S A T U

1.9K 127 9
                                    

"Haah.. akhirnya selesai juga."

Y/n meregangkan tubuhnya, setelah berkutat dengan banyak tugas yang diberikan guru di sekolah.

Gadis itu bangkit dari duduknya, lalu pergi. Gadis itu berjalan dengan menulusuri seluruh sudut rumah.

"Kok sepi banget, ya? Kemana semua orang?" bingungnya karena suasanya yang sepi.

Perlahan menuruni tangga, matanya menangkap sosok yang dikenalnya. "Bibi Lee!" Gadis itu berlari menghampiri wanita paruh baya.

Wanita itu menoleh. "Iya, ada apa nona?"

"Kok rumah sepi banget. Dimana semua orang?" tanya Y/n, penasaran dengan kondisi rumah.

"Tuan mengajak nyonya dan yang lain pergi keluar. Saya kira, nona juga ikut bersama mereka tadi."

Mereka pergi tanpa diriku? Hmph, ini pasti ulah si jalang itu! Y/n mengepalkan tangan, dan memejamkan mata guna meredam emosi.

Gadis itu tersenyum tipis. "Begitu, ya. Terimakasih sudah memberitahuku, bibi."

Bibi Lee mengangguk, lalu melanjutkan pekerjaannya.

Y/n kembali ke kamarnya dengan  suasana hati yang buruk.

Tubuhnya mendarat ke atas kasur dengan bebas, lalu menggerutu.

"Dasar! Bisa-bisanya ayah pergi dengan jalang itu, dan meninggalkanku di rumah!?

"Apa ayah sudah kehilangan akal? Apa wanita itu sudah mencuci seluruh otak ayah!.

"Aarrgh!! Memikirkan jalang itu sungguh membuatku kesal!"

Y/n melempar bantal ke sembarang arah, lalu menatap langit-langit kamar.

Tes!

Air mata mengalir dan membasahi seluruh pipi Y/n.

Namanya Moon Y/n. Dia adalah putri sulung dari keluarga Moon. Di dalam dirinya terdapat darah campuran Korea-Indonesia.

Ibunya yang berasal dari Indonesia, menikah dengan salah satu Idol Korea yang terkenal pada masanya.

Ibunya bernama, Amira Shofiyah. Beliau telah meninggal saat Y/n berusia 5 tahun.

Setahun setelah kematian ibunya, Ayah Y/n, Moon Woojin. Menikah lagi dengan wanita yang bernama, Shin Naerim.

Y/n yang waktu itu melihat ayahnya membawa Naerim ke rumahnya, tidak menyukai kehadiran wanita itu. Y/n membenci wanita itu, karena dia benar-benar licik dan keji.

Wanita itu tidak memiliki hati nurani, karena dia pernah memperlakukan Y/n sebagai pembantu saat bibi Lee sedang ambil cuti.

Wanita itu memiliki seorang putra dan dua orang putri. Putranya bernama Jiho Moon, dan putrinya bernama Yuna Moon dan Suna Moon, mereka berdua adalah anak kembar dari ayah Y/n dan wanita itu.

Dulu, waktu si kembar lahir. Y/n merasa sangat gembira memiliki adik perempuan. Y/n pikir, dia akan memiliki teman untuk bermain di rumah.

Tapi sayangnya, hari itu menyadarkan Y/n bahwa ...

Flashback on

"Kenapa kau menyentuh putriku, hah!" Marah Naerim menepis tangan Y/n membuat gadis itu terjatuh.

Y/n meringis. "A-aku hanya ingin memegang tangan adikku---!"

Naerim melongo. "Adikmu!? Haha, lucu! Sejak kapan aku memiliki anak sepertimu, hah!"

"K-kan, ibu Naerim menikah dengan ayah, dan aku adalah putri ayah. Jadi, aku juga anak ibu Nae---!" ucapan Y/n terhenti, ketika kerah bajunya ditarik oleh Naerim.

"Heh! Ingat ini baik-baik." Naerim menatap Y/n tajam. "Aku memang menikahi ayahmu, tapi aku tidak pernah mau menganggapmu sebagai anakku. Dan juga, anakku hanya Jiho dan putri kembarku ini! Kau paham!! " Setelah mengucapkan itu, Naerim melempar Y/n ke lantai .

Tubuh mungilnya menghantam lantai untuk kedua kalinya. Ia mencoba bangkit, dan pergi dari ruangan itu dengan hati tersayat.

Flashback off

... Y/n tidak pernah dianggap olehnya.

Sejak hari itu, Y/n bersumpah. Dia tidak akan pernah berbaik hati kepada wanita itu, meskipun statusnya adalah ibu tiri.

💠💠💠

Y/n makan malam sendirian, karena penghuni yang lain belum pulang ke rumah.

Sejujurnya, Y/n tidak memiliki nafsu makan. Namun, bibi Lee bersikeras memintanya makan, atau wanita itu tidak akan pulang sebelum Y/n makan malam.

Y/n makan dengan cepat, agar bibi Lee bisa pulang dengan tenang, dan dirinya bisa istirahat.

Setelahnya, Y/n kembali ke kamar. Namun, langkahnya terhenti ketika matanya menangkap sesuatu.

"Sepertinya kalian sangat senang bermain di luar, hingga pulang terlalu larut, ya." Y/n menyilangkan tangan di dada, dan menatap kedatangan si kembar dan ibu tirinya. Wanita itu menatap tajam, yang mana hal itu dibalas lebih tajam oleh Y/n.

Naerim tersenyum miring. "Yuna, Suna. Ayo kita ke kamar, kita harus merapihkan barang belanjaan ini," ucapnya yang sengaja dikeraskan.

"Ayo, bu. Kita harus cepat. kalau tidak, ka Y/n akan iri." Setelah mengatakan itu mereka bertiga pergi ke kamar.

Y/n memutar bola matanya. Lelah dengan pasangan ibu dan anak itu.

"Kau belum tidur, Y/n?"

Y/n tersentak, dan mendapati ayahnya.

Y/n tersenyum lembut. "Belum, ayah. Aku baru selesai makan tadi."

Woojin mengacak-acak rambut Y/n. Merasa gemas dengan setiap tingkah laku anaknya itu.

"Ayah! rambutku berantakan, hmph!" Y/n cemberut, lalu merapihkan rambutnya.

"Putri ayah imut sekali!" Woojin terkekeh. "Istarahatlah, ayah tahu kau pasti lelah."

"Kalo begitu, aku pergi dulu." Y/n mencium pipi Woojin sekilas. "Selamat malam, ayah." Gadis itu pergi setelahnya.

Woojin tersenyum lembut. "Selamat malam, Y/n."

Y/n memasuki kamar, dan merebahkan tubuhnya yang lelah di ranjang.

"Hah, nyamannya ....

"Semoga besok menjadi hari yang baik untukku."

Y/n menutup matanya, bersiap  menuju alam mimpi.

"Selamat malam, ibu," lirih gadis itu, dan perlahan-lahan terlelap.

💠💠💠

"Hausnya ...."

Y/n membuka matanya, lalu meraba nakasnya guna meraih ponsel.

02.36 AM

Hari sudah pagi. Y/n beranjak dari kasur untuk mengambil minum.

Perlahan menuruni tangga,  dan pergi menuju dapur dengan mata yang sedikit tertutup.

Sampai di dapur. Gadis itu meminum beberapa gelas air, karena sangat haus.

Dahaga hilang, kantuk kembali datang. Y/n kembali ke kamar berniat melanjutkan tidurnya.

Kakinya berjalan menaiki tangga, sambil memegangi kepala yang tiba-tiba terasa sakit. Y/n meringis tatkala rasa sakitnya begitu menyiksa dirinya.

Tiba kakinya menginjak anak tangga terakhir, kesadarannya menghilang. Y/n kehilangan keseimbangan, lalu terjatuh ke lantai utama.

Di detik-detik terakhir, Y/n merasa kepalanya tergenang cairan, yang mana itu adalah darah. Darah miliknya.

Y/n tidak percaya, kalau dirinya akan berakhir seperti itu, dan rasanya ia ingin menertawai kematiannya.

Seorang gadis yang mati karena bangun di pagi hari, dan dengan cerobohnya terjatuh karena tidak bisa menahan kantuknya. Haha, lucu sekali, pikirnya.

Ibu, sepertinya aku akan bertemu denganmu.

Betapa bahagianya Y/n, ketika menyadari hal itu. Setelah ini, dia tidak akan diperbudak oleh si jalang itu, tidak dihina oleh si kembar, dan tidak di acuhkan oleh semua orang.

Second Opportunities | Boboiboy 🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang