Part 18🛌🏻😭

2.9K 170 4
                                    

CEKLEK

"Nico bagaimana keadaan Ara nak?!." Tanya Nanda khawatir sampai air matanya keluar.

"Nico jangan diam saja!." Sentak Kenzo khawatir.

"Ara mulai membaik mom, opa,  jadi tidak perlu dikhawatirkan walaupun jantungnya tadi sempat lemah, tapi sudah kembali normal, sekarang Ara baik baik saja, hanya saja jangan sampai membuatnya terkejut, marah dan menangis secara berlebihan dan cara pola makannya, jika tidak teratur maka itu bisa membuat kondisinya bisa memburuk." Ucap Nico mencoba tenang.

"Syukurlah, jadi mommy boleh ketemu sama Arakan Nic?." Tanya Nanda khawatir.

"Tentu mom, tapi untuk sementara Ara harus ekstra istirahat." Ucap Nico Lembut dan langsung saja Nanda berlari menuju kamar Ara yang diikuti oleh Kenzo.

"Hiks hiks, maafkan mommy hiks." Ucap Nanda lemah dan memegang tangan Ara yang tidak ada infusnya.

"Nanda kamu harus kuat nak, kalau kamu begini terus, itu membuat Ara sedih." Ucap Kenzo menenangkan Nanda yang menangis tersedu-sedu.

"Tapi ayah hati seorang ibu mana yang melihat putrinya terbaring lemah seperti ini hiks, seorang anak yang dia jaga dari kecil hingga kini sekarang terbaring lemah, bagaimana aku tidak sedih ayah hiks hiks aku gagal menjadi seorang ibu! hiks aku gagal untuk kedua kalinya! hiks hiks." Ucap Nanda menangis sambil memeluk ayahnya.

"Hei hei, Nanda Lihat ayah, kamu jangan seperti ini, seharusnya kamu harus kuat nak buktikan pada Ara bahwa kamu ibu yang kuat! Jangan seperti ini nak." Ucap Kenzo sedih dan langsung memeluk Nanda yang menangis.

Sedangkan Keysa dan Putri hanya diam melihat mereka berdua, hingga bentakan dari sang ayah/opa yang membuat mereka berdua terkejut.

"PUTRI!." Bentak Kenzo marah.

"I-iya opa?." Tanya putri gemetar ketakutan.

"Kamu Taukan jika Ara tidak seperti anak yang lain?." Tanya Kenzo datar.

"I-iya opa." Ucap Putri menunduk ketakutan.

"Terus apa yang kamu lakukan pada Ara hingga membuatnya seperti ini?!." Tanya Kenzo sambil menekan kata "seperti ini".

"JAWAB PUTRI!" bentak Kenzo yang membuat putri semakin ketakutan.

"Ayah kamu kenapa seperti ini?! Putrikan juga cucu ayah!." Ucap Keysa tidak terima anaknya dimarahi oleh Kenzo hanya anak kakak angkatnya itu.

"Tapi ayah tidak suka ibu sepertimu mengajarkan anaknya yang tidak baik!." Sarkas Kenzo marah pada Keysa.

"Ayah! kenapa memarahi Putri hanya membuat Ara sakit?! Belum tentu dia bersalah ayah!." Ucap Keysa marah.

"Karena dia telah melakukan yang tidak baik pada Ara!." Ucap Kenzo marah.

"Tapikan dia masih anak-anak, jadi wajar jika dia melakukan itu.!" Ucap Keysa.

"Lalu apa kamu juga tidak mengajarkan untuk menghormati saudarinya sendiri?!." Tanya Kenzo marah yang membuat Keysa terdiam.

"Lebih baik, kontrol dirimu sendiri sebelum diberikan kepada anakmu!." Ucap Kenzo dengan penuh penekanan lalu Keysa keluar dari kamar Ara bersama anaknya dengan perasaan keselnya.

Setelah kepergian Keysa dan Putri, tak lama kemudian datanglah Simth berserta kedua putra tertuanya setelah diberitahu bahwa penyakit Ara kambuh membuat mereka bertiga panik bukan main, sesampainya disana Simth melihat istrinya menangis didalam pelukan Nico namun tangannya tidak pernah lepas dari tangan Ara yang saat ini terbaring lemah dengan beberapa alat alat rumah sakit yang menempel ditubuhnya dan mertuanya yang terlihat menahan amarahnya pasti ada sesuatu yang tidak beres dipikiran Simth.

"Ayah." Sapa Simth pada Kenzo.

"Simth." Ucap Kenzo lemah.

"Apa yang terjadi?." Tanya Simth pada Kenzo

"Nanti ayah ceritakan." Ucap Kenzo lemah dan memandangi Nanda yang menatap Ara dengan tatapan kosong sambil dipeluk Nico.

"Nanda." Ucap Simth namun tidak dipedulikan oleh Nanda.

Simthpun hanya pasrah dengan keadaan Nanda yang dibilang tidak baik baik saja, bagaimana tidak? Saat ini wajah Nanda sangat berantakan, mata bengkak dan air mata terus keluar namun matanya tetap melihat datar seakan tidak ada kehidupan lagi dimatanya, yang melihat Ara yang masih tertidur, dengan tenang Simthpun mendekati Nanda dengan perlahan lalu Simth langsung memeluk Nanda.

"Hiks hiks hiks aku gagal Simth hiks aku gagal untuk melindunginya kedua kalinya hiks." Ucap Nanda menumpahkan tangisnya pada Simth.

Simthpun hanya berusaha untuk tenang walaupun air matanya keluar tanpa izin darinya.

"Kamu tidak gagal Nanda, tapi kamu ibu yang terkuat kamu tidak gagal sayang hiks." Ucap Simth tidak bisa menahan tangisnya dan langsung menangis.

"Hiks hiks hiks." Tangis Nanda pecah saat dipelukan Simth.

Kedua pasangan tersebut menangis memeluk satu sama lain untuk menguatkan satu sama lain, Kenzo yang melihat kehancuran kedua anak anaknya ikut bergabung memeluk mereka untuk menguatkan mereka masing-masing, sedangkan ketiga anak Nanda mereka hanya memandang sendu pada orang tuanya, walaupun sebenarnya mereka mati Matian menahan tangisnya.

"Hiks hiks, kenapa harus Ara yang merasakannya bukan aku saja?! Aku dokter yang tidak berguna!." Ucap Nico tidak bisa menahan tangisnya lagi.

"Nico jangan seperti ini, kamu harus kuat bukankah kamu sudah berusaha keras agar menjadi dokter? Jangan kamu sia-sia kerja kerasmu itu." Ucap Juan Lembut walaupun air matanya keluar.

"Hiks maaf bang." Ucap Nico menangis lalu Juan langsung memeluk Nico dan mereka menangis dalam diam.

"Lebih baik kita doakan keadaan Ara." Ucap Eric yang ikut bergabung untuk menguatkan satu sama lain.

BRAKK

"Mo-mom apa yang terjadi pada Ara?." Tanya Linda dengan nada bergetar seakan dirinya ingin menangis.

"Mommy juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi hiks." Ucap Nanda mendekati Linda yang terdiam seperti patung.

"Mo-mom ini mimpikan? Kalau iya tolong pukul aku mom pukul aku mom hiks ini mimpikan mom?!." Tanya Linda menangis dan langsung memeluk Linda yang sudah menangis hesteris.

"Tenang nak, kamu jangan seperti ini hiks." Ucap Nanda memeluk Linda untuk menenangkannya yang menangis tersedu-sedu.

"Theo?." Tanya Eric saat melihat perubahan Theo yang bisa dibilang sangat menyeramkan.

"Bang katakanlah siapa yang melakukannya?!." Tanya Theo datar+dingin.

"Abang juga tidak tau maaf." Ucap Eric menepuk pundak Theo.

"Hiks hiks." Tangis Theo dan langsung saja Eric memeluk adik laki-laki terakhirnya.

"Ini sangat menyakitkan bang Theo gak tahan!." Ucap Theo didalam pelukan Eric.

"Kamu harus kuat Theo." Ucap Eric memeluk Theo.

Saat suasana kamar Ara diisi dengan tangisan keluarga Jordan namun tidak lama kemudian datanglah sepasang kekasih paruh baya namun masih terlihat cantik dan tampan yang membuat mereka semakin pasangan teromantis mendatangi dengan perasaan panik dan khawatir saat mendengarkan bahwa cucu kesayangannya drop lagi.

BRAK

"Papi Mami."

"Kakek nenek."

BERSAMBUNG.....

jangan lupa VOTE DAN COMENT KALIAN YA KARENA SEBUAH KEHORMATAN DAN KEBANGGAAN BAGI SAYA😘.

Kalau begitu mungkin sampai disaja pertemuan kali ini, semoga bisa bertemu dinext episode berikutnya ya Babay👐.

Possessive My Family {END}Место, где живут истории. Откройте их для себя