New Assistant

389 24 1
                                    

Sang mentari kembali menjalankan tugasnya, menampakkan dirinya dari sebelah barat. Sementara seorang pria dewasa tengah memperlambat langkahnya, menelaah sekeliling, mencari sebuah bangku yang akan digunakan untuk mengistirahatkan badan. Pria itu gunakan lengannya untuk menyeka peluh yang terus terjatuh. Sepertinya, sang surya terlalu bersemangat untuk menampakkan terik sinarnya. Merogoh ke dalam saku, pria itu ambil ponselnya. Netranya menangkap notifikasi yang terpampang di sana. Pesan itu diterima dua puluh menit yang lalu, tetapi Jung Jaehyun atau yang memiliki nama lain Jeffrey Jung itu tidak menyadari karena terlalu fokus untuk membakar lemak yang ada di tubuhnya.

"Sudah reservasi hotel dan tiket pesawat? Jangan lupa minggu ini ada pesta lelang yang harus kau hadiri." Pria yang lebih kerap disapa Jeff tersebut mengulas senyum pada wajah rupawannya seusai membaca pesan dari orang kepercayaan—Lee Taeyong. Pria itu beranjak, melangkahkan tungkainya untuk segera pulang menuju paviliun yang terletak tak jauh dari taman tempatnya berolahraga. Sesampainya di paviliun, pria itu segera berjalan menuju kamar untuk membersihkan badannya yang sudah terasa lengket akibat keringat yang sedari tadi bercucuran dari tubuhnya.

Selesai membersihkan tubuh, Jeff menuju dress room miliknya, memilah setelan jas yang cocok untuk dikenakannya. Tak lupa, Jeff memilih jam tangan dan parfum untuk mendukung penampilannya agar semakin terlihat sempurna. Selesai dengan semua itu, Jeff berjalan menuju mobil, mengendarainya menuju tempat kerja—sebuah kantor perusahaan real estate yang membuat dirinya sering ditawari untuk tampil di berbagai sampul majalah dan dikenal banyak orang. Jeff berbalas sapa dengan para karyawannya sembari tersenyum ramah, akan tetapi senyum ramahnya langsung memudar begitu dia masuk ke dalam ruang kerja. Menurut Jeff, beramah tamah dengan orang lain hanya akan membuang waktunya yang berharga. Lebih baik, ia membaca berbagai berkas yang nantinya akan ia bubuhi tanda tangan.

Jeff segera memulai pekerjaannya, menanggalkan jasnya dan menggantungkan pada sebuah tiang kayu yang memang sengaja ia sediakan di sana. Bergelut dengan banyak berkas dan betatapan lama dengan layar komputer membuat pandangannya mengabur. Jeff membuka kotak berisikan kacamata lalu mengenakannya. Kembali fokus, pria itu menggulung lengan kemeja putihnya hingga menampakkan otot lengan yang kekar. Jam makan siang ia lewatkan begitu saja karena masih terfokus dengan sejumlah berkas yang sudah mengantri untuk dibaca dan ditandatangani. Begitulah Jeff, susah berhenti jika sudah memulai sesuatu.

Akhirnya, jam kerjanya selesai juga. Jeff segera menyambar jas dan mengenakannya, melangkahkan tungkainya dengan cepat dan segera masuk ke dalam mobil. Jeff melajukan kendaraan mewah tersebut menuju sebuah kasino milik kawan lamanya—Yuta. Jeff langsung disambut dengan sebuah ejekan begitu sampai di sana.

"Wah, apakah kawanku ini bisnisnya sedang tidak baik-baik saja? Kenapa jadi sering ke sini? Bukannya seharusnya kau menjadi orang paling sibuk di kantormu?"

Sadar bahwa yang dilontarkan Yuta adalah sebuah gurauan, Jeff pun tertawa. "Hahaha, aku hanya sedikit lelah akhir-akhir ini. Bekerja sendirian membuat tenagaku terkuras."

"Oh, iya. Aku baru ingat. Kau tidak memiliki asisten, ya?"

Jeff pun mengangguk. "Sudah lama aku tidak memiliki asisten. Mereka semua tidak bisa dipercaya. Jadi, aku memecat mereka."

Yuta menggeleng setelah mendengar penuturan dari Jeff. "Kau memang tidak punya hati."

"Oh, iya!" pekik Yuta. Jeff menautkan alisnya. "Ada apa?"

"Bagaimana dengan jika kau mempekerjakan pegawaiku? Sepertinya dia akan cocok bekerja denganmu."

Jeff kembali menautkan alisnya dan memandang remeh Yuta. "Ayolah, kau harus bertemu terlebih dahulu. Dia sangat cantik!" rayu Yuta.

"Cantik saja tidak cukup, Yuta. Yang aku butuhkan adalah kecerdasan otak dan kecekatannya dalam bekerja."

"Tenang, dia sangat cekatan dan juga cerdas." Yuta menjeda kalimatnya. Melangkahkan tungkai mendekat, ia tarik sebuah kursi di samping Jeff lalu memantapkan posisinya untuk duduk berhadapan dengan kawannya itu. Tatapan Yuta menjadi intens. Tanda bahwa percakapan menjadi serius.

TRAP | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now