Ep ; 15

152 38 12
                                    

Pagi yang sangat kacau, benar-benar kacau

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi yang sangat kacau, benar-benar kacau. Kehilangan Tia yang tiba-tiba menjadi tanda tanya besar bagi mereka semua, pasalnya, semua barang-barang Tia masih lengkap, hanya saja yang menghilang adalah dirinya dan ponselnya.

"Yakin Tia pergi keluar tanpa alas kaki? Ga mungkin deh, barang-barangnya ga ada yang dia bawa, tapi Tia kemana sih?" Ucap Jesya.

"Ga mungkin kan kalo misalnya tu anak main pokemon go ampe kemana-mana" ucap Aria asal.

"Tia ga main pokemon go, Tia main genshin" balas Alfa.

Tiba-tiba Jasmine berdiri dan mengatakan sesuatu.

"Ini villa kan gede tuh, ada gudang dalam, sama gudang penyimpanan di belakang, ga ada salahnya nge-check kan?"

"Bagi tim deh, gue, Aria, Adis, Sera, Jesya ama Dafi di gudang yang deket wc dapur,"

"Sheffa, Daffa, Alfa, Nindy, Hila, sama Ilham ke halaman depan deket-deket garasi"

"Terus sisanya, Nadya, Ranya, Dio, sama Fadhil ke gudang belakang,"

"Dan lo Aya, terserah mau ikut rombongan Alfa atau Fadhil" ucap Jasmine final.

Kelompok Jasmine langsung bergegas ke gudang yang berada di dalam villa.

"Aya sama rombongan gue, Nindy sama rombongan lain langsung ke depan aja" ucap Dio.

Mereka pun mulai menyebar ke tempat yang diperintahkan, dan sesuai perkataan Jasmine.



Gudang dalam villa

Saat ini Jasmine dan kelompoknya tengah berdiri di depan pintu gudang yang tak terlalu besar.

"Kok gue rada ngeri ya pengen masuk kesana, NTAR KALO ADA APA-APA GIMANA?" Ucap Sera panik.

Aria memukul kepala Sera sedikit kencang lalu berkata,

"Suara lo bener-bener ya, gue sumpel mulut lo pake kaos kaki bekas ntar" ancam Aria.

"Udah diem, inget kalo ketemu sesuatu yang seperkiranya mencurigakan atau lo pada tau itu barang punya salah satu dari kita atau juga mungkin barangnya Tia, langsung kabarin, biar langsung kita kasih ke yang lain" ucap Dafi. Semuanya mengangguk dan Dafi pun mulai membuka pintu gudang.

Mereka mengelilingi gudang dan mencari barang yang sekiranya mencurigakan.




Halaman depan

Alfa sedari tadi berkeliling sekitaran villa, namun tak menemuka jejak atau tanda-tanda keberadaan Tia.

Nindy dan Hila pun sibuk mengobrak-abrik garasi untuk mencari siapa tahu ada barang Tia yang dapat di jadikan barang bukti. Namun hasilnya Nihil, begitu juga dengan Sheffa, Daffa,dan Ilham.

"Bagasi mobil aman?" Ucap Daffa.

"Aman, ga ada apa-apa" balas Ilham.

Mereka pun pantang menyerah dan lanjut mencari-cari.

Namun saat sedang sibuk menelusuri banyak tempat, Alfa melihat sesuatu di kejauhan, namun dirinya tak begitu yakin apa hal tersebut.



Gudang belakang

Gudang belakang sangat lah kacau, dinding-dinding yang terbuat dari kayu itu tampak lembab dan menyebabkan gudang tersebut sedikit mengeluarkan aroma tak sedap.

Dengan menutup hidung, mereka tetap mencari atau menelusuri tiap sudut ruang gudang yang terbuat dari kayu itu.

"Gue yakin semal-"

"Iya Nad, iya, tapi Tia ga ada disana, lo jangan kayak gini terus Nad, ini juga kita semua lagi nyari Tia" ucap Fadhil memotong dialog Nadya.

"Kita? KITA? LO YAKIN HAH? HAHAHAHAH, terserah, TERSERAH LO SEMUA! GUE CAPEK" ucap Nadya lalu pergi meninggalkan gudang dan kembali masuk ke villa sambil menangis.

Dio yang tadinya ingin mengejar Nadya pun tak jadi karena Aya mengisyaratkannya untuk membiarkan Nadya, mungkin Nadya memang perlu waktu sendiri untuk menenangkan dirinya.

"Nadya egois" ucap Ranya tiba-tiba.

"Ran, udah lah, mungkin emang Nadya masih shock karna liat Tia lompat dari lantai 2" ucap Fadhil.

"Lah? Orang jelas-jelas Tia nya juga ga ada, toh lo juga yang bilang kalo pas lo keluar kamar di lantai 1 ga ada apa-apa, lucu" ucap Ranya lalu kembali menelusuri gudang belakang yang cukup besar tersebut.













Setelah semuanya selesai mencari ke segala tempat, mereka memutuskan untuk kembali ke ruang tengah lalu beristirahat sejenak.

"Nadya diatas? Gue samperin dulu ya" ucap Fadhil lalu pergi ke lantai 2 menemui Nadya.

Sementara yang lain sibuk memikirkan kemana kira-kira Tia pergi, serta ada yang terus mencoba menelpon ponsel Tia namun tak kunjung diangkat.














Siang hari ini sekitaran pukul 14.40 waktu setempat Aya sedang duduk di bangku dapur sambil memainkan ponselnya, tak lupa dengan beberapa makanan ringan di depannya. Ia tak sendiri, ada Ilham, Sera, Jasmine, serta Adis juga disana dengan kegiatan mereka masing-masing.

"Dis, lo bisa masak?" Ucap Aya pada Adis yang duduk disebelahnya.

"Bisa, tapi ga jago, kemaren kan gue yang masakin makan malem" ucap Adis.

Aya pun menyampingkan badannya menghadap Adis lalu menaruh ponselnya di meja.

"Eum, okay.... maksud gue,"

"Lo ngerti tentang bahan-bahan dapur or bahan-bahan makanan sama kandungannya?" Tanya Aya.

"Ngga si, tapi kemaren gue pake bahan instan aja, paling tambah-tambah topping kayak sayur-sayurannya, kenapa?" Ucap Adis.

Aya hanya mengangguk-ngangguk lalu mengambil ponselnya dan berdiri dari duduknya.

"Gue pergi bentar, mungkin kali ini agak lama, tapi gue bakal pulang sebelum makan malem, sekalian gue beliin bahan masakan" setelah mengucapkan kalimat tersebut, Aya melengos pergi ke lantai 2 untuk mengambil tas pergi dari villa.














"Bangsat"




















WHO's


















THE


















LIAR?

LIAR?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who's the Liar • OC✔️Where stories live. Discover now