Ep; 03

237 60 22
                                    

Sekarang mereka kembali ke kamar masing-masing, beribu-ribu pertanyaan terus menyelimuti otak mereka

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.



Sekarang mereka kembali ke kamar masing-masing, beribu-ribu pertanyaan terus menyelimuti otak mereka.
Kini mereka tak tau harus mempercayai siapa, tak ada yang bisa di percaya, ini lah yang membuat mereka semakin kesulitan.

Tidak ada barang bukti, tidak ada jejak, andai saja villa ini memiliki cctv, mungkin itu akan lebih mempermudah mereka untuk menyelesaikan semua ini.
Mereka benar-benar tak punya cara, mereka tak mempunyai apapun, mereka pun tak dapat menyalahkan yang berada disini karena mereka tak pernah tau barang kali ada orang lain yang sedang mengintai mereka.

Namun, villa ini terbilang jauh dari pemukiman warga, sangat jauh, membutuhkan waktu berjam-jam agar dapat sampai ke tempat ini, jujur saja mereka bahkan pada awalnya tak mengetahui keberadaan tempat ini.

Namun karna adanya web yang menunjukkan lokasi villa ini, mereka yang memang sedang mencari penginapan dan semacamnya pun tergiur melihat villa ini. Jauh dari keramaian, asri, sejuk, dan tentram, harga yang tawarkan pun cukup murah untuk ukuran villa yang besar dan bagus seperti itu.
Awalnya mereka sempat tidak yakin karena takut gambar yang di sediakan oleh web tersebut hanyalah tipuan, ditambah lagi dengan harga yang murah.

Tapi nyatanya, saat mereka datang, mereka pun tercengang karena apa yang di foto dan juga apa yang mereka lihat saat ini benar-benar sama, mereka pun senang karena mereka semua bisa berkumpul dan benar-benar menikmati liburan sebelum mereka akan terpisah karena pekerjaan.

Namun, siapa sangka kesenangan itu secepat kilat berubah menjadi ketakutan?

Saat ini Alfa duduk sambil melipat kakinya di atas kasur, dirinya kini sedang ingin melihat web yang kemarin mereka cek saat ingin melihat villa ini. Namun, Alfa terkejut dengan apa yang di lihat



"LAH? KOK?"

































Saat ini 8 korban yakni Lily, Viola, Sheffa, Khayla, Dafi, Dio, Adis dan Ilham sedang berkumpul, mereka memutuskan untuk ngobrol sebentar di kamar inap Dio.

"Pada bego apa gimana? Lagi pada kayak gini malah ke kamar gue" ucap Dio ketika melihat teman-temannya memasuki ruangannya dengan di antar oleh para perawat.

"Yeu, yauda si, lo gatau apa susah banget izin buat keluar dari ruangan, untung aja masi di kasih izin walaupun sebentar, ya walaupun juga kita pada pake kursi roda" jawab Dafi.

"Emang bahas apaan? Gue lagi gamau mikir" tanya Dio.

Sempat hening, namun Ilham mulai membuka suara.

"Gue ga ngerti kenapa orang tua kita pada nutup kasus ini, dimana-mana seharusnya orang tua itu nuntut orang yang udah bikin anaknya celaka, liat kaki gue, luka bakarnya terlalu parah, bahkan gue ga bisa make kaki gue yang sebelah kiri,"

"Jujur gue kecewa banget, bener-bener kecewa, mereka bener-bener kayak ga peduli sama kita, gue gamau tau, kita harus bisa nemuin siapa orangnya. Tapi,"

Ilham menghela nafas,

"Kita ga punya bukti apapun, bener-bener ga ada bukti" ucap Ilham kecewa.

"Gue punya firasat kalo yang naruh bom itu salah satu dari kita, untuk sekarang ga ada yang bisa di percaya dulu, termasuk kita-kita yang ada disini" ucap Khayla.

"Kenapa? Kenapa bisa lo yakin kalo pelaku nya salah satu dari kita? Apa karna letak villa yang jauh dari kota dan lo mikirnya pasti salah satu yg ada di villa?" Serbu Sheffa.

"Kenapa lo emosi? Jangan-jangan lo lagi pelakunya" ucap Khayla.

Saat Sheffa ingin membalas perkataan Khayla, Adis pun memotong

"Dengan cara ngomong lo yang kayak gitu, lo juga bisa di curigain sebagai pelaku Khay"

Khayla dan Sheffa memilih untuk diam, situasi malah menjadi tak enak.

"Kita ga bisa sembarangan bilang kalo pelakunya salah satu dari kita, karna, bom itu bukan petasan yang kalo di bakar ujungnya langsung meledak. Bom itu bisa pakai timer dalam hitungan beberapa jam atau beberapa menit baru bisa meledak," ucap Lily tiba-tiba.

"Lo boleh curiga, tapi jangan sampe menghakimi, jangan langsung ngefitnah, situasi yang kayak gini jangan makin dibuat runyam, kalo kayak gini caranya bakal susah,"

"Kalo emang mau pelaku lebih cepet ditemuin, kita harus kerja sama, tapi jangan terlalu percaya satu sama lain juga, percuma udah ngurus strategi susah-susah kalo pelakunya sendiri denger,"

"Gue yakin anak-anak yang lain juga pasti lagi mikirin cara buat nangkap pelakunya kok, yang terpenting sekarang kita optimis sembuh dulu, makin cepat kita sembuh, makin cepat juga kita bisa bantuin mereka untuk nemuin pelakunya,"

"So, plis jangan bikin suasana malah makin hancur, kita pikirin dulu diri kita, kita aja belum bisa di kunjungin orang, jadi gue harap kita bisa optimis sehat dulu, oke?"

Tepat setelah Lily menyelesaikan kata-katanya, para perawat pun masuk dan mulai membawa satu persatu dari mereka keluar dari kamar inap Dio. Menyisakan Dio sendiri.

Dio menghela nafas setelah teman-temannya keluar dari kamarnya.







"Kenapa ga ada yang sadar kalo waktu makan sebenernya ga semuanya ada di meja?"


























WHO's































THE


























LIAR?

LIAR?

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
Who's the Liar • OC✔️Место, где живут истории. Откройте их для себя