49 : The Day

1.5K 51 11
                                    

Marsya sedang duduk di ruang tamu rumah Lisya sambil menonton television. Seperti yang dia katakan pada Nanda tadi, mungkin dia tidak pulang malam ini. Tak lama kemudian, Lisya muncul dari arah dapur sambil membawa 2 gelas coffee di tangan.

" Untuk kau " Lisya menghulurkan segelas pada Marsya.

" Thank you " ucap Marsya menerima huluran tersebut. Di hirup sedikit demi sedikit coffee tersebut. Lisya kemudian mengambil tempat, duduk di sebelahnya. Marsya menyandarkan kepalanya di bahu Lisya. Keheningan menyelimuti mereka berdua. Mata fokus melihat ke layar kaca.

" Is it okey biar Nanda sensorang kat rumah tu? " Tiba tiba Lisya bersuara.

" Urm?? Why? " Hairan, tak pernah pernah Lisya kesahkan orang lain.

" Kau cakap tadi perangai dia pelik "

Mendengar itu, Marsya tersenyum.

" Sejak bila u kesah pasal orang lain ni? "

" Nah .. she's ur friend " Lisya kemudian menghirup segelas coffee miliknya yang sejak tadi berada di genggaman.

" She's okey, I think dia perlukan masa je tu " balas Marsya. Di benaknya mungkin Nanda hanya perlukan waktu bersendirian, jadi sebab itu dia tidak merespon tegurannya tadi. Tapi bila di fikir fikir, sebelum dirinya keluar pergi menjemput Alysha, suasana hati Nanda terlihat biasa saja, jadi apa agaknya yang mengganggu fikirannya saat ini sehingga dia berperilaku seperti itu?

" Aite "

Marsya mengangkat kepalanya, mengubah posisi duduk menghadap Lisya.

" So..lets talk about us " katanya sambil tersenyum lebar. Lisya meletakkan gelas yang di pegang ke atas meja kecil yang berada di sebelahnya

" Bout what? " Balas Lisya, seboleh bolehnya dia cuba untuk menjadi lemah lembut.

" I still tertanya pasal kat mall tadi. U nak tanya apa?? "

" Ohh..tu "

" Hu um .. tanya lah " Marsya menopang dagu..menatap wajah Lisya

" Just curious, u love me because of... Muka aku macam Qisya atau kau memang cintakan aku sebab diri aku sendiri " akhirnya Lisya melontarkan pertanyaan yang bermain main di fikiranya sejak akhir akhir ini.

Marsya diam sejenak. Seolah sedang berfikir sesuatu. Melihat itu, Lisya semakin yakin dengan kata hatinya yang merasakan Marsya menyukai dirinya hanya di sebabkan rupa parasnya seperti Qisya dan bukan kerana dirinya sendiri.

" Okey..I got it " Lisya bangun dari duduknya. Suasana hatinya bercampur baur. Kecewa? Iya. Sakit hati? Ya tentu.

" Sayang " Marsya memegang tangan Lisya, menahannya untuk melangkah pergi

" Do not call me sayang. Kau suka, still cintakan Qisya. Bukan aku " Lisya menepis tangan Marsya kemudian berjalan menaiki tangga menuju ke bilik.

" Sayanggg..Lisyaaa...tunggu lah " Marsya bangun lalu mengejar Lisya naik ke atas.

" What? Everything already clear right?? " Lisya memutar badan. Sekarang posisi mereka telah berada di dalam bilik tidur. Lisya menatap serious Marsya di hadapannya.

" U salah faham..."

Lisya mengangkat kening, sedikit demi sedikit rasa amarah di dalam hatinya mula muncul. Marsya menundukkan kepala lalu menarik nafas dalam.

" Honestly yes. At first I memang jatuh cinta dengan U cuz of ur looks. U nampak sama macam dia. U buat I teringatkan dia. Niat I nak dekat dengan U just because of rupa U yang sama macam Qisya. But after that, I was wrong "

yours  (gxg)Where stories live. Discover now