14. Evasion

1.6K 95 21
                                    

Kalau ada typo / kata" yg nggak jelas bisa langsung tulis di kolom komentar.

Yuk ramein!

***Sebulan berlalu, Nadia rasanya seperti dihantui oleh berbagai macam kekhawatiran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***
Sebulan berlalu, Nadia rasanya seperti dihantui oleh berbagai macam kekhawatiran. Sebulan itu juga Nadia menjadi lebih sering melamun, ia menghindari Gavin. Kila, yang mengetahui hal tersebut memahami bagaimana perasaan sahabat nya itu.

Nadia yang biasanya dekat dengan Gavin, kini semakin menjauh. Setiap kali Gavin ingin berbicara dengan Nadia, selalu saja ditolaknya dengan berbagai macam alasan.

Pernah, waktu mereka bertemu disebuah taman, Gavin membujuk Nadia agar ingin mendengarnya. Namun, yang ia dapat justru amukan ibu-ibu yang melintas.

Gavin kalang kabut, bahkan ia menjadi stres akibat memikirkan masalah ini. Ia sekarang menjadi sosok yang berperilaku dingin. Biasanya ia tak merokok, sekarang ia menjadi kecanduan. Sebungkus rokok untuk dua hari lama nya.

Seperti malam ini. Gavin berada di balkon kamarnya, menghisap batang rokok tersebut dengan penuh emosi. Ia seperti membenci dirinya sendiri saat ini.

Ayahnya— Arkan masih belum mengetahui hal itu akibat Melati yang masih belum cerita kepadanya. Bukan maksudnya ia akan menyembunyikan hal itu pada suaminya sendiri. Namun, ia menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya.

Dor! Dor! Dor!

"Abang! Buka pintunya!"

"Kalo nggak mau buka, Lapa doblak, ni!"

Gavin mendengkus kesal, selalu saja adiknya itu mengganggunya. Ia beranjak dan membuka pintu kamarnya. Dilihatnya seorang anak yang tingginya hanya sebatas perutnya kini tengah berkacak pinggang. Wajahnya menampilkan ekspresi garang yang dibuat-buat.

"Apa?" tanya nya malas.

Dengan seenak jidatnya, Rafa— adiknya yang berumur 7 tahun itu memasuki kamarnya tanpa dipersilahkan.

"Tutup pintunya!" suruh nya dengan seenaknya. Ia duduk di atas kasur Gavin.

"Ngapain, sih? Nyelonong aja, lo, di kamar gue! Pergi sono."

"Ih, Abang! Tutup pintunya! Gitu aja susah amat!"

"Abang mau aku aduin ke Ayah kalo Abang lagi ngelokok, ha?!"

"Ngaduan lo, bocil!"

Brak!

"ABANG!"

Living Together Where stories live. Discover now