Ep; 07

176 50 20
                                    

Saat Jasmine melihat Azra, Fachri, dan Jack semakin memucat, ia pun berusaha untuk membangunkan ketiga temannya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat Jasmine melihat Azra, Fachri, dan Jack semakin memucat, ia pun berusaha untuk membangunkan ketiga temannya itu.

Namun, ketiganya tak merespon apapun. Bahkan badan ketiganya sangat dingin.
Karena panik, Jasmine lantas memanggil semua teman-temannya dan akhirnya mereka semua sekarang kembali ke rumah sakit.

Dokter serta beberapa perawat yang mengetahui kejadian yang pernah menimpa mereka beberapa waktu lalu pun menatap nanar kearah mereka semua.

Para dokter dan perawat yang juga menangani 8 orang teman mereka merasa benar-benar ada yang salah dari semua ini.






















"Maaf"

"Salah satu teman kalian tidak bisa kami selamatkan"











.
























Rasanya seperti mimpi, benar-benar sakit, siapa orang yang tega melakukan ini semua.

Bunyi ambulance yang memekakkan telinga, tangisan, rasa sesal, benci, semua bercampur aduk.

Kini teman-temannya sedang menangis batu nisan yang bertuliskan nama temannya sendiri, entah siapa disini yang hanya berpura-pura sedih, mereka tak sempat untuk memerhatikan yang lain.

Tak semua hadir di pemakaman, faktor utama karena 8 orang teman mereka yang masih dirawat tidak mengetahui kematian salah satu dari teman mereka.
Memang terdengar sedikit jahat, tapi mereka hanya takut jika 8 orang temannya mengetahui kabar ini, kondisi mereka mahal semakin memburuk, mungkin mereka akan menjelaskannya nanti.

Dan untuk 2 teman mereka yang masih selamat, kini sedang dirawat karena sampai saat ini masih belum sadarkan diri.









Saat mereka ingin bersiap-siap untuk pulang, tiba-tiba handphone Aya berbunyi, Aya pun segera memasukkan handphone nya ke kantong celana.

"Kalian ke parkiran deluan aja, gue ada urusan sebentar, ga lama" setelah mengatakan itu Aya langsung pergi tanpa menunggu jawaban teman-temannya.

Teman-temannya pun segera bangkit dan ingin menuju ke parkiran.





















▌│█║▌║▌║ ║▌║▌║█│▌









Kini mereka telah sampai di villa, dam mereka langsung berpencar untuk menenangkan diri, pagi ini adalah pagi yang menyedihkan.

Saat ini Alfa sedang berjalan kearah kasurnya lalu membuka ponselnya dan membuka galeri, lalu ia meng-klik foto yang dia dan teman-temannya ambil ketika kelulusan beberapa hari yang lalu.

"Ga kerasa lo pergi secepet ini, orang bangsat kayak gitu emang harus ditangkep, gue janji secepetnya orang itu bakal ketangkep dan di balas dengan hukuman yang setimpal,"

Alfa tersenyum tipis,

"Semoga lo tenang disana,

































Azra"




















▌│█║▌║▌║ ║▌║▌║█│▌





"Gue mau ke supermarket bentar ya, beli tisu" ucap Aya.

Ranya dan Aria menatap Aya dengan aneh.

"Ngapain bawa tas?" Tanya Aria yang di angguki oleh Ranya.

"Mengurangi sampah plastik, dah, gue pergi dulu" ucap Aya lalu pergi ke supermarket.

Ranya dan Aria sempat bertatap-tatapan tapi mereka tak mau berfikir yang macam-macam.
















Fadhil yang sedang menonton televisi merasa ada yang memerhatikannya, dia benar-benar merasakan itu, saat ia menoleh dan mencari siapa yang memerhatikannya, tak ada orang satu pun yang keluar dari kamar.

Disini benar-benar hanya Fadhil sendiri. Fadhil berusaha untuk tak menghiraukannya dan lanjut menonton televisi. Tapi entah kenapa lama-lama dirinya merasa benar-benar tidak nyaman, ia pun berencana untuk masuk ke kamar, tapi tidak jadi ketika Aya duduk di sampingnya sambil mengunyah beberapa snack yang sepertinya baru ia beli dari supermarket.

"Cari yang lain dong, masa nonton tausiyah" ucap Aya sambil memandangi televisi.

"Lah? Kenapa? Bagus itu bego" jawab Fadhil.

Fadhil mendelik ketika Aya hanya menoleh kearahnya sambil tersenyum aneh. Ia pun melempar remot televisi yang ia pegang ke muka Aya.

"Bangsat, adab lo minus banget Fadhil" ucap Aya lalu beranjak dari sofa.

Tapi Fadhil seketika membeku ketika ia mendengar perkataan dari Aya.




















"Masi untung gue temenin biar ga merasa di liatin"



























WHO's


































THE





























LIAR?

LIAR?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who's the Liar • OC✔️Where stories live. Discover now