16. Sick

1.7K 88 3
                                    

Kalau ada typo/kata" yg nggak jelas bisa langsung tulis di kolom komentar.

⚠️Area dilarang SIDERS!⚠️

⚠️Area dilarang SIDERS!⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Huek.

Uhuk!

Suara muntahan tersebut berasal dari kamar mandi Nadia. Sang pemilik kamar lah yang saat ini tengah muntah. Perutnya terasa aneh, seperti ada yang mengobrak-abrik nya lagi.

Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi. Nadia terbangun lagi sehabis sholat Subuh akibat rasa mulanya yang tak bisa ia tahan. Belum saja ada waktu satu jam ia tidur, sudah disuguhi dengan perutnya yang mual.

Membersihkan mulutnya dengan berkumur-kumur sejenak. Tak lupa, Nadia membasuh wajahnya agar menghilangkan rasa kantuknya. Kepalanya terasa pening. Ingin sekali ia tiduran sehari saat ini.

Mengingat hari ini adalah hari Senin, Nadia tak ingin izin. Lebih baik, ia masuk akibat mata pelajaran yang menurutnya sangat penting, yaitu matematika.

Ia juga tengah mengurus sebuah Cafe dari kejauhan, tentunya Nadia harus pandai dalam hal matematika. Meskipun ada Kiran— orang yang membantunya mengurus Cafe, Nadia juga tak ingin merepotkan Kiran terus-terusan. Apalagi, ia adalah pemilik Cafe.

Merebahkan tubuhnya di atas kasur sejenak sambil melihat langit-langit kamarnya. Matahari masih belum terlihat dengan jelas, langit di luar juga masih gelap.

Nadia memutuskan untuk kebawah. Biasanya, Bi Sumi telah datang ke rumahnya dari jam 4 Subuh tadi, hanya untuk mempersiapkan bahan-bahan masakan yang tersedia dan membereskan dapur.

Meskipun kepalanya terasa pening saat ia berdiri, Nadia tetap memaksanya. Ia tak ingin dianggap perempuan yang lemah, menguatkan diri sendiri agar bangkit.

Saat melewati kamar Daniel, perempuan itu berhenti sejenak. Mengamati pintu kamar tersebut lamat-lamat sambil menimbang-nimbang.

"Masuk aja, deh," gumamnya.

Tok! Tok! Tok!

Cklek.

Mengintip sejenak lalu menghembuskan napasnya lega. Dilihatnya Daniel yang tengah tertidur dengan kondisi yang buruk. Jika laki-laki itu menyerong kearah kanan, dapat dipastikan akan terjatuh.

Bahkan selimut serta bantal gulingnya sudah tergeletak dibawah ubin yang dingin itu.

Dengan sekuat tenaga, Nadia mendorongnya hingga tidur Daniel terlentang ditengah-tengah kasur. Ia tau jika Abangnya itu tengah mabuk. Aroma kamarnya yang mendominasi antara bau parfum, asap rokok dan minuman. Membuat Nadia merasa mual kembali.

Living Together Where stories live. Discover now