20. Dugaan

127 29 1
                                    




.

.

.











Happy reading~














"Bagaimana? Apa ada petunjuk?"

Dua orang yang sedari tadi ditugaskan berada di rooftop pun kompak menggelengkan kepala. Johnny menghela nafas panjang sambil mengambil buku catatan yang berada di tangan Doyoung. Pria itu pun mengernyit saat membaca tulisan Doyoung yang seperti tulisan dokter, tidak bisa dibaca. Johnny pun menatap Doyoung yang hanya memamerkan senyum kelincinya, lalu ia mengembalikan buku itu ke pemiliknya, percuma juga ia baca kalau tidak mengerti.

Pria Chicago itu pun mengeluarkan buku saku dari tasnya dan membuka lembaran hasil wawancaranya dengan kepala sekolah. Doyoung, Taeyong dan Yuta pun merapat mengelilingi ketua tim mereka.

"Dari hasil interogasiku dengan kepala sekolah, aku bisa simpulkan sementara bahwa pelaku merupakan orang baru di sekolah ini.."

"Jadi maksudnya pelakunya murid atau guru baru?" Sela Taeyong. Johnny pun mengangguk membenarkan.

"Seperti yang kita tahu sebelum-sebelumnya tidak pernah sekolah ini terdapat kasus pembunuhan. Dan kemungkinan kasus ini terjadi setelah mereka masuk di sekolah ini. Menurut keterangan kepala sekolah ada satu guru baru dan dua orang murid pindahan, mereka pindah kesini sekitar dua minggu yang lalu untuk guru baru itu, dan minggu setelahnya dua orang murid ini masuk dalam waktu yang bersamaan."

Johnny memperlihatkan catatan nama-nama orang yang ia maksud.

Nakamura Mariko, guru olahraga.

Osaki Shotaro, murid tingkat tengah.

Jung Sungchan, murid tingkat bawah.

"Osaki Shotaro itu keponakanku."

Reflek ketiga pria disana menoleh ke arah Yuta. Yuta yang paham situasi pun melanjutkan penjelasannya.

"Dia sama seperti kita, asterisk tipe pendengar sama sepertimu John. Ingat kan waktu aku menelfon kalian waktu malam aku menghabisi satu setan wanita? Dan aku bilang tidak bisa ikut karena keponakanku datang?" Kompak mereka bertiga mengangguk.

"Pindahan dari Jepang juga?" Tanya Doyoung. Yuta pun mengacungkan jempolnya.

Tak ambil pusing, Johnny langsung mencoret nama Shotaro dari daftar orang yang dicurigai sebagai pelaku pembunuhan.

"Baiklah, hanya dua orang ini lagi."









***









Sekarang Jaehyun sedang meminum susu kotak yang dibelikan Ten di kantin. Sumpah ia bosan menunggu disini. Mana ia sempat menangani murid yang terus-terusan menangis saat ia berjalan melewati pintu ruangan tingkat awal. Mana suara tangisan bak lumba-lumba itu tambah nyaring saat Jaehyun masuk dan mau menenangkan si murid itu. Jaehyun sekilas bisa melihat remahan roti di bawah dagu si murid. Entahlah Jaehyun tidak mau ambil pusing untuk memikirkan hal itu. Untung ada temannya yang mau mengurusinya. Ia sempat bersitatap dengan Sungchan dan Sungchan pun menggelengkan kepalanya tanda ia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.

"Aku udah capek nunggu disini...! Kenapa mereka lama??" Seru Ten sambil meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku karena kelamaan duduk di lantai.

"Sabar, mungkin mereka lagi mengumpulkan barang bukti." Kata Jaehyun memberi pengertian. Tak lama yang ditunggu pun datang.

"Akhirnya..." Ten segera bangkit berdiri dan langsung menghampiri ke empat rekan kerjanya dengan Jaehyun yang mengekor di belakangnya.

"Kalian duluan saja ke mobil, ada yang ingin aku bicarakan dengan kepala sekolah." Setelah menyerahkan tasnya ke Ten, Johnny berlari ke ruang guru. Rencananya Johnny akan memberitahukan kepada pihak sekolah untuk kegiatan belajar-mengajar sementara di istirahatkan selama dua hari untuk menenangkan guru dan murid yang mungkin masih shock dengan kejadian ini. Ia juga memerintahkan kepada seluruh guru dan murid agar segera pulang ke rumah masing-masing.

Taeyong bersandar pada mobil miliknya yang sudah terparkir di halaman depan sekolah berdampingan dengan mobil polisi lainnya sambil melihat-lihat keberadaan adiknya yang mungkin terselip di antara gerombolan murid yang berhamburan keluar dari gedung sekolah.

Tidak butuh waktu lama batang hidung Mark pun terlihat. Ternyata benar dia terjepit diantara teman-temannya yang Taeyong belum terlalu kenal dengan nama mereka, namun wajahnya cukup familiar diingatannya. Hanya Lucas saja yang Taeyong hafal betul karena pria itu sering datang kerumah.

"Mark!" Panggil Taeyong keras.

Merasa namanya terpanggil, Mark pun mengedarkan pandangannya ke segala arah dan menemukan kakaknya yang sedang melambai-lambaikan tangannya kearahnya. Ia pun berusaha keluar dari gerombolan Dreamis dan berlari ke arah Taeyong.

"Kamu pulang dengan apa? Hyung sebenarnya ingin mengantarmu pulang, tapi hyung setelah ini akan kembali ke kantor." Jelas Taeyong saat Mark sudah berdiri di depannya.

"Tidak apa-apa hyung, aku akan naik bu--"

"Mark pulang denganku."

Spontan kakak beradik serta geng Dreamis yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Mark pun menoleh ke seseorang yang tiba-tiba menginterupsi pembicaraan mereka.

"E-eh? Pak Taeil tidak perlu repot-repot begitu." Tolak Mark dengan perasaan tidak enak hati sudah menolak tawaran gurunya.

"Tidak apa-apa, lagian jam segini juga belum ada bus jemputan yang beroperasi. Ayo ajak teman-temanmu juga." Ucap Pak Taeil sambil menarik tangan Mark menuju parkiran guru. Beberapa teman-teman Mark yang tidak membawa kendaraan pun membuntuti guru dan murid itu.

Sejenak Taeyong ngebug, tapi baru tersadar saat mendengar teriakan adiknya itu.

"Hyung! Aku duluan ya!" Seru Mark sambil melambai-lambaikan tangannya dalam tarikan pak Taeil.

"Iya! Hati-hati!" Sahut Taeyong yang juga melambai-lambaikan tangannya ke udara. Taeyong sekilas mengukir senyum tipis melihat hal itu. Kalau dengan pak Taeil ia percaya bahwa adiknya dan teman-temannya akan aman bersama guru itu.

Taeyong pun masuk ke dalam mobilnya. Ia mengarahkan pandangan tajamnya ke salah satu jendela di lantai dua yang sedikit terbuka sambil menaikkan kaca mobilnya.

"Ketemu."
















Tbc.









Cuma mau bilang MV NCT Dream Hello Future keren banget!😭







Thanks for vote and comment nya yeorobun~💚

Asterisk 2 || NCT WayV✓Where stories live. Discover now