19 - SKLIROS

3.4K 264 218
                                    

-Tembus 200 comment, ia langsung up next chapter!

Happy Reading🐝

" Jangan jadi pengecut yang berlindung dari banyaknya teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Jangan jadi pengecut yang berlindung dari banyaknya teman. "

19. SKLIROS

"ALBAR ARDIAZ DEVARO! MAJU LO SINI!" teriak lelaki berambut acak-acakkan itu di tengah lapangan SMA Andromeda yang sudah dipenuhi motor para teman-temannya.

Mendengar teriakan yang cukup menyeramkan, semua murid bergidik ngeri. Apalagi di sela-sela teriakannya itu terselip nama Albar, sang Ketua Geng MARSTAD yang arogan di kalangan para murid.

Albar berjalan dengan santai, aura kepemimpinan Ketua Geng MARSTAD ini memang tidak bisa diragukan lagi. Setelah mendengar namanya disebutkan, tanpa basa-basi lelaki berparas tampan nan tegas ini melangkahkan kakinya menuju lapangan.

"Bakal jadi perang dunianya Albar yang ke-delapan belas ini, mah!" celetuk Bagas dengan raut wajah yang melongo.

Pletak!

"AW! SAKIT BANGSAT!" Bagas mengusap kepala bagian belakangnya yang mendapat jitakan manis dari Raka.

"Lagian lo, sih! Keadaan lagi tegang begini malah ngelawak!" sinis Raka.

Bagas membulatkan matanya tak terima, "apa?! Lawak?! HELLO BAPAK RAKA GAVIAN YANG SAYA SAYANGI DAN SAYA CINTAI! SAYA SEDANG TIDAK NGELAWAK! APALAGI NGE-LUWAK!"

"Emang setan lo! Malu-maluin aja bangke!" Raka berjalan menuruni tangga untuk menyusul Albar.

"Diem ngapa, Nyet! Ayok ikut ke bawah, sang Ketua Albar sudah menghampiri musuh," ajak Rayan sembari merangkul Bagas diikuti Riyan di belakangnya.

Suasana lapangan SMA Andromeda kini begitu tegang disaat Albar dengan tatapan tajamnya, berdiri dengan tenang di hadapan lelaki yang meneriakkan namanya tadi. Disusul Raka, Rayan, Riyan, dan Bagas berdiri tepat di belakang Albar.

"WOW! AMAZING! Albar dan dugong-dugongnya keren banget! Vibes mereka tuh bener-bener kayak di wattpad-wattpad!" takjub Caca yang melihat ke arah lapangan dari lantai tiga.

"Shut up! Lagi seru-serunya, nih! Lo jangan berisik," ucap Lala.

Caca mendelik kesal mendengar perkataan Lala, lalu matanya tak sengaja melirik Zelara. "Kenapa lo, Ze? Muka lo kok kayak tegang gitu?"

Mendengar ucapan Caca, sontak Lala dan Oliv menatap Zelara secara bersamaan.

"Gak kok, tegang dari mananya!" elak Zelara.

ALBAR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang