(Nama) mengangguk setuju dengan ucapan Mitsuya.

"Takacchi benar," sahut (Nama). Beberapa pasang mata menatap gadis itu. (Nama) menaruh jari di dagunya. "Jika Madarame Shion, pemimpin Black Dragon generasi ke-9 disebut 'anjing gila', maka Taiju lebih pantas disebut ... mm..," (Nama) kesulitan mencari perumpamaan.

(Nama) menjentikkan jarinya.

"Beruang gila," sambung gadis itu.

" ... "

"Pfft--"

(Nama) segera menoleh pada pelaku yang menertawakannya. Hanma menutup mulutnya sambil melambaikan tangan ke depan.

"Pfft-- jangan hiraukan aku, lanjutkan saja pfft-ahaha."

Gadis itu menatap tajam pada sosok Hanma yang terus mencoba menahan tawanya.

"Apa sih yang kau katakan?" Draken malah menatap aneh (Nama) lagi. "Jangan bilang kau sedang sakit hari ini? Makanya daritadi ucapanmu aneh terus."

"Ya apa lagi? Kau pikir dari tadi aku melawak? Ahaha, begitu?!" dengus (Nama) disertai tawa datar yang disengaja.

(Nama) bersedekap kesal. "Terserah kalian saja, mau percaya atau tidak. Aku dan Hanamichi sendiri sudah merasakan tinjuan dan tendangan Taiju secara langsung. Yang jelas, generasi saat ini berbeda dengan yang lalu. Kita harus lebih hati-hati."

"Satu-satunya yang sama dari dua generasi ini hanyalah kekejaman mereka dalam mengelola geng," sambung (Nama) dengan nada serius. Semuanya setuju dengan ucapan gadis itu.

Mucho bergerak mendekat pada Hakkai dengan tatapan mengintimidasi. "Hakkai, apakah kau bertingkah sebagai mata-mata Black Dragon? Dasar bajingan."

(Nama) menyipitkan matanya melihat hal itu. Dapat gadis itu lihat Takemichi ikut maju.

Ditambah Smiley sepertinya kembali tersulut emosi. "Kau adiknya pemimpin Black Dragon, kan?!"

"Mencoba menyembunyikannya dari kami, heh?!" Mucho menatap tajam Hakkai yang hanya terdiam tanpa bisa menjawab.

Takemichi menelan ludahnya. Ia melirik (Nama) meminta pertolongan, tapi gadis itu ternyata tidak sedang melihatnya. "Tu-tunggu dulu sebentar," potong Takemichi memberanikan dirinya menghentikan sikap Mucho.

Netra kebiruannya menatap Mucho dan Hakkai. "Hakkai tidak bermaksud untuk--"

"Tutup mulutmu, sialan," potong Mucho dengan wajah tidak suka. Matanya melirik tajam pada Takemichi, membuat pemuda itu langsung terdiam.

Mucho kembali menaruh perhatiannya pada Hakkai, tapi sebuah tangan menepuk bahunya. Mucho kembali menoleh. "(Nama)..."

(Nama) mengeratkan genggaman pada bahu tinggi Mucho yang hampir menyentuh kepalanya. "Hentikan tatapan intimidasimu, Kapten. Kespesialan divisi lima dalam tugasnya adalah untuk menemukan mata-mata, bukan untuk menuduh orang sembarangan sebagai mata-mata."

Mucho terdiam. Keduanya mengetatkan rahang tidak mau kalah  dengan pemikiran satu sama lain. 

"Aku dan Hakkai sudah berteman sejak kecil, jadi jangan menuduhnya sembarangan sebagai mata-mata Black Dragon," geram (Nama) tak kunjung melepaskan cengkeramannya pada bahu Mucho.

"(Shortname)-chan ..," bisik Hakkai. Sekali lagi, ia melihat sosok pemberani (Nama) pada orang yang lebih besar dan mungkin lebih kuat darinya. (Nama) melakukan itu tanpa ragu demi melindungi Hakkai.

"(Nama), turunkan tanganmu." Mikey yang melihat perseteruan tak kasat mata antara (Nama) dengan kaptennya mencoba melerai. "Bagaimanapun Mucho adalah kaptenmu dan kau adalah anggota divisi lima, jadi sebaiknya kau yang jaga ucapanmu."

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Where stories live. Discover now