7. Orang Lain Tau

12.8K 1K 2
                                    

🌚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Linka langsung menghambur masuk ke dalam kamar begitu mendapati tubuh Harka tergeletak mengenaskan di lantai tanpa seorangpun mengetahuinya. Jenny yang semula tak tau apa-apa ikut masuk dan membantu Linka, saat cewek itu hendak mengangkat tubuh Harka ke atas kasur.

Harka pingsan, akibat dari kekurangan energi sehabis memuntahkan isi perutnya tadi. Mulai sekarang Linka jadi tau, ternyata tubuh putranya tak sekuat yang ia pikirkan.

Cowok itu mengerjab beberapa kali ketika Linka mengoleskan minyak kayu putih ke sekitar leher dan tengkuknya.

Harka mengerang, lalu membuka matanya lebar begitu kesadarannya sudah mulai terjaga, Harka langsung bangun, dan duduk dengan bersandar pada kepala ranjang.

"Ma, lo disini?"

Jenny sedari tadi menonton hanya bisa menahan keterkejutannya begitu Harka memanggil Linka dengan sebutan 'Ma', dan kemiripan wajah mereka yang terkesan seperti ... mirip banget.

Ya emang sih ... kata orang-orang kita punya kurang lebih sembilan kembaran di muka bumi ini, tapi ya ... bagi orang awam, kemiripan Linka dan Harka patut dipertanyakan, mengingat orang-orang berpikir keduanya tidak memiliki hubungan darah.

Jenny agak merasa canggung saat tiba-tiba Linka memperkenalkan dirinya pada Harka, cewek itu hanya mengangguk, lalu tersenyum saat kedapatan sedang bengong dengan mulut terbuka beberapa menit yang sempat disaksikan oleh Harka.

"A–anu, iya ... Jenny." Jenny tidak tau harus berbuat apa, langsung menarik salah satu tangan Harka dan menjabatnya.

Harka menatapnya bingung, tapi sedetik kemudian membalas senyuman Jenny supaya cewek itu tak lagi merasa malu.

"Lo kenapa, Ka?" Linka bertanya begitu ketiganya kini sudah duduk melingkar di atas kasur. "Masih sakit?"

Harka menggeleng. "Udah mendingan. Lo ... ngapain disini?"

"Mau liat kondisi lo, udah sehat apa belum." Linka menjawab, sambil mengeluarkan sebuah obat dari dalam tasnya. "Nih, abis makan minum. Gue udah nyuruh Zaki buat ngambil makanan."

Harka diam saja, lalu matanya beralih pada Jenny yang diam saja.

"Hehe, gue udah tau kok ... " Cewek itu berujar begitu Harka menatapnya penuh selidik.

Harka menghembuskan napasnya. Pikiran cowok itu begitu kacau sejak semalam. Dimana tragedi cincinnya yang berasal dari masa depan itu hilang di kali. Harka jadi semakin pesimis untuk menemukan sosok ayahnya, ya ... meskipun seandainya Harka masih mempunyai cincinnya, tidak menutup kemungkinan mereka akan gagal menemukan lelaki itu.

"Lo pasti masih kepikiran ya, soal cincin itu?"

"Harusnya nggak, tapi karena cincin itu salah satu cara buat nemuin Papa ... jadinya iya."

Jenny tak mengerti apa yang kedua orang ini bicarakan, ia memilih menyenggol lengan Linka, bermaksud mencari penjelasan.

"Harka kehilangan cincin yang gue kasih di masa depan, poin yang bikin dia sampe sakit kayak gini ... karena, cincin itu jadi salah satu benda petunjuk buat nemuin Papa dia di masa ini."

Mulut jenny membulat dengan kepala mengangguk, hal itu berlangsung beberapa detik sebelum terdengar suara "Ooooh ... " Panjang dari mulutnya.

"Terus gimana? Lo nggak ada niatan nyerah sebelum berjuang kan?" tanya Jenny.

Harka mendesis. "Ya nggak lah, mental gue nggak selemah itu."

"Emang, lo berdua mau nyari pake cara apa?"

Finding Daddy (END)Where stories live. Discover now