About Him

30 2 0
                                    

Johnny mengambil posisi terbaik untuk kembali mendengarkan penuturan dari Yuta dengan saksama. Yuta yang melihat respons Johnny pun kembali mengembangkan senyum di wajahnya. Diambilnya remote yang terletak di depannya tersebut. Yuta menekan tombol pada remote untuk menggeser slide pada tampilan hologram yang tengah mereka saksikan bersama.

Slide selanjutnya berisi foto yang menampilkan sebuah kecelakaan mobil pada daerah perbukitan. "Dari sinilah semuanya berawal. Sepuluh tahun lalu, Jeff dan orangtuanya mengalami kecelakaan mobil yang membuat kedua orang tuanya tewas di tempat. Setelah itu, pamannya mengambil alih perusahaan."

Yuta kembali menekan tombol pada remote untuk beralih pada slide selanjutnya. Menampakkan foto Jeff yang terlihat masih begitu muda dengan latar sebuah University of Harvard, tempat di mana dirinya menempuh pendidikan tinggi. "Jeff berumur 18 tahun di foto itu."

Slide kembali digeser. Johnny dapat melihat Jeff yang sedang melakukan kerja part time pada sebuah kafe yang berada di sekitar kampus. "Satu tahun setelah masuk kuliah, paman Jeff tidak lagi membiayai pendidikannya. Mau tidak mau Jeff harus banting tulang untuk menghidupi dirinya sendiri."

Johnny tampak tertegun sejenak. Dirinya sangat ingin menyangkal setelah mengetahui fakta bahwa Jeff bekerja keras ketika usianya masih belia. Sedangkan Yuta masih terus terfokus untuk menampilkan foto selanjutnya. Paman Jeff ketika dipenjara.

"Ketika Jeff berusia 20 tahun, pamannya justru menggali kuburannya sendiri. Saat itu Jeff sempat bercerita padaku bahwa dia sudah mempersiapkan berkas-berkas untuk melaporkan pamannya. Namun, niatnya harus kembali diurungkan karena lawan sudah tumbang sebelum ia benar-benar menyerang."

Foto kembali berganti. Menampilkan Jeff yang mengenakan toga dan selempang bertuliskan cumlaude tersebut. "Jeff lulus gelar sarjana pada usia 22 tahun dengan predikat cumlaude," jelas Yuta kemudian kembali menggeser slide berikutnya.

"Di usia itu juga Jeff menjadi karyawan tetap di sebuah perusahaan tempat dia magang sebelumnya."

Foto kembali berganti. "Pada usia 24 tahun, Jeff dipromosikan menjadi manajer investasi."

Mendengar itu, kedua mata Johnny membola. "Di usia semuda itu?" tanyanya dengan nada memekik.

"Ya, bajingan itu memang istimewa. Aku saja sempat tidak percaya. Tapi, setelah bertanya lebih lanjut pada perusahaan tersebut, tidak heran mengapa dia bisa dipromosikan menjadi manajer investasi. Mengingat nilai akademiknya yang nyaris sempurna."

Yuta kembali terfokus pada layar hologram di depannya. Foto kembali berganti. Menampilkan sebuah bandara internasional yang juga menampilkan Jeff di dalam foto tersebut.

"Jeff kembali ke negeri ini ketika berusia 25 tahun. Setelah itu dia membuka perusahaannya sendiri dengan uang tabungan yang sudah dikumpulkannya selama berada di Amerika."

Yuta juga menampilkan foto perusahaan Jeff ketika baru pertama kali dirintis. Sangat berbeda dari perusahaan Jeff saat ini. Sebab, perusahaannya dulu terlihat lebih kecil.

Kemudian slide berganti menampilkan foto Taeyong selama berada di sebuah pelelangan. Johnny membenarkan posisi duduknya. Tertarik dengan cerita apa yang ada di balik foto tersebut.

"Ketika berusia 26 tahun, Jeff bertemu dengan Taeyong di pelelangan. Taeyong yang menjadi barang lelang saat itu. Dan ... terdapat cerita yang sangat menarik mengapa Taeyong bisa berakhir menjadi barang lelang di situ."

"Apa itu?" tanya Johnny penasaran.

"Semua itu karena kakekku. Orangtua Taeyong meminjam uang dan tidak berhasil mengembalikan uang yang dipinjam lengkap dengan bunga yang sudah mereka sepakati di awal."

Lagi-lagi, Johnny membulatkan kedua matanya.

"Apakah Taeyong tahu akan hal itu?"

Yuta segera menggeleng. "Dia tidak tahu dan tidak akan pernah tahu."

Ya, semua yang dikatakan Yuta memanglah benar. Pasalnya, sang pelaku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Bagaimana Taeyong bisa mengetahuinya jika tidak ada yang memberitahunya?

"Lalu, bagaimana awal mula mereka menjalankan bisnis keji itu?"

"Pertanyaan yang bagus."

Slide kembali digeser. Menampakkan foto seorang atlet baseball yang begitu dikenal di seluruh penjuru negeri. Johnny yang melihat hal tersebut pun menautkan kedua alisnya. Masih belum paham dengan apa yang hendak Yuta sampaikan.

"Semua berawal dari atlet itu. Taeyong dulunya juga merupakan seorang atlet tembak. Dan atlet kebanggaan bangsa tersebut adalah salah satu yang dekat dengan Taeyong. Sebagai rasa terima kasihnya kepada Jeff, Taeyong mengenalkan Jeff pada manajer atlet tersebut. Jeff menawarkan jasa perusahaannya karena manajer dari atlet tersebut mempunyai banyak koneksi yang menguntungkan baginya. Salah satunya, dia berhasil meyakinkan para sponsor untuk bekerja sama dengan perusahaannya untuk membangun wisma atlet baru di ibu kota."

Johnny mengangguk paham dengan semua yang dijabarkan oleh Yuta. Kemudian seniornya itu menampilkan beberapa judul berita dan juga daftar peringkat perusahaan terbaik di negeri tersebut.

"Pada usia 28 tahun, Jeff berhasil membawa nama perusahaannya menduduki peringkat dua terbaik di negeri ini." Yuta menjeda kalimatnya. Kemudian menggeser slide selanjutnya yang menampakkan foto perusahaan bank swasta yang berdiri sejak lama dan saat ini menempati posisi pertama sebagai perusahaan terbaik.

"Pemilik perusahaan bank swasta itu adalah backing-an Jeff dalam merintis perusahaan propertinya," jelas Yuta kemudian.

Johnny kembali menopang dagunya. "Mengapa orang nomor satu di dalam dunia bisnis itu mau menjadi backing-an Jeff yang tidak ada apa-apanya pada saat itu?" tanya Johnny kemudian.

Yuta tersenyum miring sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tentu saja ada harga yang harus dibayar oleh Jeff." Yuta sangat mengetahui hal-hal seputar bisnis. Mengingat riwayat hidup kakeknya dulu.

"Jeff menyingkirkan lawan bisnis dari pemilik perusahaan bank swasta tersebut. Jeff dibayar dengan harga yang sangat mahal dan diperkenalkan kepada koneksi yang lain, yang setara maupun yang lebih tinggi kedudukannya."

Hal yang dijabarkan Yuta sedikit membuka wawasan Johnny. Tidak heran jika Yuta direkrut sebagai secret agent oleh BIN. Kemampuan berpikir dan kemampuan menganalisisnya memang benar-benar membuat Johnny terkesima.

Yuta kembali menggeser slide selanjutnya. Menampakkan grafik pendapatan perusahaan properti milik Jeff yang akhirnya menduduki peringkat pertama, mengalahkan perusahaan yang mem-backing dirinya.

"Jika aku menjadi pemilik perusahaan yang mem-backing Jeff, aku pasti akan sangat marah. Dari yang bukan apa-apa bisa menjadi yang nomor satu di negeri ini mengalahkan perusahaan yang sudah membantunya dari nol." Johnny berkomentar sebelum Yuta menjelaskan. Hal itu membuat Yuta tidak bisa menahan tawanya.

"Apakah hubungan mereka masih baik hingga saat ini?" tanya Johnny penasaran.

Yuta berpikir sejenak. "Ya ... untuk saat ini bisa dibilang begitu."

"Tapi, sepertinya Jeff sudah melakukan sesuatu untuk mengatasi hal tersebut."

"Kau benar, tapi aku masih belum menemukan apa itu. Yang kutahu adalah bahwa koneksi keluarganya kembali menghubunginya ketika Jeff sedang berada di atas. Bahkan ada yang sampai memohon dengan segala cara agar Jeff mau menerimanya lagi."

"Lalu, apa yang Jeff lakukan?"

"Tentu saja sebagai seorang pebisnis, dia memanfaatkan kesempatan emas itu. Dia mengesampingkan urusan pribadi dan memilih untuk memanfaatkan kelebihan lawan untuk membantu perusahaannya."

"Wow ... cerdik sekali."

Yuta mengangguk. Menandakan bahwa dia juga setuju dengan perkataan Johnny barusan. Kemudian, sang agen rahasia itu kembali menggeser slide terakhir, yang menampakkan Jeff dan Braile yang sedang berada di kasino miliknya.

"Aku tidak perlu menjelaskan lagi untuk yang satu ini, kan?"

TRAP | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang