23. Pulang

108 26 0
                                    




.



.



.





.



















Happy reading~






















Taeyong dibawa ke rumah sakit kemiliteran menggunakan mobil Johnny. Rumah sakit itu khusus menangani para tentara dan polisi. Ia diobati oleh dokter Kim yang memang bekerja disana. Saat ini ia tengah duduk di kursi lobby rumah sakit, menunggu Jaehyun menebus obat di apotik rumah sakit itu. Saat ini ia mengenakan baju kaos dilapisi jaket kain berwarna hijau zamrud yang dengan baik hatinya dokter Kim meminjamkan miliknya karena pakaian Taeyong yang sudah kotor dengan darah. Tidak mungkin kan Taeyong pulang dengan keadaan seperti itu. Yang ada malah Mark yang pingsan karena pulang-pulang Taeyong malah bersimbah darah.

Johnny tidak ikut mengantar Taeyong karena ia pergi ke kantor polisi untuk mengurus jasad kedua makhluk immortal itu.

"Ayo hyung, aku antar."

Jaehyun sudah kembali dari apotik. Ia segera memapah tubuh lemah Taeyong, menuntunnya berjalan ke mobil polisi milik kantor karena mobil Johnny sudah diambil pemiliknya. Taeyong mendapat tiga goresan luka cakaran yang cukup dalam di bahu kanannya, melintang sampai ke siku, dan pergelangan kaki kirinya sedikit terkilir, namun bisa dipijakkan walau sakit. Sudah di urut si dokter walaupun dengan susah payah ia tahan sakitnya saat tulang-tulangnya digeser paksa kembali ke tempatnya semula.

Mobil polisi tersebut melaju membelah jalanan kota yang sudah agak sepi karena waktu hampir memasuki tengah malam.








***









Suara dengkuran halus terdengar mengalun pada ruang tamu yang televisinya sudah dimatikan oleh sang pemegang remot. Ketukan pintu sedikit mengusik ketenangan tidurnya dan memaksa nyawanya kembali ke dalam raganya.

Mark perlahan membuka matanya, dan dengan bersusah payah ia bangun dari sofa dan berjalan menuju pintu masuk. Masih dengan kesadaran yang berusaha ia kumpulkan, Mark pun membuka pintu.

"Hai Minhyung, ketiduran ya? Maaf hyung malah membuatmu menunggu.."

Suara tadi ia kenal itu suara hyungnya. Mark mengusap-usap kedua matanya dan memperjelas pandangannya. Ada kakaknya dan satu orang pria disamping kakaknya yang baru sekali dua kali ia lihat.

"Hyung? Kenapa baru pulang sekarang? Dan kenapa hyung bersama paman ini?" Tanya Mark sedikit meracau karena ia bingung dengan situasi saat ini.

"Ada beberapa hal yang hyung lakukan. Tak usah kau pikirkan. Ini, hyung sudah belikan eskrimnya." Ucap Taeyong sambil menyodorkan sekantung plastik bening berisi tiga eskrim semangka.

Mark menerima plastik itu, namun matanya menjelajah seluruh tubuh Taeyong yang agak beda dari biasanya.

"Bisakah kami masuk sekarang? Hyungmu perlu segera istirahat malam ini." Suara Jaehyun menginterupsi kegiatan Mark.

"Eh maaf, tapi hyung kenapa? K-kok..?"

"Nanti saja, saya bisa jelaskan nanti setelah mengantar hyungmu ke kamar."

Mau tak mau Mark melebarkan pintu dan mempersilahkan kedua pria dewasa itu masuk. Sekarang ia khawatir dengan kondisi kakaknya itu yang terlihat lelah dan sedikit agak pucat. Jalannya juga harus dibantu. Dan setelah menyodorkan kantung plastik tadi, kakaknya itu tidak berbicara lagi dan hanya menatap kosong ke bawah.

Berbagai pertanyaan berkecamuk di benaknya, apa yang terjadi dengan hyungnya itu?

Mark mengikuti mereka berdua sampai ke depan pintu kamar Taeyong. Ia ingin masuk namun keduluan Jaehyun yang sudah menutup pintu kamar kakaknya.

"Kita bicara di bawah." Perintah Jaehyun yang langsung menuju ruang tamu untuk menjawab rasa penasaran Mark terhadap apa yang telah terjadi dengan Taeyong.

Mark menyempatkan diri berlari ke dapur kala ia ingat apa yang ia pegang di tangannya, dan langsung menyusul Jaehyun ke ruang tamu.

Pria itu menceritakan tentang kejadian dari Taeyong izin keluar rumah sampai ia berakhir pulang menggunakan mobil polisi bersamanya, yang tentunya dibumbui sedikit kebohongan atas perintah dari Taeyong sendiri. Ia tidak mau Mark terlalu khawatir atas kondisinya terlebih mendengar ia telah diserang oleh dua makhluk setan itu. Mark tentu tidak percaya akan cerita bak mitos itu. Maka ia menyuruh Jaehyun untuk mengatakan ke Mark kalau ia tak sengaja bertemu dua rekan kerjanya dan ada panggilan tugas mendadak dari kepolisian. Mengenai luka-luka di tubuhnya bilang saja itu hasil perkelahiannya dengan para perampok. Selesai.

Dan Mark pun percaya.

Malam itu, Jaehyun sudah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

Setelah dirasa cukup dan Mark pun memahami pengertiannya, Jaehyun pamit pulang kembali menuju kantor polisi guna mengembalikan mobil ini dan mungkin akan ada beberapa hal yang akan ia kerjakan di kantor.

Mark mengunci pintu dan mematikan lampu ruang tengah dapur, lalu ia beranjak menuju ke kamarnya. Niat hati menghampiri kakaknya ia urungkan ketika ingat pesan Jaehyun tadi bahwa kakaknya perlu mengistirahatkan tubuhnya setelah kelelahan main kejar-kejaran dengan para perampok.

Terdengar kekanak-kanakan, namun Mark percaya.

Ia juga tidak tahu pasti seberapa lelahnya pekerjaan seorang polisi karena ia masih seorang siswa SMA yang disibukkan dengan buku-buku pelajaran.

Mark mencoba memberikan pengertian kepada kakaknya, walaupun ia mendapati beberapa kejanggalan dalam cerita Jaehyun.

Oh ayolah, Mark bukan lagi seorang anak kecil yang mudah untuk dibohongi. Terlebih Jaehyun merupakan orang asing bagi Mark. Tentu ia tidak langsung percaya dengan semua yang pria itu ceritakan. Terlebih lagi sepertinya pria itu tidak pandai berbohong, terlihat dari gelagatnya yang gelisah dalam duduknya dan beberapa kali menyentuh daun telinganya.

Namun sekali lagi, ia mengesampingkan pikiran negatifnya dan membuang jauh egonya.

Ia menghela nafas sejenak dan merebahkan dirinya ke tempat tidur, bersiap menjelajah dunia mimpi yang entah bagaimana bentukannya nanti setelah ia terlelap dalam tidurnya.

Have a nice dream..










Tbc.








Makasih vote dan comment nya ya💚 maaf gk bisa balas komenan kalian🤧 maaf juga kalau makin kesini ceritanya makin gk jelas🤧 aku sayang kalian semua..💚

See you next chapter~

Asterisk 2 || NCT WayV✓Where stories live. Discover now