|3| BagasRara

53.7K 7.8K 796
                                    

Rara menutuhkan jarinya ke meja, menutup mata sambil berfikir. Ia baru saja selesai mandi, tidak ada kerjaan membuat perempuan itu dilanda bosan.

Reya tidur, sedangkan Bagas masih di Cafe. Bekerja, ya. Bagas kerja disana sebagai barista. Penghasilan dari situ lah yang membiayai kehidupannya sekarang. Kalau lagi libur, cowok itu akan ikut manggung di cafe bersama teman temannya. Meskipun tidak seberapa.

Cowok berusia tujuh belas tahun itu kerja sambil sekolah. Untuk itu dia sering pulang malam. Di Cafe, kalau gak ada acara tertentu biasa pulang jam sembilan sampai sepuluh malam. Kalau ada acara, bisa sampai jam tiga pagi baru pulang.

Dia banting tulang.

"Disini gak ada bahan makanan apa apa" guman Rara.

"Adanya cuma telur sama mie. Bisa di buat apa"

"Martabak mie"

Suara dari belakang membuat perempuan itu tersentak. Sementara pelaku pengaget itu malah tertawa. Rara memutar matanya malas, gimana bisa orang itu masuk ke rumahnya.

"Teh Lia kok bisa masuk rumah aku sih, Lewat mana? Lobang pintu"

Cewek bernama Lia itu memblakakan matanya, menatap sebal ke arah perempuan kecil di depannya.

"Pintu kamu nggak di kunci, kebiasaan sih" balasnya duduk di kursi samping.

Rara mamajukan kepalanya melihat pintu yang memang terbuka, ia tertawa kecil. Kebiasaannya lupa mengunci pintu.

"Bagas yang gak nutup" ujarnya membela.

Lia memakan kerupuk yang tersedia di dalam toples, namun baru hendak mengambil kerupuk selanjutnya. Rara menarik toples itu lalu menyembunyikannnya di rak piring.

"Punya Bagas!"

"Aku minta dikit doang" balas Lia.

Rara menggeleng. "Gak boleh, tinggal dikit"

"Bagas kalau tau juga gak bakal marah" ucap Lia.

"Ya Bagas emang gak bisa marah. Teh Lia nya tau diri" cetus Rara kembali duduk di kursi tadi.

Sementara Lia, cewek itu memasang wajah gemas gemas kesal. Mau nyubit takut nangis.

"Iya iya. Nanti aku beli sekalian ama tukangnya" ujarnya mencibir.

"Bagus. Nanti aku minta" balas Rara tersenyum puas.

"Mbok mu!"

Perempuan itu terkekeh. Senang sekali menjahili tetangga samping rumahnya ini. Lia atau nama lengkapnya Adelia adalah mahasiswi yang sering menjadi teman curhatnya disini. Karena hanya Lia lah yang tidak jauh umurnya dengannya. Sisanya hanya ibu ibu rumah tangga biasa.

"Btw, Reya mana?" tanya Lia.

"Tidur"

"Kalau Bagas?" Lia menaikkan sebelah alisnya sengaja.

"Ngapain nanya nanya"

Cewek itu terkekeh. "Cemburuan banget. Aku tau, dia lagi kerja kan"

"Lagi nguli" balas Rara ngasal.

Sekali lagi Lia tertawa. "Di tempat kerjanya kan pasti banyak cewek cewek cantik, kamu gak takut Bagas berpaling? Emn, selingkuh gitu" ucapnya.

"Teh Lia yang mau jadi selingkuhannya, kan" ujar Rara mencondongkan kepalanya.

"Kalo boleh" balas Lia, lap di depannya seketika melayang mengenai kepalanya. Ia melihat Rara yang menatap tajam dirinya.

"Silakan aja. Itu juga kalau Bagas mau, Teh Lia tau kan. Bagas bakalan langsung minder kalau ketemu Teteh" ucap Rara santai. Tidak mempermasalahkan ucapan cewek yang memiliki umur lebih tua darinya itu.

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang