ARCANE 04

13 6 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Orang-orang berdecak iri melihat pemandangan pasangan di hadapan mereka. Pasangan yang mereka maksud adalah Leo, Lea, dan Azurra. Zurra telah menyelamatkan tas Leo dari pencuri dan sebagai tanda terimakasih Leo mengajak Zurra bermain bersama adiknya, Lea.

Leo, Lea, dan Zurra tidak menyadari bahwa mereka sekarang menjadi pusat perhatian. Leo tertawa melihat muka Zurra yang belepotan tanah, bahkan bajunya pun sudah berubah warna. Zurra sedang membangun istana dari tanah bersama Lea, sedangkan Leo bertugas mengangkut tanah.

"Ssh, sakit."

Leo menoleh dan langsung memegang tangan kiri Zurra.

"Diam!"

Leo membuka mata kiri Zurra dan meniupnya dengan pelan.

"Coba buka pelan-pelan."

Zurra mengerjap-ngerjapkan mata. Beberapa saat kemudian bibirnya tertarik ke atas. Ia mendongak dan saat itu juga bola mata birunya bertubrukan dengan bola mata Leo yang berwarna hazel. Tiba-tiba Zurra memukul kepala Leo dan berisghfar, sedangkan Leo mengumpat.

"Sakit anjir!" umpat Leo.

"Sorri-sorri."

"Tanggung jawab lo."

"Memangnya aku menghamili kamu?"

"Pokoknya tanggung jawab."

Lea tertawa melihat kakaknya dan kak Azu berantem. Ia menonton mereka sambil mengulum permen lollipop.

"Dih, ogah banget."

"Oke."

Leo menarik ujung jilbab Zurra. Zurra pun membalas dengan meninju lengan Leo. Alhasil kini keduanya saling adu jotos. Orang-orang mendekat untuk menonton. Keringat mulai membasahi baju Leo dan Zurra. Namun, keduanya masih lanjut berantem. Sampai mereka jatuh ke tanah. Keduanya saling berpandangan kemudian tertawa.

"Huuuh. Enggak asik." Para penonton kecewa dan meninggalkan keduanya.

"Lah kenapa mereka yang marah?" tanya Zurra.

"Entah."

"Kak Leo cocok banget sama Kak Azu. Kak Azu, nanti nikahnya sama Kak Leo saja, ya?"

"Hah?!"

💫💫💫

Zurra menggigit bantalnya gemas. Ingatan beberapa jam lalu terus muncul di otaknya. Entah kenapa hatinya menghangat dan bibirnya selalu tersenyum. Tangannya meninju-ninju ke atas lalu berteriak kencang. Untung saja kamarnya kedap suara, kalau tidak, mungkin dia dikira gila. Ia mengambil boneka minion yang bernama Kevin dan melampiaskan kegemasannya ke boneka itu.

Zurra berhenti bertingkah karena tenggorokannya kering. Ia pun menuju ke dapur. Namun, langkahnya terhenti di ruang tamu. Ia melangkah mengendap-endap.

"Dor."

"Ayam kejedot pintu."

"Pfft, hahahahaha."

ARCANE Where stories live. Discover now