17

4.9K 704 46
                                    

Pagi yang indah, langkah Kalea terasa ringan melewati lantai gedung kantornya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi yang indah, langkah Kalea terasa ringan melewati lantai gedung kantornya. Jelas terlihat aura bahagia dari wajah Kalea yang bersinar. Tak ada bekas wajah pasien yang baru keluar rumah sakit. Hanya ada bibir yang terus tersungging.

Dia menyapa teman seruangan dengan nada ceria. Terlalu bahagia sampai mengabaikan tatapan orang-orang padanya. Jena yang penasaran langsung mendekati meja Kalea.

"Lo ceria amat? Pak Owen mau nikahin lo, ya?"

Kalea mengerutkan kening bertepatan dengan bokongnya yang menempel kursi. Dia menarik kursi mendekati meja dan mengeluarkan ponselnya dari tas. "Maksud lo?"

"Lo nggak hamil, kan?"

"Ha.... Hamil? Gimana gue bisa hamil?"

Jena menghela napas, lega. "Tebakan gue bener. Gue yakin lo nggak hamil. Mana mungkin lo hamil tiba-tiba."

"Hamil gimana maksud lo?"

"Orang-orang kantor tuh ngira lo hamil sama Pak Owen."

"Hah? Gimana ceritanya gue digosipin hamil. Lama-lama pada nggak masuk akal bikin ceritanya."

"Lo sih pakai muntah segala di ruangan Pak Owen."

"Kok lo nggak bilang dari kemarin?"

"Gue nggak mau lo kepikiran aja, kan lagi di rumah sakit. Masa gue cerita, yang ada lo bukannya sembuh, asam lambung makin naik."

"Bodo amat sama gosip, gue mah udah kebal dari dulu jadi bahan gibah orang-orang kantor." Kalea menyeruput Teh Kotak dingin yang dia bawa. Tak peduli dengan omongan orang yang tiada henti. Dia hanya heran kenapa selalu dia yang jadi bahan gosip?

"Lo nggak ada, kemarin Bu Rima kerja beneran dan bikin orang seruangan ikut ribet. Sumpah gue pusing sendiri ngeladeni. Dia yang meeting gue yang pontang-panting."

"Selamat kalau begitu."

"Sial!"

"Balik, gih! Tuh Bu Rima udah dateng," bisik Kalea yang melihat Bu Rima masuk ke ruangan.

Kalea menyalakan komputer, sambil menunggu layarnya siap dia mengingat betapa manisnya perlakuan Bintang. Perhatian Bintang masih sama hingga semakin menebalkan perasaannya.

"Pagi," sapa Bintang memasuki ruangan Kalea. Seisi ruangan seketika berdiri dan menyapa balik termasuk Kalea.

Kalea masih belum bisa melupakan Bintang dengan polo shirt dan celana panjang warna khaki semalam. Tapi kali ini Bintang terlihat lebih gagah di matanya dengan setelan jas. Sosok yang sempurna untuk mengetarkan hati Kalea di pagi ini.

Meski Bintang datang untuk menemui Bu Rima tapi Kalea senang bisa melihat Bintang di kantor sepagi ini. Dia hanya tak tahu jika Bintang memang berniat untuk melihatnya, karena itu Bintang datang sendiri menemui Bu Rima.

Kalea dalam Dekapan BintangWhere stories live. Discover now