Part 33🥣✉️

2K 132 16
                                    

DISISI LAIN

"Katakan Tuan Alex, dimana kamu menyembunyikan hasil test DNA itu?!." Tanya Juan.

"Aku tidak memberitahukannya! Walaupun kau membunuhku! Kau tidak akan pernah tau." Ucap Alex menatap tajam Juan, begitupun dengan sebaliknya.

"Kenapa kau sangat keras kepala sih?." Tanya Juan kesel..

"Karena aku ingin keluargamu hancur selamanya!." Ucap Alex meremehkan.

"Kau!!."

BRUK

SRET

CTASS

"Apakah cuman segini saja kemampuanmu, tuan Alex?." Tanya juan merendahkan.

"Ba****t kalian!." Umpat Alex dan berdiri melawan Juan.

Sedangkan Eric hanya duduk melihat aksi adiknya dengan Alex yang menurutnya sangat tidak menyenangkan.

BUGH

CTASS

BUGH

Suara pukulan tersebut terdengar sangat keras untung saja dinding ruangan tersebut memakai kedap suara hingga tidak terdengar sampai keluar.

"Apakah anda memakai benda itu untuk bertarung denganku? Sangat pengecut." Ucap Alex meremehkan Juan.

"Apa kau bilang?! Oke fine." Ucap Juan dingin dan melempar benda tersebut yang disebut dengan cambuk.

"Sekarang kita seri." Ucap Juan tersenyum miring.

BUGH

BUGH

BUGH

KREK

"Akhhh."

"Katakan dimana kau menyembunyikannya?!." Tanya Juan sekali lagi.

"Cukup!." Ucap Eric dingin dan berjalan kearah mereka.

"Aku sudah menemukannya jadi tidak usah dibahas lagi." Ucap Eric datar sedangkan Juan menatap Alex dengan senyum miringnya.

"Huhh baguslah." Ucap Juan lega.

"Juan kamu terlalu bersemangat sekali." Ucap Eric yang tidak habis pikir dengan adiknya ini, kalau masalah membunuh.

"Dia memang pantas mendapatkannya bang." Ucap Juan menatap Alex sinis.

"ZANDER!." Teriak Eric yang memanggil tangan kanannya.

"Iya tuan." Ucap Zander menunduk sopan.

"Obati lukanya, setelah itu bawa dia ketempat ini lagi." Ucap Eric datar dan diangguki oleh Zander.

Lalu Zander menyeret Alex keruang pengobatan.

"Kenapa Abang mengobatinya sih? Kan lebih baik biarkan dia cih." Ucap Juan kesel.

"Tenanglah Juan, bukankah kamu suka membuat orang menderita secara perlahan hingga orang itu meminta untuk dibunuh?." Tanya Eric yang sudah tau sifat adiknya itu kalau masalah bunuh-bunuhan.

"Iya sih bang hehehe." Ucap Juan malu-malu.

"Kenapa Abang gak ikut bermain tadi?." Tanya Juan yang heran melihat Eric yang tidak seperti biasanya.

"Tidak menyenangkan." Ucap Eric singkat.

Juan hanya menghela nafasnya abangnya ini memang beda dari adik adiknya kalau masalah bunuh-bunuhan, karena Juan pernah melihat Eric bermain dengan orang, juanpun sangat takut jika melihat Eric bermain walaupun dia sendiri sering melihatnya, tapi jika dengan Eric entah kenapa dia selalu bergemetar, sifat Eric sama seperti Gilbert kakeknya yang suka bercanda dan serius dalam membunuh, bahkan menatap saja orang itu langsung mati ditempat apalagi jika Eric turun tangan Sama seperti Gilbert.

Possessive My Family {END}Where stories live. Discover now