Liburan yang seharusnya menjadi sebuah prihal menyenangkan harus berubah menjadi mala petaka?
pengeboman di sebuah villa besar dan terpencil yang mereka tempati membuat sekawanan Mahasiswa ini harus mencari siapa otak dari semua kejadian ini, akan k...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sore ini mereka sedang berkumpul di ruang tengah untuk membahas kejadian beberapa waktu lalu. Beberapa hal telah mereka bahas dan sekarang mereka sedang berpikir apa planning mereka kedepannya.
Tiba-tiba Jack memerhatikan teman-tenannya satu persatu lalu membuka pembicaraan.
"Em, gue kayaknya butuh ngomong sama anak-anak cowok, yang cewek-cewek bisa istirahat dulu malem ini, besok kita kumpul disini lagi rada siangan,"
Setelah disetujui para perempuan kembali ke aktivitas masing-masing.
"Ke kamar gue dulu, ada yang mau gue omongin," pinta Jack kepada teman-temannya.
Saat mereka telah berada di kamar Jack, mereka malah kebingungan karena Jack tak kunjung mengatakan apapun.
"Kenapa?" Tanya Azra.
Jack menghela nafasnya lalu kembali menatap kelima temannya.
"Daf, inget kan waktu hari pertama kita sampe di ini villa kita main truth or dare sama Ilham, Hila, Tia, Aria, terus Jesya?"
Daffa menganggukkan kepalanya.
"Inget kan hukuman gue apaan?" Tanya Jack lagi.
Daffa pun mengangguk kembali ketika kembali mengingatnya.
"Nih, ini nih, ini yang mau gue bahas sebenernya dari kemaren, cuma begonya gue lupa terus" ucap Jack.
"Apaan? Emang hukuman lo apa?"
Sebelum menjelaskan sesuatu ia pun menarik nafas dalam-dalam dan mulai menceritakannya.
"Kemarin, waktu hari pertama kita sampe di villa, gue, Daffa, Hila, Aria, Tia, Jesya sama Ilham main truth or dare gitu, terus pas bagian gue yang kena, gue pilih dare dong, terus Jesya ngasih dare nya itu tidur di ruang tengah, tanya aja sama Azra"
Azra pun mengangguk.
"Terus, lo tau sendiri gue kalo lagi sendirian bawaannya kan ngantuk terus, otomatis gue tidur lebih cepet dari biasanya,"
"Gue gatau itu jam berapa, tapi gue yakin itu udah malem banget, dan gue sempet liat kebangun karna ada yang buka pintu kamar, gatau kamar mana, yang jelas gue yakin itu dari lantai 2,"
"Gue juga masi sedikit-sedikit denger ada yang turun dari tangga tapi ga gue peduliin, karna gue tau itu pasti salah satu dari kalian,"
"Dan ya, emang bener, si dia ini sempet nyamperin gue buat nanya,"
"Nanya? Berarti lo liat orang nya?" Potong Fachri.
"Nah ini, sayang banget, gue udah tidur dan kalo ada orang yang ngomong sama gue pas gue lagi tidur, gue gabakal bisa fokus ke orangnya, dia nanya apaan aja gue ga fokus, apalagi muka sama suaranya,"
