"SHAKA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"SHAKA."

Arshaka tersentak kaget mendengar teriakan Ratih bundanya.

"Argghhh..." Arshaka mendengus, setelah itu kembali tertidur.

"Shaka bangun, ini sudah siang nanti kamu telat Astaghfirullah,"ucap Ratih kesal.

"5 menit lagi bun."

"Mandi atau bunda yang mandiin sekarang," ucap Ratih

Arshaka membelalakkan matanya, "Iya ini mandi bun, jangan di siram lagi ya."

"MANDI SHAKA."

Arshaka bangkit dari tidur nya, berlari ke kamar mandi untuk menghindari amukan Ratih.

"Bunda galak seperti lampir hiii."

"SHAKA, BUNDA DENGER LOH," teriak Kinanti sebal.

Arshaka bergidik ngeri mendengar teriakan Ratih seperti serigala ingin memakan mangsanya, garang sekali astaga.

Tanpa menyaut ucapan Ratih, Arshaka memilih memulai melakukan ritual mandinya.

Setelah semua selesai, Arshaka turun ke bawah menemui Ratih dan juga Pramata untuk sarapan pagi.

"Pagi bun," sapa Arshaka.

Ratih tersenyum hangat "pagi juga ganteng nya bunda."

Arshaka sedikit heran, bukanya tadi bundanya marah-marah, kenapa sekarang jadi hangat seperti ini. Asudahlah biarkan saja.

"Ayah ga di sapa ni ceritanya," ucap Pramata merasa iri.

"Gak ah, males," balas Arshaka.

"Oh gitu, ga dikasih uang jajan mampus kamu Shaka." ancam Pramata.

"Beuhh,, ga asik ah,, Ayah baperan."

"Bang Shaka, baperan tu apa?" Ucap Kiara, adik dari Arshaka yang sedari tadi menyimak percakapan mereka.

Kiara putri Pramata atau biasa di panggil Ara, gadis cantik berusia 7 tahun, Kiara sama pintar nya seperti Arshaka. Kiara manis, dan juga lugu seperti Alea.

"Bocil gaperlu tau," balas Arshaka dengan memakan roti lapis nya.

"Ih bang Shaka ngeselin, Ara ga mau temenan ama bang Shaka."

"Apakah saya peduli?"

"Oh tentu tidak," balas Kiara lucu.

"Pinter ni baru adek abang," ucap Arshaka diikuti dengan mengacak rambut Kiara.

Kiara mendengus sebal, "abang ganteng, Ara nanya tu di jawab, baperan tu apa abang."

"Bocil gaperlu tau," ucap Arshaka bangkit dari duduk nya, menyalami Pramata dan juga Ratih untuk pamit pergi ke sekolah.

"Abang jangan lupa jemput Lea ya," ucap Ratih

"Males bun."

"Nurut bang ama bunda," ucap Pramata memaksa.

ARLE[on Going]Where stories live. Discover now