[03] Crazy People

11.2K 892 938
                                    

Cuman mau bilang, maaf udah telat up hampir dua minggu. Bukan apa, masalahnya dari kemarin sibuk terus ngurus pendaftaran sekolah and ... Aku juga sempat puasa kuota (ಥ‿ಥ).

Ini aja makainya hotspot colongan😌 Doa'in, moga puasa kuotanya cepat selesai and happy reading.

****

"Dari mana aja lo, Sya?" tanya Risa saat baru menemukan keberadaan Asya yang sedang duduk di salah satu kursi taman di sekolah. Matanya beralih menjelajahi sekitar taman, tampak sepi. Netranya kembali menatap Asya.

Asya yang mendengar suara langsung mendongakkan kepalanya dan menatap orang yang berdiri tepat di sebelahnya. Ia beralih menampilkan senyumnya, sangat tipis.

"Kok Isa tau kalau gue di sini?" tanya Asya balik tanpa menjawab pertanyaan Risa.

"Jawab dulu kek pertanyaan gue!" kesal Risa, ia beralih mengambil duduk tepat di sebelah Asya. Sedikit menelisik raut wajah sahabatnya itu, keningnya sedikit bertaut.

"Isa dulu yang jawab pertanyaan Asya!"

Risa menghela nafasnya panjang, ia beralih menatap Asya sambil bersidekap dada. "Gue tau aja. Lo, kan sering kesini."

Asya hanya mangguk-mangguk menanggapi. "Tadi gue ke tempatnya Saka," ucap Asya membalas pertanyaan yang sempat Risa layangkan untuknya tadi.

Risa yang tadinya fokus pada raut murung Asya kini memperbaiki posisi duduknya lebih serius. Seakan apa yang Asya katakan tadi sangatlah berpengaruh besar. "Ngapain?"

"Mau nemuin Saka."

"Terus, reaksi Saka gimana?"

Mendengar itu, Asya beralih menundukkan kepalanya, roknya sedikit ia remas. Berusaha menghilangkan rasa kecewanya. Dalam satu tarikan nafas, ia menjawab, "Saka bentak Asya ... Saka juga marahin Asya," lirihnya.

Risa hanya bisa menggelengkan kepalanya, tak tahu harus merespon seperti apa lagi. Ia beralih memegang kedua pundak Asya dan menatap manik matanya. Ia sedikit mengguncang tubuh gadis di hadapannya ini, berusaha untuk menyadarkannya.

"Kalau kayak gini, lo minta putus aja sama dia. Lagi pun, lo gak terlalu kenal Saka, ... Jangan paksain diri lo buat suka sama dia."

Asya terdiam di tempatnya, ia menatap balik Risa. Jika di ingat lagi, tadi saat ia mengatakan putus dengan Saka, cowok itu berlalu mengejarnya dan menahannya. Entah karena apa, Saka sama sekali tak ingin melepaskannya.

"Tapi, kalau Asya minta putus, Saka bakal marah lagi sama Asya."

"Why?"

Asya mengangkat bahunya tak tahu, ia sendiri bingung dengan cara Saka memperlakukannya.

"Biar gue yang bicara sama dia. Gimana?" tawar Risa.

"Jangan dulu deh. Gue mau kok pacaran sama Saka, gue gak masalah, siapa tau gue juga suka sama dia."

"Lo suka dia tapi dia gak suka sama lo. Gimana ceritanya?" tanya Risa mendengus.

"Gue belum suka sama Saka, tapi mungkin nanti bakal suka."

"Emang lo yakin? Kalau Saka bakal balas perasaan lo?"

Asya kembali terdiam, ia lantas mengangguk yakin. "Yakin! Kalau Saka gak suka sama gue, ngapain dia ngajak pacaran? Pasti dia suka sama gue!"

"Kalau dia pacarin lo karena dia mau mainin hati lo gimana? Kalau dia mau manfaatin lo gimana? Gimana?!" tebak Risa cepat.

"Kalau gitu ... Asya cuman cukup berharap aja, semoga yang Isa bilang itu gak benar," jawab Asya dengan entengnya.

TARASYA [END]Where stories live. Discover now