Meracik Bumbu Uwu yang Anti Mainstream pada Genre Teen Fiction

174 17 2
                                    

(Materi)

Sebelum lebih jauh, saya akan menjelaskan sedikit mengenai genre satu ini. Dalam bahasa Indonesia, teen fiction adalah fiksi remaja, yakni genre yang menceritakan seputar kehidupan remaja, lika-likunya menjalani kehidupan sebagai remaja. Biasanya memiliki target pembaca antara usia 13-25 tahun.

Nah, selanjutnya bagaimana cara meracik bumbu uwu untuk cerita dengan genre yang satu ini? Ada beberapa poin penting yang sudah saya rangkum berikut ini:

1. Pahami genre teenfiction.

Pertama-tama dan yang paling utama adalah coba kamu pahami genre cerita ini yang biasanya berfokus pada proses jatuh cinta seorang remaja juga perkembangan emosi yang dialami oleh seorang remaja dalam mengatasi segala lika-likunya sebagai seorang remaja.

2. Mencari referensi yang satu genre.

Kamu bisa mempelajari genre dari cerita remaja yang paling laris. Ini bisa membantu kamu untuk mengembangkan karakter uwu yang anti mainstream versi kamu sendiri. Kamu bisa memodifikasi keuwuan yang ada pada alur cerita tersebut dengan alur cerita yang ada pada kehaluanmu.

3. Riset dan analisis.

Kamu harus meriset sekaligus menganalisis terhadap tokoh utama dan orang yang dicintainya. Bagaimana perkembangan dari tokoh utama yang membahas sisi gelap dari kehidupan remaja, seperti kesepian, isolasi, dan problematika berat yang dialaminya.

4. Tentukan konflik.

Cerita uwu yang keren wajib memiliki problematika yang menegangkan dengan alur yang jelas. Konflik tidak perlu rumit, tapi penulis harus bisa menguasai konflik yang ditimbulkan dalam ceritanya. Konflik dalam cerita bisa juga berupa saling benci satu sama lain. Mungkin ini akan terasa klise, tapi kalau penulis percaya mampu membawakan konflik cerita yang berbeda, saya rasa tidak perlu khawatir.

5. Tentukan akhir cerita.

Posisikan diri kamu sebagai pembaca yang menginginkan akhir cerita yang epik. Sebagai pembaca, apa kamu puas dengan akhir ceritanya? Apa kamu merasa akhir cerita itu terlalu cepat atau lambat sehingga mudah ditebak? Perhatikan bagaimana kamu menulis cerita tersebut untuk menyatukan setiap bab dan menciptakan akhir yang wajar?

6. Ciptakan tokoh utama.

Coba buat tokoh utama yang menarik dan unik sehingga mampu membuat pembaca tetap setia pada cerita yang kamu tulis. Ketika menciptakan tokoh utama, usahakan untuk menghindari teritori klise atau familier, karena ini akan membuat pembaca merasa biasa pada cerita yang kamu tulis. Hindari juga menulis plot yang seperti sudah diatur agar tokoh mendapatkan segala yang diinginkan, karena akan membuat peran tokoh utama jadi tidak uwu alias datar kayak papan ujian.

7. Kembangkan tokoh yang menjadi sasaran cinta tokoh utama.

Untuk mengembangkan tokoh satu ini bukan dengan cara mencampurnya dengan pengembang pada adonan kue, melainkan kamu bisa menampilkan sasaran cinta yang menawan, uhuy! Seperti dengan fisik yang menarik yang mampu memberikan kecemasan dan masalah seperti yang dialami oleh tokoh utama. Fisik menarik bukan berarti si tokoh ini cakep baday seperti Anya Geraldine, ya, melainkan dalam artian fisik yang mampu menarik perhatian pembaca.

8. Pikirkan bagaimana keduanya bertemu.

Pada bagaian ini penulis wajib menghindari situasi yang akan membuat cerita menjadi klise, seperti cinta pada pandangan pertama atau bagaimana tokoh utama yang mampu memikat tokoh yang menjadi sasaran cintanya dengan setengah mati. Meski kedua tokoh ini harus segera terhubung, tetapi sebaiknya tidak harus segera iyes. Karena satu kesalahan dalam cerita remaja ini kedua tokoh langsung saling menatap seperti tersengat belut listrik yang kemudian tiba-tiba merasakan jatuh cinta.

Tips & Trik Tipis MenulisWhere stories live. Discover now