part 06 - kritis

45 17 4
                                    

Hi all sebelumnya aku mau minta vote dan follow dulu ya sebelum membaca okey terimakasih.

Yang mau mutualan bisa DM IG aku @aisyafadila_ nanti aku respon kok tpi maaf kalau slowrest ya



markaca (mari kamu baca)~
happy reading and enjoy luvv!

Ruangan putih dengan bau obat yang khas ala nuansa rumah sakit tampak ramai oleh cowok-cowok. Mereka baru saja datang sebab mendapat kabar bahwa sang ketua dirawat di sini. Kekompakan geng Gavazars tidak diragukan lagi. Kini mereka cemas menunggu Regan yang tak kunjung sadarkan diri. Banyak pasang selang dan alat bantu lainnya yang menempel di badannya.

"Arga cari mati", geram Sarga. Sebab ia juga marah melihat sahabatnya terbaring lemah di kasur.

Bagus mengangguk setuju
"Pokoknya kita harus bales mereka biar jera".

"Nanti kita diskusi in lagi. Sekarang pantau perkembangan Regan dulu itu yang terpenting",saran Davi.

Semua meng-iyakan ucapannya.

Tak lama terlihat sepasang suami istri semakin dekat menghampiri mereka.
Dengan si istri yang terlihat gusar menggenggam sang suami dengan erat seolah takut terjadi apa-apa dengan anak nya. Ternyata orang tua Regan.

"Gimana keadaan Regan nak?" tanya ibunda Regan kepada Davi.

"Regan belum sadar Tante, tadi kata dokter ada saraf yang rusak di bagian sekitar kepala" jelas Davi.

Ibunda Regan tampak shock. Beliau lantas meneteskan air mata mendengar anaknya tengah kritis di ruang IGD.

"Nak, sini sebentar". Panggil ayah Regan pada Bagus. Karena ia hanya kenal dekat dengan Bagus.

Bagus mendekat dan mendengarkan ucapan ayah Regan sambil menganggukkan kepala.
Setelah selesai ia berjalan kembali menuju teman-teman nya dan meminta kepada semua agar mendoakan Regan yang tengah kritis.

Lantas semuanya menengadahkan tangan dan berdoa dengan khidmat. Keadaan sekeliling seketika sepi. Anggota Gavazars masih setia mengirimkan doa untuk kesembuhan ketuanya itu. Tiba-tiba bel pertanda keadaan gawat darurat berbunyi, membuat semua orang yang berada dikoridor panik. Kemudian Sarga berteriak mencari dokter dan akhirnya bertemu di pertigaan koridor. Dokter bersama suster bergegas memasuki ruangan tempat Regan sedang kritis.Ibunda Regan langsung bergegas hendak masuk namun ditahan oleh suster di ruangan itu.
"Sus izinkan saya masuk, anak saya kritis!" teriaknya.
"Maaf ibu ,silahkan ibu tunggu diluar saja biar dokter yang menangani pasien", jawab suster itu seketika langsung menutup ruangan.

Keadaan kembali tegang dan bendungan tetesan air mata mengalir melewati pipi. Semua orang yang ada disitu tak kuasa menahan tangis. Ibunda Regan yang paling bersedih hingga pingsan.
"Mah, bangun mah" Papa Regan menepuk pipi istrinya. Namun masih tidak sadar.
"Om coba kasih minyak angin" usul Bagus seraya memberikan botol minyak angin kepada ayahnya Regan.
Tak berapa lama akhirnya Mamahnya Regan sadar juga.
*****

Hi guys lama ya?maaf soalnya aku sibuk jadi belum sempat nerusin cerita nya. Dan ini juga ga banyak, aku minta maaf ya guys tapi nanti kalau ada waktu luang segera aku update cerita yang lebih banyak dan seru deh, makasih ya yang udah mau ngertiin aku, love you all

•[Jangan lupa vote and follow cerita sebelumnya dan cerita ini ya, karena itu sangat berharga bagi aku.. makasihh


papayy

NAREGAN Where stories live. Discover now