Self Healing

21 5 2
                                    

Materi

Tidak banyak yang akan saya sampaikan perihal self healing yang menjadi tema seminar kita malam ini. Terlebih saya pun masih cukup kesulitan untuk menerapkan self healing pada diri sendiri. Ah, jadi bagaimana mungkin saya bisa menyampaikan hal krusial macam ini pada teman-teman semua, sementara harus dalam posisi berpura-pura bahwa saya healed?

Mungkin di sini saya hanya ingin mengingatkan kita semua. Ya, terutama diri saya sendiri.

Self healing terbaik adalah mencintai diri sendiri. Dengan tidak hanya menerima lebih yang kita miliki, namun juga menerima segala kurang yang kerap menjadi jurang di dalam pikiran kita sendiri.

Self healing terbaik adalah memulai damai dengan diri sendiri. Meski genderang perang dari rasa iri yang tumbuh kian berdering nyaring, meski rasa tidak percaya diri sebab kekurangan yang kita miliki semakin membuat kita pening. Namun, perlahan meski harus merangkak, pada akhirnya kita mampu memaafkan segala cela yang selalu tersimpan di sekujur jiwa kita.

Self healing terbaik adalah mendekatkan diri dengan memangkas jarak antara kita dan Tuhan Sang Pencipta. Lalu mengingatkan diri sendiri bahwa kita adalah makhluk-Nya yang paling sempurna. Bukankah manusia memang makhluk paling sempurna yang Tuhan ciptakan?

Memang, tak jarang kita terluka oleh berbagai macam goresan laku. Bahkan semuanya akan berujung dengan menyalahkan diri sendiri terutama kekurangan yang kita miliki. Sungguh, luka itu timbul tak jauh karena ekspetasi yang kita ciptakan sendiri. Dan kemudian berlainan dengan realita yang tak pernah kita kehendaki.

Tapi semua itu bukan tanpa alasan, dan kita pun tahu bahkan mungkin sebagian dari kita akan merasa bosan mendengar alasan Tuhan menciptakan luka tak lain untuk memberikan pelajaran berharga bagi kita, mendewasakan kita dari segala cara tak terduga yang Tuhan beri, menguatkan kita dengan cara jauh dari kehendak kita. Namun Tuhan selalu mempunyai cara untuk membuat kita menertawakan masa-masa penuh luka yang berhasil kita lalui. Tepat di mana kita telah menjadi manusia yang seutuhnya, menjadi manusia yang telah dikehendaki Tuhan untuk menghuni nirwana-Nya ketika harus kembali pada-Nya.

Oh iya, self healing terbaik lainnya adalah self care. Ya, memedulikan diri sendiri —dalam artian kita tahu kapan harus egois dan kapan harus berkorban untuk orang lain— dengan cara menghargai diri kita yang terlampau berharga ini. Di mana kita menyediakan waktu luang terutama untuk mengenal diri sendiri; memahami keinginan diri yang rasanya mustahil dan selalu berbanding terbalik dengan keputusan Tuhan; mengakui kekurangan kita meski begitu sulit, apalagi mengakui itu memang pekerjaan yang sulit. Sehingga mengharuskan kita untuk belajar dan kita harus bersabar. Sebab, setiap waktu adalah belajar.

Dan bagi teman-teman yang muslim/muslimah, untuk self healing teman-teman bisa ingat-ingat dengan isi yang terkandung dalam QS. Yunus ayat 57 dan QS. Fussilat ayat 44.

QnA

Question:

Selamat malam, Kakak Pemateri; Moderator; Jajaran Admin; dan Member yang saya cintai walaupun belum kenal.

Kak, mau tanya, dong. Di antara beberapa self healing tadi, self healing terbaik manakah yang pertama kali kita harus terapkan, dan yang paling berpengaruh itu self healing yang mana?

Itu aja sih, Kak, yang mau aku tanyakan, gak usah panjang-panjang kali ya, takutnya dilantik jadi reporter ntar.🤣

Answer:

Self healing terbaik yang mestinya menjadi paling utama untuk diterapkan adalah mendekatkan diri pada Tuhan. Sebab Tuhan pemilik segalanya, sekalipun hati yang ada dalam tubuh kita. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa Tuhan adalah obat terbaik bagi kita.

Btw, saya juga nggak mau jawab panjang-panjang karena takut direkrut jadi khotib di masjid.😆

Question:

Assalamualaikum, Kak, izin bertanya.

Bagaimana tanggapan Kakak tentang self healing yang melukai diri sendiri, ketika kita depresi atau teringat akan masa lalu, lalu kita melukai diri dengan menyilet tangan atau melukai anggota badan lainnya?

Sekian, terima kasih.

Answer:

Hai, Siska.🌻

Melukai diri sendiri itu bukan self healing, melainkan self injury.🥲

Jangan salah, ya. Karena self healing itu keadaan di mana kita sedang amat sangat terpuruk sekali, namun hebatnya kita mampu bertahan di keadaan yang kemudian hari setelah kita melewati keterpurukan itu akan menjadi bahan tertawaan diri sendiri.

Jadi menurut saya bahkan menurut seluruh makhluk bumi yang berhasil melewati masa sulitnya, self injury yang berkedok self healing seperti itu sangatlah salah. Kenapa salah? Karena kita lupa akan adanya Tuhan yang memberikan masalah itu sendiri kepada kita, dan semua itu bukan tanpa alasan. Justru sebaliknya. Tuhan memiliki alasan hebat karena ingin hamba-Nya hidup dalam kemuliaan dari ujian yang Tuhan beri.

Memang, dalam posisi tertentu ketika kita terluka dengan amat sangat, rasanya lebih baik melukai diri sendiri. Namun hal itu tidak akan pernah membuat kita pulih dari kepiluan yang semakin perih. Sementara saat kita kembali mengingat Tuhan dan menumpahkan segala luka (maupun bahagia) pada-Nya, semua akan terasa lebih ringan (dan lebih kekal).

Question:

Assalamualaikum, Kak. Salam kenal, Kak. Menurut Kakak apa yg harus dilakukan saat hati kita terluka?

Answer:

Wa'alaikumussalam. Salam kenal juga.🍀

Menurut saya singkat dan sederhana saja, yaitu sabar, sadar, dan ikhlas.

Sesederhana itukah?

Iya, sederhana. Meski untuk melakukannya setengah mati.

Sabar, saat kita tertimpa musibah. Sadar, pada alasan Tuhan memberi luka itu pada kita. Ikhlas, percaya bahwa Tuhan akan kembali memulihkan kita.

Question:

Maaf, Kak, izin bertanya. Bagaimana tentang kita yang lebih memilih benci diri? Saat seharusnya kita kecewa sama orang lain, tapi saya gak bisa, saya malah lebih kecewa sama diri sendiri. Itu gimana ya, Kak? Tolong penjelasannya dan terima kasih.

Answer:

Nggak apa-apa kita benci diri sendiri. Karena dengan cara itu, kelak kita akan mampu mencintai diri sendiri. Nggak apa-apa kita kecewa sama diri sendiri. Karena dengan itu kita akan tahu bagaimana cara membuat diri sendiri bangga.

Nggak apa-apa, saya pun nggak akan menyalahkan. Namun dengan catatan kalau kita mau memaafkan diri sendiri; mau memberi kesempatan pada diri sendiri untuk memperbaiki semuanya; mau menjadi diri sendiri dan nggak takut lagi sama hal yang nggak nyata dan timbul dari pikiran kita sendiri.

Tips & Trik Tipis MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang