About Her

28 3 0
                                    

Sesuai apa yang telah Johnny katakan melalui pesan singkat, Braile menyanggupi untuk bertemu dengan Johnny keesokan harinya. Mengingat saat ini sungguh tidak memungkinkan untuk keluar dari paviliun. Pertama, karena kontrak yang telah ditandatanganinya dengan Jeff. Kedua, Jeff saat ini sedang tidak ada di paviliun. Braile tidak ingin mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih tepat jika disebut sebagai interogasi. Braile tidak ingin berbohong lagi. Sebab, dari satu kebohongan akan menimbulkan kebohongan lainnya. Namun, naasnya, pekerjaannya menuntut puan itu untuk melakukan hal tersebut.

Ini pertama kalinya Braile melakukan penyamaran dan langsung ketahuan. Pada dasarnya, Braile memang tidak pandai berbohong. Sebelumnya, dia hanya bekerja di kantor pada bagian data dan informasi. Mengolah data-data dari tahun ke tahun sesuai dengan kategori yang telah dikelompokkan sesuai kebutuhan BIN. Oleh karena itu, Johnny meminta bantuan dari Braile untuk menjalankan misi. Sebab, Johnny tahu bahwa Braile memiliki akses masuk ke dalam data rahasia BIN. Namun, Johnny hanya tahu sebatas itu. Johnny tidak mengetahui salah satu fakta terpenting bahwa Braile—rekannya itu yang dipercaya untuk membuat sistem keamanan pada data-data rahasia yang disimpan di server BIN. Demi keamanan Braile, identitas pembuat sistem keamanan pada data rahasia BIN dirahasiakan.

Kejadian beberapa bulan lalu di mana anak buah Jeff berhasil meretas sistem keamanan yang dibuat oleh Braile, membuat puan itu sedikit was-was. Oleh karena itu, Braile bersedia membantu Johnny untuk mencari siapa orang yang berhasil mengakses data rahasia dan mencurinya tersebut. Dan karena itu, Braile mendapat telepon dari 'atasannya' yang mencaci maki dirinya atas kejadian tersebut. Telepon itu membuat Braile merasa tertekan. Pasalnya, sampai sekarang Braile masih mendapatkan telepon berisi penuh dengan caci maki tersebut. Oleh sebab itu, mood-nya belakangan ini sedang tidak bagus. Ditambah dengan sikap Jeff yang kerap kali menggodanya. Dan juga, Braile tidak bisa bergerak bebas sejak tinggal di paviliun bersama dengan Jeff. Padahal untuk memperbaiki sistem keamanan, Braile harus mempelajarinya terlebih dahulu dan hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Sampai saat ini, baik Braile, Johnny, maupun Mark masih belum mendapatkan titik, terang tentang siapa pencuri data rahasia tersebut.

Braile sudah tiba di kantornya. Johnny yang saat ini sedang berada di ruangan Mark pun menjelaskan mengenai secret agent yang baru-baru ini menghubunginya. Braile dibuat begitu terkejut sekaligus penasaran akan identitas secret agent yang sebenarnya. Belum saja identitas pelaku pencurian data itu terungkap, tapi sudah muncul karakter misterius lain yang membuat rasa penasarannya semakin tinggi.

"Jadi, komunikasi antara kau dengan secret agent berjalan satu arah?" tanya Braile setelah terdiam cukup lama. Johnny pun segera mengangguk.

"Ya. Setelah mengirimkan pesan, secret agent langsung mematikan ponselnya," jelas Johnny yang kemudian diikuti oleh Mark yang menganggukkan kepala.

"Mau tidak mau, Johnny harus selalu stand by," imbuh Mark kemudian.

Braile tidak akan bisa melacak siapa secret agent tersebut. Sebab, hal itu sudah terlebih dahulu dilakukan oleh Mark dan tidak membuahkan hasil apa pun kecuali kesia-siaan. Puan itu lantas menopang dagunya.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan?" tanya Braile pada akhirnya.

"Entahlah ...." Lelaki itu menjeda kalimatnya. "Tapi aku dan Mark sedang mencoba untuk mendapatkan izin kepada Kepala BIN untuk mengetahui identitas dari secret agent tersebut."

Braile segera mengalihkan pandangannya ke arah Johnny. "Ketua BIN? Kau lupa bahwa si ketua itu merupakan dalang di balik kematian ayahmu?" Dapat Johnny lihat bahwa rekannya saat ini menunjukkan sorot emosi pada kedua netranya.

Lelaki itu pun menunduk. "Aku tidak akan pernah lupa, tapi aku bisa apa jika hanya dia yang bisa kumintai persetujuan untuk mengungkap identitas dari secret agent ini?"

TRAP | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now