Generating Confidence in Publishing Writing

29 9 0
                                    

(Materi)

Singkat cerita saya pernah mendapat nasihat dari seorang editor pada sebuah acara workshop yang mengatakan bahwa, “Jangan jadi penulis jika kamu malu untuk posting tulisanmu di sosial media.” Ini editor yang ngomong, bukan saya. Dan dari kata-katanya cukup menohok saya yang kala itu begitu malu untuk posting tulisan. Sampai akhirnya dari dalam diri seperti ada sosok yang berteriak menggema. Sosok itu berteriak keras tanpa tahu perasaan saya kala itu. "Udah, jangan jadi penulis kalo malu sama tulisan sendiri!" teriaknya tepat mengisi ruang pikir saya.

Ah, iya. Tidak perlu malu dengan apa yang sudah kita mulai.

Lantas bagaimana kalau kita mendapat judgment? Anggap saja itu sebagai pengingat agar kita tidak merasa bangga diri dengan cara yang berlebihan selama di proses yang sedang kita jalani.

Mengenai judgment yang kerap dialami oleh penulis ketika berkarya dan bahkan pelakunya adalah orang-orang terdekat, terima saja apa yang mereka katakan terhadap karya-karyamu, lalu ucapkan terima kasih karena masih sempat-sempatnya memperhatikanmu berkarya dan selanjutnya lupakan, kemudian kembalilah menulis. Asah kemampuanmu untuk membayar semua yang mereka ucapkan, buktikan bahwa kamu bisa menjadi penulis yang patut dibanggakan. Tak usah terlalu kamu pedulikan dengan lontaran kata yang mereka lempar kepadamu.

Saran saya, kalian harus percaya pada kemampuan diri. Percayakan kemampuan diri kalian dengan sepenuhnya. Lalu bagaimana jika perasaan ragu itu datang dan mengoyak-ngoyakkan segala hal yang sudah kita tata? Anggap saja itu sebagai pengingat mengenai sudah seberapa keras kamu berjuang, sudah seberapa jauh kamu melangkah, sudah seberapa banyak yang kamu korbankan, serta sudah seberapa hal lainnya yang mampu membuatmu bertahan hingga sejauh ini. Selain itu, bisa jadi pengingat akan adanya rintangan yang lebih sulit dari sebelumnya yang membuatmu harus lebih bersiap-siap untuk menghadapinya.

Ada beberapa cara untuk membangkitkan kepercayaan diri dalam mempublikasikan karya ke jejaring sosial, di antaranya:

1. Jangan berlebihan, untuk menunjukkan karya yang kalian buat. Karena justru hal itu membuatmu terkesan tidak percaya diri dan di sisi lain merusak kredibilitasmu sebagai penulis. Sifat berlebihan pun akan membuatmu tidak disegani oleh khalayak. Sederhananya alias mode gibahnya seperti ini, "Siapa, sih, yang suka sama orang yang selalu berlebihan?" So, cukup tunjukkan karyamu pada khalayak dengan cara yang sederhana bahwa karyamu pun layak untuk dipertunjukkan ke dunia luas.

2. Hindari bahasa yang tidak pasti, sebab bahasa yang seperti ini akan membuat pernyataan yang kamu buat kurang to the point. Memang, kadang itu akan terasa lebih sopan jika dinyatakan dalam ketidaksetujuan atau kritik. Namun pada kenyataannya malah memberi kesan tidak percaya diri kepadamu. Contohnya seperti beberapa kata yang perlu diperhatikan yang menunjukan bahasa tidak jelas, yaitu:

Saya pikir ....
Sara merasa ....
Akan lebih bagus jika ....
Umumnya ....
Biasanya ....
Pasa dasarnya ....
Saya Seharusnya ....

3. Lakukan riset, untuk mendapatkan bukti-bukti pendukung bagi karya-karyamu. Mungkin rasa tidak percaya diri yang kamu alami karena bukan profesional atau kurang berpengalaman sehingga merasa tidak punya kompentensi untuk menjelaskan suatu gagasan atau ide mengenai topik tertentu. Karena tulisan berdasarkan riset, seharusnya penulis tidak akan lagi minder atau merasa kalau tulisannya jelek. Jika memang dibutuhkan, kutiplah kata-kata orang berpengalaman di bidang yang kamu tuju, sehingga kamu bisa lebih percaya diri dengan opini atau gagasan yang kamu sampaikan pada konflik cerita.

Cukup sekian dari yang bisa saya sampaikan, karena selebihnya saya lebih tertarik dengan diskusi. Bukankah komunikasi adalah cara terbaik untuk berinteraksi juga saling memberi manfaat? Nah, jadi silakan bilamana ada suatu hal atau pertanyaan yang ingin disampaikan.

***

(

QnA)

Question:

Kak, menurut Kakak pribadi riset itu apa, sih, Kak? Mohon dijelaskan.🙏🏻😇

Answer:

Menurut saya pribadi, riset adalah kunci untuk pulang dari sebuah perjalanan panjang, dari sebuah kelana kelam. Kenapa saya sebut begitu? Karena singkatnya, jika tidak ada riset dalam tulisan yang kita buat, kita akan semakin menjauh dari kebenaran. Jadi, riset itu penting. Bahkan saking pentingnya bisa disebut sebagai nyawa dari sebuah tulisan.

Question:

Bagaimana cara kita menanggapi komentar atau kritik orang terhadap kita? Kita sudah menutup kedua telinga dan melanjutkan lagi langkah, tapi kritik itu terus saja terbayang, membuat saya kadang berfikir 'sudahlah akhiri saja'. Bagaimana tanggapannya? Mohon di jelaskan.🙏🏻😇

Answer:

Sekali-kali hindari kata, "Sudahlah akhiri saja." Apalagi jika menjadi penulis adalah mimpi terbesarmu. Lakukan saja, terus lakukan. Perihal kritikan orang-orang terhadap karyamu, seperti yang saya sampaikan di atas. Dengarkan saja dan cukup ucapkan terima kasih, karena mereka mau repot-repot mengkritik karyamu tanpa harus dibayar. Setelah itu, belajar untuk melupakan semua ucapan-ucapan menyakitkan dari mereka, dalam hal ini berarti kamu harus berlatih memfokuskan diri terhadap cita-citamu sebagai penulis. Selanjutnya, tak perlu hiraukan mereka lagi. Anggap saja angin sejuk yang kemudian cepat berlalu.

Di bagian ini, ujian menjadi sukses memang cukup berat. Namun, bukan berarti kita tidak bisa, kan?

Question:

Kak, suatu hal yang buat Kakak down selain insecure sama tulisan Kakak apa, ya, Kak?🙏🏻😇

Answer:

Satu hal selain insecure bagi saya adalah kadang kesal sama tulisan sendiri. Bahkan pernah beberapa hari yang lalu saya merasa kalau kemampuan menulis saya menurun. Dan selama berhari-hari saya memikirkan, apa penyebab dari semua itu? Sampai akhirnya saya mendapatkan sebuah jawaban yang nggak sengaja saya dapatkan di salah satu snap gram. Tulisan tersebut menyatakan bahwa kemampuan menulis menurun terjadi karena kurangnya asupan baca buku. Dan setelah saya pikir-pikir, ah iya, bisa jadi karena memang saya kurang membaca. Kebetulan juga memang belakangan ini cukup disibukkan dengan beberapa pekerjaan.

Question:

Kak, mau tanya gimana rasanya percaya diri sama diri sendiri, rata-rata banyak yang gak pede gitu, Kak?

Answer:

Sederhananya kamu harus percaya dengan kemampuan yang kamu miliki. Jangan sekali-kali ngeraguin apa yang sudah kamu mulai. Apalagi yang kamu mulai itu prosesnya dari nol. Jika ragu, coba kamu mempercayai diri sendiri bahwa kamu bisa. Buktikan pada diri sendiri bahwa kamu sanggup untuk melakukan hal hebat yang kamu mulai dari titik nol. Pupuk terus rasa percayamu dengan usaha-usaha kerasmu. Lagipula, hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha, bukan?

Question:

Kak, bagaimana cara kita untuk memberikan konflik yang tepat untuk cerita fiksi remaja. Yang masuk akal gitu, Kak?

Answer:

🍃Berikan konflik yang kamu kuasai.
🍃Selanjutnya peka terhadap lingkungan guna membantu kamu menanam konflik yang tepat.
🍃Jangan lupa susun juga outline atau sinopsis cerita yang akan kamu tulis, karena ini cukup membantu kamu untuk menentukan konflik seperti apa yang tepat untuk karyamu.
🍃Selanjutnya, bacalah buku lebih banyak dari orang lain, karena ide unik itu datang saat kamu banyak baca buku. Dengan catatan, buku yang kamu baca harus beda dari yang lain.
🍃Riset, karena ini akan lebih bisa menghidupkan alur cerita yang kamu tulis.

Source: Berbagai media informasi.

Tips & Trik Tipis MenulisWhere stories live. Discover now