bagian tujuh belas

1.4K 231 164
                                    

"Emang Lo Nungga dah cocok bener dah sama si Shana. Acikiwirrr..." Goda Ical berulang kali.

Sejak sampai di kedai geprek ini terhitung sudah berulang kali Ical mengulang kata-kata itu. Mengabaikan raut Shana yang terlihat tidak senang mendengarnya.

"Widih adik bimbing gue! Ada hubungan apenihh sama Nungga. Gue kayaknya ketinggalan info penting ini." Alev terkejut mendengar godaan Ical. Pandangan menatap kearah Shana meminta penjelasan.

Shana hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Alev tersebut. Membuat Alev kini beralih kearah Nungga.

"Sejak kapan nih, Nung?" Goda Alev.
"Jangan jangan?" Alev teringat sesuatu.

"Jangan jangan apa-apaan anjir!!" Nungga merespon dengan kibasan didepan wajah Alev.

"Pantes Lo emosi bener waktu acara perkenalan waktu itu." Alev tersenyum miring menghubungkan fakta itu.

"Itumah elonya aja yang nggak becus jadi kakak pembimbing. Bisa-bisanya nggak sadar adik Lo ilang satu!"

"Sekarang gue ngerti nih." Alev menyimpulkan dengan sendiri.

"Beneran ada hubungan Lo berdua? Lo nih Nung. Masa cara Lo nunjukin cinta make segala ngerjain si Shana terus." Ubay mengungkit tragedi-tragedi yang melibatkan Nungga dan Shana.

"Tapi gue liat-liat, cocok sih Lo berdua. Sama-sama aneh soalnya." Tawa mereka pecah mendengar ucapan Ical tersebut.

"Bener kan, kak Ical. gue juga bilang gitu tau mereka keliatan serasi banget kayak permen sama gagangnya sulit dipisahkan," semangat mengompori Bina menggebu-gebu.

"Ini serius pacaran beneran mereka berdua?" tanya Alev penasaran lagi. si cowok bule mengeluarkan suaranya kembali mungkin belum puas dengan kesimpulan yang ia simpulkan sendiri sebelumnya.

"Benerrrrr dong benerannn pacarannn!!!"

Bukan Nungga atau Shana yang menjawab. Justru suara keras Ubay yang sangat bersemangat yang terdengar. tidak dihiraukannya tangan yang penuh sambal dan mulut yang masih tersisa makanan itu.

"Diam Lo Bay-cot. mending Lo ngaca liat tu cabe udah kayak behel aja nangkring di gigi." balas Nungga pedas.

Nungga tak membantah atau membenarkan ucapan teman-temannya, hanya cengar-cengir seperti tak ada dosa. Sedangkan si perempuan bahan ejekan itu tak banyak berkutik seperti mati kutu. jika biasanya ia masih sering mengelak dan membalas ucapan atau tindakan Nunggara yang menyebalkan, kali ini bergerak pun dirinya tak sanggup. tatapan dari Asha masih dirasakannya meskipun kedua mata Shana tak berani melihat kearah sosok lelaki yang duduk di pojok kiri samping ubay itu.

"Woy, Ash!!!" teriakan Ubay membuat lelaki yang sedang terdiam fokus dengan tatapannya itu terkejut namun dengan cepat dikuasainya diri.

"Ehmmm," Asha mengeluarkan batuk menyetabilkan dirinya.

"Lo dari tadi gue perhatiin, ngeliatin si Shana terusss. Jangan-jangan Lo juga naksir dia juga ya!" Tanpa tau situasi Ubay berbicara santai sambil memukul pelan bahu Asha lelaki yang paling terkenal kalem diantara mereka yang lain itu.

"Apaan!!" Sinis Asha.

"Aduh, Ash, sekalinya Lo mau naksir cewek ni ya, masa mau langsung rebutan sama di Nungga." Ical pun ikutan. Mereka tidak tahu akan fakta hubungan keduanya itu.

DishanaWhere stories live. Discover now