"Kak Jaehyun ini aku buatin sarapan! Aku buat sendiri loh kak," Taeyong menyodorkan kotak bekal yang ia bawa dari rumah, ia memasak makanan itu spesial untuk orang yang disukainya.
Jaehyun hanya diam ia melanjutkan jalan nya tanpa memperdulikan keberadaan Taeyong.
Taeyong yang sudah mengira akan diabaikan dengan nekat memegang tangan Jaehyun lalu meletakkan kotak bekalnya di tangan kekar itu.
Braaaakk!
Jaehyun membuang pemberian Taeyong dengan marah. Ia sudah sangat kesal sejak bertemu Taeyong tadi. Jaehyun sudah mencoba menahan diri agar tidak emosi tapi melihat tingkah Taeyong yang berani memegang tanganya membuat ia geram. Ia tidak suka jika ada sesorang yang menyentuhnya walau seujung kuku.
Taeyong terperangah, ia tidak menyangka Jaehyun akan setega itu untuk membuang makanan yang ia buat. Matanya berkaca-kaca dengan cepat ia membalikan badanya dan pergi dengan air mata yang menetes.
Jaehyun tidak perduli ia melanjutkan jalan nya menuju kelas tanpa mendengarkan bisikan para murid di sekitarnya.
Disisi lain Taeyong kini berada di taman belakang sekolah, "hikss.. Kenapa harus sesakit ini Yatuhan. Hikss..."
Grep
Seseorang memeluk tubuh Taeyong dari belakang, "jangan nangis Tae, gue ngga suka liat lo sedih," ucap orang itu dengan lembut.
Taeyong menengokkan kepalanya kebelakang, "Lu-Lucas." ujar Taeyong kaget.
Lucas tersenyum, ia mendudukan dirinya di samping Taeyong. Tanganya kini mengusap kepala Taeyong dengan sayang.
"Kenapa nangis?" Lucas menghapus sisa air mata di pipi Taeyong.
Taeyong terdiam, kemudian ia menggeleng pelan, "cuma pengen aja."
"Mana ada gitu Tae? Sekarang cerita kenapa kamu sampe nangis. Aku udah pernah bilangkan kalau aku bakal selalu ada disaat kamu butuh sandaran dan tempat ngeluarin segala kesedihan kamu."
Mendengar perkataan dari Lucas tangis Taeyong semakin mengeras, andaikan ia sadar dari dulu dan memilih untuk tidak mengejar Jaehyun, pasti rasanya tidak akan semenyakitkan ini.
Dan andaikan ia bisa membuka hati untuk Lucas pasti hidup nya tidak akan semenyedihkan sekarang.
"Sakit hiks Lucas.." isak Taeyong memegang dadanya.
Lucas segera membawa Taeyong kedalam pelukanya. Taeyong adalah seseorang yang sangat special bagi hidupnya. Tapi itu dulu, sekarang Lucas sudah menemukan kekasih yang dicintainya dan menggangap Taeyong hanya sebagai adiknya.
mungkin...
Lucas mengusap punggung sempit milik Taeyong, "ssst jangan nangis Tae.. Ada aku yang bakal terus ada di samping kamu." ucap Lucas menenangkan.
Taeyong membalas pelukan hangat Lucas, ia menumpahkan segala kesedihanya di sana.
"Bantu aku lupain dia Lucas," Taeyong menatap yakin ke arah mata Lucas.
"Aku bakal bantuin kamu tapi ngga bisa kaya dulu lagi, ada hati yang harus aku jaga sekarang."
Taeyong mengangguk ia tau itu, "iya aku tau Lucas."
Keesokan harinya Taeyong berangkat sekolah bersama dengan Lucas. Tadinya ia menolak karena takut pacar lucas marah, tapi Lucas memaksa dan mengatakan bahwa ia telah meminta izin kepada pacarnya.
"Ayo" ucap Lucas dengan menarik tangan Taeyong.
Ditengah perjalanan menuju kelas Taeyong menatap lekat Jaehyun yang berjalan berlawanan arah denganya.
Lucas mengeratkan genggaman tangan mereka. Ia melirik Taeyong sekilas lalu menarik Taeyong agar melanjutkan jalan nya.
Taeyong menatap Lucas dengan ragu. Tapi ia mencoba menguatkan dirinya agar tidak menyapa Jaehyun.
Taeyong mengalihkan pandangnya kedepan tanpa menatap Jaehyun sedikitpun, ia mencoba mengabaikan keberadaan pujaan hatinya. Jaehyun yang melihat Taeyong melewatinya begitu saja tanpa menyapanya merasa aneh. Tapi ia mencoba mengabaikan rasa aneh itu dan pergi menuju kantin.
"Aku bisa Lucas! Aku bisa!" Taeyong berucap dengan senang.
Lucas terkekeh, "mulai besok kalo ketemu Jaehyun kamu kaya tadi."
Taeyong mengangguk. Setidaknya ia sudah bisa mengabaikan Jaehyun walau hanya satu kali tapi ini sebuah kemajuan yang besar.
YOU ARE READING
Oneshoot/Twoshoot (Jaeyong)
Short StoryHanya tentang kisah-kisah manis antara Jaehyun dan Taeyong. -Jung Jaehyun -Lee Taeyong
