernasi lo kira beruang".
"iya gue beruang apa lo".
"ya bagus dong kalau nyadar".
"heh lo tuh sapi, makan rakus".
"lo tuh beruang, pemalas".
Keributan kembali terjadi membuat Alana pusing sendiri. Ia memutuskan untuk pulang tanpa memperdulikan sahabatnya itu. biarin aja lah nanti juga capek sendiri, batinnya.

Alana mengambil baju bekas ia menginap kemarin dan langsung berpamitan kepada bunda Sasya.
Selepas itu ia masuk mobil dan segera menancapkan gas. Mobil Alana pun berlalu meninggalkan halaman rumah Sasya.

Lelah berdebat Reyna dan Sasya sontak mencari Alana yang tidak kelihatan lagi batang hidungnya.
"alana kemana ya?"Reyna mencari-cari.
"mau gue tau, lo sih bikin ribut mulu jadinya kan Alana terkacangi".
Mereka bertemu bunda di dapur dan bunda bilang Alana sudah pulang.
"kok dia gak izin kita dulu ya?"
"mungkin dia lelah dengar kita debat, jadi ditinggal gitu aja", jawab Sasya.
"yaudah kalau gitu gue juga pamit pulang ya".
"tante, Reyna pamit ya makasih udah mau direpotin he he he", senyum Reyna seraya mencium tangan bunda Sasya.
"hati-hati dijalan lo jangan ngebut ntar nabrak pohon kayak dulu", ingatkan Sasya sambil menahan tawa mengingat kejadian Reyna nabrak pohon dan mobilnya penyok.

"iyaa gausah diingetin gue juga tau kali".
"dah gue pulang, assalamualaikum.
"waalaikumsalam".
Mobil Reyna menjauh dan hilang dipertigaan jalan.
*****
Alana tiba dirumahnya beberapa menit lalu. Setelah ia mandi dan berganti pakaian ia teringat tugas yang belum selesai dikerjakan olehnya. Alana berniat mengambil buku dimeja belajar akan tetapi ketukan pintu menghentikan langkahnya.
"masuk aja gak dikunci kok", sahutnya pada si pengetuk pintu.
Tiba-tiba Arva muncul sambil membawa sebuah buku tulis. Alana mengerutkan keningnya ketika sadar itu buku miliknya.
"i-itu b-buku aku kenapa bisa ada di kakak?".
"nih buku nya".
lalu ia membuka buku tulis tersebut dan terkejut melihat jawaban sudah tertata rapi dengan tulisan yang bagus dibuku tersebut. Seakan tahu Alana butuh penjelasan.
"oh itu jawaban nya udah gue cariin tadi, jadi lo gak perlu repot-repot pusing mikirin",jelas Arva.
"m-makasih bang",ucapnya.
"sama-sama,gausah panggil gue abang, panggil sayang aja gimana hm?,goda Arva dengan kekehan kecil.
Sontak Alana menegang di tempat ia tidak terbiasa dengan situasi seperti ini menurutnya ini membuat dirinya mati kutu. Arva benar-benar suka kepada dirinya. Tidak perduli mereka adik kakak, tetapi bukan kandung. Jadi wajar Arva begitu terpesona dengan kecantikan adik manisnya itu.

"gausah dijawab gue ngerti lo pasti kaget, yaudah gue keluar dulu ya", Arva berlalu dari hadapan Alana dan menengok sekilas sebelum menutup pintu. Ia tersenyum menatap Alana. Yang ditatap malah tidak bereaksi apapun. Setelah kepergian Arva, dirinya yang sejak tadi menahan napas akhirnya mengeluarkan napas dengan cepat. lama lama gue jantungan kalau dijedor terus gitu, huftt.

Alana berniat menceritakan perihal kakaknya itu kepada teman-teman nya tetapi suara bunda kembali mengganggu nya.
"ALANA CEPAT TURUN KE BAWAH KITA MAKAN MALAM SAMA-SAMA" teriak bunda.
"iiyaa bunn sebentar".
duh punya bunda sama sahabat kok sukanya teriak terus ya apa gak kasian sama tenggorokan kan dia kesakitan, yaudah deh gue langsung ke bawah aja daripada kena semprot lalu bisa gawat 7 hari 7 malam gue, gumam Alana.

*****

aku mau ngingetin lagi untuk vote cerita sebelumnya dan part 07 ya, semoga nanti aku bakalan update cepat soalnya sekolah aku mulai aktif jadi agak jarang aku bikin cerita. Diusahan cepat kok, yaudah stay tune aja ya moga ga bosen dan suka sama cerita aku .

tunggu kelanjutannya ya jangan bosen guys:)

Aku nargetin sampai pembaca 400+ baru up cerita lagi ya jadi skuy di  vote sama baca ya semoga suka.

yaudah papayyy~'

NAREGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang