Teacher

2.7K 196 5
                                        











   "Baik cukup untuk hari ini, minggu depan kita masuk ke bab selanjutnya. Selamat siang dan sampai jumpa."

"Siang paaaak!!" ucap serempak murid-murid dikelas.

Setelah selesai membereskan barang ia beranjak dari duduknya, tapi sebelum mencapai pintu Jaehyun kembali berbalik, "dan Lee Taeyong saya tunggu di ruangan saya," Jaehyun melangkah meninggalkan kelas.

Seisi kelas memandang ke arah Taeyong. Kali ini apa lagi?

"Kan!! Elo dipanggil lagi sama Pak Jaehyun. Kalian ada hubungan pasti!! Udah ngaku sekarang Tae!" Hoshi selaku sehabat Taeyong menuntut kejelasan.

Bukan hanya dia satu kelas pun ingin tahu. Masalahnya Pak Jaehyun selalu meminta Taeyong keruangnya saat istirahat. Bukankah itu sangat mencurigakan?

Taeyong mencoba menyembunyikan kegugupanya, "apasih?? Aku sama Ja- maksud aku Pak Jaehyun cuma sebatas guru sama murid doang, nggak lebih."

Taeyong menggigit bibirnya kenapa juga dia harus keceplosan.

'Dasar Taeyong bodoh!!'

"Tuhkan lo panggil dia Jaehyun doang."

"Fiks lo orang spesial yang selalu Pak Jaehyun sebut itu kan," timpal teman Taeyong lainnya.

Taeyong menggeleng cepat, "udah deh pokoknya aku sama Pak Jaehyun cuma sebatas guru dan murid. Aku ke ruangan Pak Jaehyun dulu," Taeyong buru-buru pergi keluar kelas bisa-bisa ia keceplosan lagi jika berlama-lama di sana.

Tok tok tok

"Permisi Pak Jaehyun."

"Masuk Tae."

Taeyong membuka pintu ruangan Jaehyun. Kemudian ia masuk dan mengunci pintunya.

Jaehyun mengalihkan atensinya ke arah Taeyong, "kenapa lama?" tanya jaehyun dengan melepaskan kaca mata nya.

Taeyong berjalan mendekati Jaehyun, "tadi di hakimi sama temen-temen dulu. Kamu sih! Kan bisa lewat hp," Taeyong duduk di seberang Jaehyun.

"Sengaja biar kamu kesel" ucap Jaehyun dengan santai.

Taeyong melemparkan bolpoin kearah Jaehyun, "ngeselin banget heran."

Jaehyun terkekeh ia berdiri lalu berjalan ke arah Taeyong. Ia berjongkok di depan lutut Taeyong.

"Mark kangen kamu, nanti ke mansion ya" Jaehyun mendongak menatap Taeyong.

Taeyong mengangguk setuju, "kamu sekarang sering ngunjungin dia kan Jae?"

"Iya. Kemarin juga saya belikan dia mainan baru," Jaehyun mengecup kedua lutut Taeyong.

Taeyong merapikan rambut Jaehyun, "dia anak kamu juga Jaehyun. Walaupun bukan anak kandung tapi dia tanggung jawab kamu" Ujar Taeyong menasehati Jaehyun.

Jaehyun mengenggam tangan Taeyong, "dan dia bakal jadi tanggung jawab kamu juga sebentar lagi."

Taeyong tersenyum. Kini dirinya telah yakin bahwa menerima Jaehyun sebagai suaminya adalah keputusan yang benar. Dia tidak ingin memikirkan anggapan orang-orang jika mengetahui ia akan menikah dengan gurunya sendiri yang mana ia adalah duda beranak satu. Taeyong yakin Jaehyun tidak akan mengkhianatinya, melihat perjuangan Jaehyun selama satu tahun lebih ini membuat Taeyong terharu.

Jaehyun bahkan rela pergi ke desa terpelosok demi mendapatkan restu orang tua Taeyong. Jaehyun rela tidur hanya beralaskan tikar tipis tanpa selimut disana. Membantu Ayahnya memanen tanaman dan mencangkul kebun.

Taeyong benar-benar kagum dengan perjuangan Jaehyun.

Dan Jaehyun, dirinya sangat bersyukur memiliki Taeyong di hidup nya. Gagal dalam berumah tangga membuat ia trauma. Dirinya dengan bodoh menitipkan anaknya kepada sang ibu hanya karena rasa sakit hati.

Lalu dua tahun lalu ia bertemu dengan Taeyong. Murid kelas 10 yang membuat Jaehyun kembali merasakan cinta. Taeyong pula yang menjadikan ia kembali dekat dengan anak nya.

Jaehyun benar-benar mencintai Taeyong ia tidak bisa mengungkapkan nya dengan sebuah kata-kata.

"Jangan pernah tinggalin aku Tae," Jaehyun memeluk Taeyong dengan erat.

Taeyong membalas pelukan itu, "aku nggak bakal ninggalin kamu kalau bukan kamu yang minta."

"Dan aku bersumpah, aku nggak bakal meminta hal itu sampai kapanpun."









🌱maaf kalo ada typo🌱

Oneshoot/Twoshoot (Jaeyong)Where stories live. Discover now