Wiuuuuu!
Wiuuuuu!
Wiuuuuu!
Sirine mobil ambulans terus berbunyi keras disepanjang perjalanan, meminta kepada pengendara lain untuk memberikan jalan lebih dahulu karena keadaan darurat. Mobil ambulance itu terus melaju dengan kencang melewati pengendara lain.
Gadis yang terduduk disamping Rian merintihkan air matanya, sudah berulangkali ia berusaha untuk membangunkan Rian namun tetap tidak ada pergerakan. Dia menggenggam tangan rian sekuat- kuatnya seakan tak ingin untuk melepaskan.
“Dok kenapa dia tidak sadarkan juga”- tanya gadis itu pada dokter yang sedang memeriksa Rian.
“Bersabarlah Kami sedang berusaha. Suster jaga pasokan oksigen pasien agar tetap stabil”- perintah dokter.
“Baik!”
“Dok, pasien mengalami banyak pendarahan dibagian belakang kepala”- ujar suster itu.
“Cepat hentikan pendarahannya dan pasang selang infus penambah darah”
“Baik dok”- suster itu langsung membersihkan darah yang terus mengalir tiada henti.
Melihat suster semakin kesusahan dan raut wajah semakin pucat terpancar jelas.
Gadis itu menggenggam tangan rian.
“Kak gue mohon kak bangunn...hikss... Kak plis gue gak tau Lo siapa tapi gue khawatir sama Lo maka dari itu gue minta Lo bangun Please!!”- gadis itu terus menggoncangkan tubuh Rian.Gadis itu mendekat kearah Rian, dan mengelus lembut rambut Rian. Namun ketika ia merasakan ada sesuatu yang mengalir ditangannya, dia melotot lebar ketika melihat darah segar rian ditangannya.
Gadis itu langsung lemah sekujur tubuhnya terasa lemas. Terasa pusing dan ingin mual namun ia harus tetap bertahan meski dia tak bisa karena phobia darahnya tapi nyawa pria didepannya itu jauh lebih penting dari phobianya.
Beberapa orang berjas putih yang berada dalam mobil terlihat kalang kabut. Beberapa menit kemudian mobil ambulance akhirnya tiba menuju rumah sakit.
Beberapa suster disana cepat- cepat mengangkat brangkar pasien untuk turun dari mobil ambulance tersebut dan membawanya cepat menuju ruangan darurat.
Sampai didepan pintu ruangan suster meminta gadis itu untuk menunggu diluar. Gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis, ia hanya bisa memasrahkan semuanya kepada Allah.
Didalam ruangan
“Periksa denyut jantung pasien”
“Denyut jantung pasien semakin melemah, dok”
“Siapkan pengejut jantung”
“Baik”
Suster perempuan cepat-cepat mengambil dan memasang alat pengejut dengan terburu-buru.
”Alat pengejutnya sudah siap dok”
“Pasang volume rendah”
“Baik. ” suster itu menuruti apa yang dikatakan dokter tadi, dan menggesekkan kedua alat pengejut seperti setrika itu dengan cara diputar.
Nginnnng
Suara alat pengejut itu semakin membuat ruangan terasa menegangkan
“Bismillah”
“Kejut”
Deg
Tubuh Rian tersentak ke atas, setelah alat pengejut itu ditempelkan ke arah dadanya.
“Kejut”
Deg
“Bagaimana”
“Jantung pasien semakin melemah dok!”
“Kita langsung pasang volume tinggi cepat” perintah dokter.
“B-baik dok”
Keringat semakin bercucuran, ruangan pun semakin menegangkan.
“Cepat”
”Sudah dok”
“Baiklah bismillah ”
Nginnnng“Kejut”
Degg
Nginnnng
Degg
Titt.. titt..titt..titttt
Suster itu tersenyum lebar “Dok, denyut jantung pasien kembali normal”
Dokter itu bernafas lega dan bersyukur karena nyawa Rian bisa terselamatkan. Dokter itu memejamkan matanya dalam helaan nafas panjang.
“Siapkan ruang rawat untuk pasien, segera!”- suruh dokter pada suster yang membantunya.
Suster mengangguk paham dan keluar dari ruangan. Disaat suster keluar gadis itu langsung menghadang suster yang ingin pergi.
“Gimana keadaannya sus? Dia baik-baik sajakan? Dia selamat kan? Suster jawab dong!”- tanya gadis itu.
“Dia baik-baik saja anda jangan khawatir kami akan melakukan penanganan terbaik untuk pacar anda”
“Hah!?”- beo gadis itu. Dia gak salah dengarkan? Kenal aja enggak gimana bisa langsung jadi pacar, wah suster sok tahu banget.
“Kalau begitu saya permisi dulu”- gadis itu mengangguk, memberikan jalan untuk suster lewat.
💫💫
YOU ARE READING
Bagaimana Kalau Aku Jatuh Cinta Lagi??
UngdomsfiksjonKutipan pesan: Kita semua perempuan, dan kebanyakan perempuan sangat khawatir tidak diterima baik oleh jodohnya. Kita lupa bahwa Allah telah mengatur itu semua dengan sempurna. Bahwa bisa jadi kekurangan itulah yang membuat seseorang itu tertari...