29. Incaran

74 22 0
                                    






.




.




.






Hari ini kegiatan belajar mengajar sudah kembali normal. Para siswa Neo International High School beraktivitas seperti biasanya, dan untuk mengenang teman mereka yang sudah pergi dua hari lalu, di bangku tempat gadis itu semula duduk ditaruh bunga mawar putih sebagai simbol perpisahan mereka. Walaupun suasana masih diselimuti duka, tetapi mereka mencoba mengikhlaskan kepergian teman berharga mereka.

Bel berdentang tanda waktu istirahat telah tiba. Dreamis Squad seperti biasa sudah memenuhi tempat biasa mereka nongkrong di kantin, yaitu meja di paling pojok kanan kantin dekat jendela.

"Selama dua hari ini aku sama sekali gk keluar rumah." Ujar Yangyang memulai percakapan diantara mereka.

"Iya aku juga, malahan aku dijadiin emak babu dirumah." Sahut Haechan yang mendapat gelak tawa dari mereka semua.

"Aku, Winwin-ge, sama Jungwoo hyung pergi main ke rumah Kun-ge. Tidak apa-apa tuh, kami aman-aman aja.." ujar Chenle yang diangguki oleh Jungwoo dan Winwin. Jisung yang duduk di samping Chenle pun refleks menatap anak sultan itu.

"Eh? Kamu main ke rumah Kun hyung?" Tanya Jisung yang langsung dibalas oleh tatapan bingung dari Chenle.

"Iya kenapa?"

"Ngapain?"

"Ya main sama Louis lah, bosan dirumah terus." Ucap Chenle sambil menyuapkan sesendok eskrim ke mulutnya.

"Padahal kami mau ajak kamu main PUBG bareng, kok ponselmu gak aktif sih?" Tanya Hendery disela-sela makannya.

"Oh itu.. babaku menyita ponselku karena katanya gak baik bila terlalu sering main handphone. Ya udah kan pasrah aja, daripada babaku ngamuk, entar ponselku gak balik-balik lagi.." curhat Chenle sambil mengelap bibirnya yang belepotan karena eskrim.

"Emang kamu keseringan main apa sih sampai-sampai babamu menyita ponselmu?" Tanya Renjun yang juga mau ikut dalam pembicaraan itu. Chenle yang ditanyai seperti itu pun hanya cengengesan dan menggaruk belakang kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal.

"Aku main PUBG sama kelas sebelah tiap malam sampai jam tiga pagi.."

Sontak mereka tepuk jidat berjamaah.

"Chenle, Chenle! Ya wajarlah babamu menyita ponselmu. Dengerin ya, kalau kamu begadang ngerjain tugas sampai larut itu gak apa-apa. Tapi kalau begadang main game itu yang gak bagus! Tubuhmu dipaksa untuk terjaga selama semalaman, dan akhirnya kamu kurang istirahat. Tuh kan kelopak matamu menghitam." Ceramah Renjun sambil menunjuk-nunjuk muka Chenle yang memang dibawah matanya sedikit menghitam akibat begadang.

"Noh dengerin tuh apa kata mama Renjun." Ucap Dejun yang langsung mendapat pelototan dari Renjun.

"Eh Mark? Kami juga mengajakmu ikut main PUBG juga, kenapa gak mau ikut?" Tanya Lucas mengalihkan pembicaraan. Semua pasang mata mengalihkan pandangannya pada Mark yang asyik menyedot es batu. Jusnya sudah lama habis btw.

"Aku? Tidak apa-apa." Jawab Mark seadanya. Ia menghentikan kegiatannya menyedot es batu karena Jaemin mengetawainya.

"Oh iya, katanya kakakmu sedang sakit ya? Sakit apa?" Tanya Kun yang sedari tadi betah berdiam diri. Mark diam sejenak dan menghela nafas panjang.

"Biasalah hyung, pekerjaan polisi."

Kun pun mengangguk-angguk paham dan tidak melanjutkan pertanyaannya karena melihat ekspresi Mark yang tiba-tiba lesu. Jeno, Shotaro, dan Sungchan betah dalam keterdiaman mereka dengan isi pemikiran masing-masing. Pantas saja ketika Jeno pergi ke kantor polisi ia tidak melihat hyungnya Mark disana. Jeno memang mengenal Taeyong walaupun tidak pernah terlibat pembicaraan dengan polisi itu. Sedangkan Sungchan dan Shotaro sudah tahu hal itu karena diberitahu oleh paman-paman mereka.






Asterisk 2 || NCT WayV✓Where stories live. Discover now