Ep; 04

207 55 13
                                    

Sekarang masih menunjukkan pukul 07

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekarang masih menunjukkan pukul 07.00 pagi, jadi semua orang yang berada di villa memutuskan untuk bersantai dulu baru sesudah kembali membahas tentang kejadian beberapa waktu lalu.

Saat ini Azra, Fadhil, Aya, Jesya dan Nadya sedang berduduk santai di balkon lantai 2. Nadya sedang bercerita dengan Azra karena memiliki sedikit masalah, walaupun Azra tak terlalu mendengarnya karena ia sambil bermain game bersama Fadhil. Jesya sedang sibuk menganggu Nadya yang sedang bercerita, sedangkan Aya hanya menyenderkan kepala ke dinding sambil memejamkan matanya.

"Dhil, menurut lo waktu hari dimana bom nya meledak, ada orang yang gerak-geriknya mencurigakan ga? Ato lo ada liat orang yang ngawasin kita apa gimana gitu?" Tanya Aya tiba-tiba tanpa membuka matanya.

Fadhil yang sedang bermain pun berhenti sebentar lalu menjawab,

"Ya mana gue tau, orang gue lagi pengen makan kentang goreng waktu itu, lo juga tau sendiri gue bukan tipe yang suka merhatiin orang lain" jawabnya lalu melanjutkan bermain game.

Aya hanya melihat Fadhil sebentar lalu kembali memejamkan matanya.

"Zra, bentar ya, mau ke supermarket dulu" ucap Fadhil lalu berdiri dan bergegas ke bawah.

"Beneran ada supermarket deket sini? Yang kata Nindy kemaren ya? Yang buka 24 jam?" Tanya Nadya sebelum Fadhil benar-benar pergi.

"Ada, agak lumaya si kalo jalan kaki, tapi ya sekalian olahraga, mau ikut?" Tanya Fadhil.

"Ga ah, mager, gue titip cemilan aja ya, terserah lo deh apaan" jawab Nadya.

Fadhil hanya mengangguk lalu pergi ke supermarket.
































"Alfa, semalem lo ga tidur kan?" Tanya Fachri.

"Ngga, kenapa? Ke ganggu lo?" Tanya Alfa.

"Ngga, tapi tumben lo ga tidur, biasanya lo yang paling cepet tidur, ini malah ngalong, mana bulak-balik keluar kamar ama dapur terus lagi" ucap Fachri selaku teman sekamar Alfa.

"Mentang-mentang anak pinter mainannya aneh, laptop lu kayak eror gitu" ucap Fachri lagi sambil mengintip apa yang dimainkan oleh Alfa.

Alfa menatap Fachri lalu berkata,

"Lo kenapa si? Tumben banyak omong banget daritadi, kesambut apaan lo? Ga kayak biasanya, bacot banget heran"

Alfa langsung pergi kembali ke kamar dan melanjutkan permainannya.

"Lah? Kenapa si? Dia juga tumben ngegas? Kenapa si akhir-akhir ini Alfa suka cepet kepancing emosi?"

Fachri langsung menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang berbicara, rupanya Sera dengan 1 mangkok sereal di tangannya, Fachri pun menolehkan lagi kepalanya ke depan.

"Tanya sama orangnya, gue gatau" ucap Fachri acuh.

Sera pun duduk di samping Fachri yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.

"Gue jadi curiga sama Alfa" ucap Sera dengan pandangan fokus ke televisi.
Fachri pun menolehkan kepalanya kearah Sera.

"Gue juga ada curiga sama orang" balas Fachri.

"Siapa?"

"gatau si, gamau sebut nama, yang pasti dia orang satu-satu nya yang ga kena luka disini" ucap Fachri lalu kembali menatap televisi sambil menyunggingkan senyum tipis.

Sera yang mendengar itu seketika membeku.
































Saat ini Aya dan Ranya sedang bermalas-malasan di kasur karena belum ada tanda-tanda mereka akan membahas kejadian beberapa waktu lalu.

"Ih gue laper dah, pengen mie pedes" ucap Aya pada Ranya.

"Ya beli, susah banget, lagian kata Nindy ada supermarket yang buka 24 jam kan? Tadi juga gue liat kayaknya Fadhil abis dari sana juga" Jawab Ranya.

"Iya, gue pergi dulu ya"

"Yauda sana"

Setelah Aya pergi meninggalkannya dikamar, Nindy dan Jesya masuk lalu duduk di kasur Ranya.

"Kenapa? Kalo pengen ngebahas make up ntaran aja, gue ngantuk" ucap Ranya.

"Ngga, kita mau nanya tentang kejadian kemaren sama lo" ucap Jesya.
Ranya hanya memberi gestur mempersilahkan untuk Jesya dan Nindy bertanya.
Sebelum bertanya Jesya dan Nindy pun bertatapan sebentar lalu mulai bertanya.

"Lo yakin pas nata meja ga nemuin apapun? Benda-benda aneh gitu ga ada? Yang kecil ato gede gitu?" Tanya Jesya yang di angguki oleh Nindy.

Ranya mengernyitkan alisnya sebentar sambil menatap Jesya dan Nindy.















Namun beberapa detik setelahnya, Ranya menatap mata Nindy dan Jesya lalu tersenyum.




























WHO's
























THE





















LIAR?

LIAR?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Who's the Liar • OC✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang