part 02 - mouse

120 37 31
                                    

Vote part sebelumnya yaa!

Hihi selamat membaca semoga sukaa

Jangan bosen juga luv u guyss!!





Regan telah berada dikelasnya. Untungnya guru yang mengajar hari ini berhalangan hadir dan hanya menitipkan tugas kepada ketua kelas dan dikumpulkan minggu depan. Keberuntungan menghampiri Regan lagi.

Segera ia berjalan menuju kursinya yang berada di barisan tengah. Ia duduk bersama sahabat sekaligus anggota inti Gavazars-Bagus Adhitya Bamantara, yang hobi menjaili to the bone, bercanda dikit gpp lh ya. Nama nya sangat berkebalikan dengan sifatnya.

"Tumben amat ketua kopasko yang disiplinnya kebangetan telat, biasanya juga dah nangkring kek jualan gak laku", cecar Bagus.

"Berisik lu Gus, mana sini buku gue yang lu pinjem kemarin?"tanya Regan.

"Elah Reg lu kayak gak tau sifatnya si condet satu ni, pasti dia lupa atau gak ngerjain sama sekali", bukannya Bagus yang menjawab malah Davi menimpali, wakil ketua Gavazars yang menjadi incaran para siswi karena ketampanannya. Sebenernya Regan dan Davi itu sama-sama ganteng tapi berbeda sifat. Regan ganteng sayangnya dingin. Davi ganteng beruntungnya sangat ramah.

Usut punya usut nama "Condet" diberikan teman-temannya kepada Bagus karena hobinya yang suka memelihara tikus curut. Dirumahnya sudah ada puluhan tikus. Dan ada kejadian lucu ketika ia pacaran, dulu mantannya marah luar biasa karena cowok pada umumnya memberikan hadiah berupa coklat, bunga, atau boneka. Lain halnya dengan Bagus, ia malah memberikan sepasang tikus curut kepada Bella, mantan kekasih yang pertama. Itulah penyebab mereka putus karena Bella sangat tidak menyukai dan geli sama yang namanya tikus. Dasar Bagus cowok aneh. ada-ada saja kelakuannya, maafkan ya para readers.

"Sembarangan lu kalau ngomong Dav, so to the ri aje gue dah ngerjain ampe mata gue mau copot", celutuk Bagus.

Sekedar informasi, jawaban Regan yang dicontek Bagus memang benar hasilnya. Akan tetapi, jika murid yang lain hanya menjawab sesingkat-singkatnya.

Lain halnya dengan Regan ia malah satu nomer bisa menghabiskan satu lembar kertas. Sampai jawabannya jadi merembes ke penjelasan yang melenceng dari soal. Tidak sia sia usahanya menulis ia dapat A+. Maklum saja rajin nya minta ampun.

"Yaudah siniin buku gue buruan jangan banyak omong" ketus Regan.

"Sabar yeilah sob ni gue mau ambil dalem tas gak sabaran amat lu jadi manusia", balas Bagus seraya mengambil bukunya serta menyerahkan pada Regan ,langsung disambut cepat olehnya.

"Makasih contekan berjalanku, Abang cinta padamu, ailapiyuw", gombal Bagus tetapi malah dapat toyoran dari Sarga yang baru saja ikut bergabung karena ia tadinya sedang mengerjakan hukuman menulis 10 lembar cerpen--cerita pendek, ketahuan ngobrol sampai ngakak di kelas.

*****
Berbeda halnya dikelas XII-B. Seluruh murid fokus mendengarkan penjelasan dari guru super killer. Mau tak mau mereka harus berkonsentrasi jika tak ingin diceramahi.

"Lan, gue bosen nih dengerin ceramah guru bolot satu ini" bisik Reyna.

Guru yang sedang dibicarakan bernama Bu Rahma, ia memang dijuluki guru killer bin bolot. Selain sifatnya ia juga terkenal dengan hukuman tak main-main.

"Iya Rey sabar aja nanggung bentar lagi juga mau bel istirahat kok" balas Alana juga sama ikutan berbisik.

Rupanya guru itu mendengar percakapan keduanya. Lantas mendekat kearah meja mereka barisan belakang. Sambil menatap garang beliau berbicara,
"Udah ngerti ya semua materi yang ibu sampaikan hm?!!, tegas Bu Rahma.
Membuat Alana dan Reyna mati bicara ditempat. Mampus tamat riwayat gue ketahuan ni guru, ucap Reyna dalam hati.

"Kenapa kalian diam aja? Kalau guru nanya itu mesti dijawab bukan diam kayak patung begini!!",omel Bu Rahma lagi.

Akhirnya Alana yang angkat suara.

"Maaf Bu saya dan Reyna mengakui kesalahan kami, saya meminta maaf atas kesalahan yang kami perbuat bu,lain kali kami tidak berbicara disaat pelajaran berlangsung", jawab Alana dengan tangan bertangkup di depan dada sebagai simbol permintaan maaf.

Bu Rena lantas menatap mereka sambil menggelengkan kepala seraya menjawab

" Yasudah hari ini ibu maafkan lain kali jangan harap kalian bebas dan jangan buat ulah lagi, paham?!!" Ucapnya seraya kembali ke depan kelas untuk kembali menjelaskan materi yang terhenti.

"p-pham Bu jawab mereka berdua tergagap.

Helaan napas lega terdengar dari mulut Alana. Pasalnya ia baru kali ini dimarahi oleh guru. Ia tipe murid yang selalu menurut dan disiplin. Alana pun segera kembali fokus mendengarkan sambil mencatat apa yang menurutnya penting.

Sampai disini dulu guys besok insyaallah author update lagi tapi ga janji ya


NAREGAN Where stories live. Discover now