|32| BagasRara

44K 5.4K 2.2K
                                    

23, juli 2021

Ayo lihat dari sudut pandang yang ke berbeda.
RaraVeronika

 RaraVeronika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

TERIK  panas matahari tak membuat langkah cowok itu mengendur, justru semakin kencang berlari mengelilingi lapangan. Baju batik birunya basah karena keringat mencetak lekuk tubuh berototnya. Bagas menoleh, melihat Rara yang tengah duduk di pinggir lapangan dengan dua botol minum di sampingnya.

Perempuan itu tersenyum kecil sambil melambaikan tangannya. Kemudian kembali terdiam begitu Bagas sudah melewatinya.

Jika tadi guru bk tidak menciduk mereka di gerbang belakang, mungkin sekarang ia dan Bagas sudah duduk manis di kelas. Jika kakinya juga tidak terkilir, Bagas gak akan menjalani hubungan double sekarang.

Rara mendesah pelan, melirik kakinya yang sedikit membiru. Ia memijit mijit kaki itu guna menghilangkan rasa nyerinya. Kepalanya menoleh ke samping melihat guru bk yang sejak tadi mengawasi.

"Udah putaran ke berapa, Pak?" tanyanya untuk kesekian kali.

"Dua puluh."

Rara menggigit bibirnya. "Tiga puluh putaran lagi dong?" tanyanya.

Guru bk bewajah tampan itu menatap Rara tajam. "Suruh siapa kalian telat, udah gitu berani masuk lewat pintu belakang. Dan apa tadi, kalian mau berbuat mesum disana, hah?" ia kembali memperhatikan Bagas di depan.

Rara tidak bisa membalas apa apa, salah jawab takut nambah hukuman. "Siapa yang mau berbuat mesum, di tempat kaya gitu lagi. Mending di kamar," gumannya pelan.

"Apa tadi kamu ngomong?!" guru bk di samping semakin menatap Rara tajam.

Rara hanya menggeleng sambil menepuk mulutnya sendiri, ia keceplosan. "Kalau motornya Bagas gak mogok di jalan juga pasti gak bakal telat, Pak." ucapnya menatap Bagas di depan sana.

"Pacaran kamu sama dia? Saya perhatiin kalau ketemu kalian berduaan terus."

"Ngg--" Rara mengerjapkan matanya bingung. "Saya adik kakak sama Bagas." itu jawaban yang ia berikan untuk sebagian orang.

"Pak Imran gak ke kelas? Ini kan pelajaran bahasa Indonesia. Bapak kan gurunya, mending ke kelas aja. Bagas biar saya yang ngawasin," ujar Rara mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Saya juga guru bk, tugasnya ya ngawasin murid murid nakal seperti kalian ini," balas Pak Imran dengan dengusannya.

"Bapak sih sok sok an banget, udah jadi guru bahasa Indonesia. Nambah jadi guru bk, yang kerjaannya ngurusin murid murid bandel. Kasian kan anak anak yang mau belajar pelajaran bapak harus tertunda. Kudunya satu aja, Pak. Kasih ke guru lain." ucap Rara lalu meneguk air mineral di sampingnya. Ia menatap Pak Imran yang menatapnya tajam.

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang