26. Cerita Lain

9.3K 818 11
                                    

Halo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
L

inka membuang bungkus plastik sisir yang baru cewek itu beli sebelum berangkat ke sekolah.

Ketika di kontrakan, cewek itu belum sempat menyisir sambutnya karena bangun kesiangan. Mungkin jika Jenny tidak datang dan menggedor pintu rumahnya sekuat tenaga, Linka tidak akan sampai di sekolah hari ini.

"Gue pinjem dong." Jenny baru duduk di bangku ketika Linka masih sibuk menyisir rambutnya yang terlihat kusut.

"Iya bentar---tuhkan, Jen! Rambut gue rontok semua!"

"Kagak cocok shampo kali." Jenny menjawab santai sambil mengoleskan pelembab pada bibirnya.

"Enggak lah, gue pake yang biasanya." Linka berdecak kesal, lantas melempar kasar sisirnya ke atas meja Jenny.

Jenny tersentak, lalu menatap Linka dan sisirnya secara bergantian. "Ganti aja dah."

"Ganti pake apa dong?"

"Pake moltto." Dongkol, Jenny menjawab sekenanya.

"Gue serius, Jen."

"Canda!"

Setelah itu, tak ada pembicaraan lagi. Linka tengah sibuk memunguti rambutnya yang rontok di atas lantai, sedangkan Jenny yang bergiliran menyisir rambutnya sambil bersenandung lirih.

Tak lama kemudian, Arif memasuki kelas, cowok itu memperhatikan pacarnya dari kejauhan, lalu masuk dan duduk tepat di samping bangku yang Jenny tempati. Perhatian cowok itu langsung tersita pada Linka yang tengah menggulung rambut rontok di telapak tangannya.

"Buset ... rambut banyak amat. Awas ntar jatuh, diambil orang, kena pelet lo!" Arif tercengang.

Jenny menoleh sambil mengangkat salah satu sudut bibir atasnya. "Mana ada begituan!"

"Ada lah!"

"Mana buktinya?"

Linka yang masih kesal langsung menyambar.
"Lo kali buktinya."

Jenny melotot, cewek itu duduk menyamping sambil menuding Arif menggunakan sisir, membuat kepala Arif sontak bergerak mundur.
"Ohh ... jadi selama ini lo melet gue?!"

Saat Jenny menjauhkan sisirnya, Arif jadi lebih tenang. "Tapi sorry ya, Rif. Kayaknya ajian pelet lo kalah saing sama bulketnya Mas June yang membahana!"

Linka terkekeh, lanjut mengatakan sesuatu yang sukses membuat Jenny naik pitam. "Nggak usah coba-coba sama cowok lain, Jen. Yang demen ama lo kan cuman Arif seorang."

"Temen biadab!"

Arif menghela napas, membuat keduanya mengalihkan perhatian. Setelah beberapa saat, Arif mulai berbicara. "Abang gue kayaknya bakal balik lagi sama The Project deh."

"Tadi pagi sebelum berangkat, Bang June ama Bobby pada ke rumah."

Linka membulatkan mata. "Comeback kali."

Arif mengangguk, sepemikiran dengan apa yang dikatakan Linka. Namun cowok itu tak banyak bicara, justru terlihat ada kekhawatiran di matanya.

"Gue sebenernya agak gimana gitu kalo Kak Bian mulai ikut mereka lagi. Ya ... secara kalian tau kan, dia udah dibilang seburuk apa sama orang-orang."

Jenny tersenyum, lalu mengusap salah satu tangan Arif yang berada di atas meja.

"Everything is will be okay, Babe. Artis yang habis kena skandal pelecehan aja masih eksis di depan tv. Nggak memungkinkan Bian bisa ngelakuin hal yang sama, apalagi selama ini ... dia cuma terjebak sama rumor yang sengaja dia bikin buat ngelindungin mantan pacarnya kan?"

Finding Daddy (END)Where stories live. Discover now