Fifty Seven💥 ➹ His Name Is Mark Lee

1.1K 131 32
                                    

Sudah berapa bulan Jisoo meninggalkan keluarga kecilnya? Sudah terhitung 1 bulan Jisoo meninggalkan semuanya. Membuat anak-anaknya yang masih bayi terpaksa hanya meminum susu formula.

Entah hanya perasaan Taeyong saja atau bagaimana. Ketika ia tidur, rasanya dihadapannya ada seseorang juga yang ikut tidur. Tetapi saat membuka mata, tidak ada siapapun. Bukannya Taeyong takut, ia justru senang jika sang istri masih ada disekitarnya.

Setiap malam yang biasanya Jeno kecil selalu menangis, kini sudah tidak lagi. Dan Taeyong lagi-lagi berpikir, istrinya yang sudah membuat Jeno kecil nyaman dalam tidurnya.

Begitupun Haechan kecil. Bedanya, ia selalu menangis saat di pagi hari. Sama seperti Jeno, sekarang Haechan sudah jarang menangis. Seakan-akan mereka berdua sudah diberi kenyamanan oleh– entahlah siapa itu. Taeyong yakin, istrinya lah yang sudah membuat mereka seperti itu.

Pagi ini, Taeyong mengusak rambutnya kasar di sofa ruang tamu. Ayah mertuanya datang sambil membawa dua gelas cangkir kopi. Yang satu untuk menantunya, yang satu untuk dirinya.

"Kenapa? Masih pagi udah kelihatan kesal aja."

Taeyong menengok lalu hanya tersenyum pahit. Ia menahan jawabannya sampai mertua nya itu duduk disamping.

"Ini, aku harus berangkat ke Kanada besok lusa. Katanya ada rapat disana, dan aku yang harus jadi perwakilan."

Ayah mertuanya itu mengangguk. "Bagus dong? Tandanya perusahaan Ayah kamu semakin lama semakin maju. Apa masalahnya?"

"Takut Taeyong lama disana, gak bisa ketemu Haechan dan Jeno,"

Ayah mertuanya pun langsung terdiam, ia pun langsung berpikir keras. Siapa yang akan menjaga mereka nantinya?

"Gak usah takut, Haechan dan Jeno biar Mama yang urus," Mereka berdua menoleh pada seorang wanita yang membawa-bawa piring berisi kue bolu.

"Nih dicoba. Baru matang dari oven tadi," Kedua orang tersebut mengangguk dan mengambil sepotong kue yang masih hangat.

"Ayah. Kalau begitu, Mama gak mau ngurus kantor lagi deh. Mama mau fokus rawat Haechan dan Jeno aja." Pinta Mama mertuanya.

"Kalau pun Ayah ada kesusahan, kan bisa rekrut orang baru. Atau, naikin jabatan orang yang sebelumnya dibawah." Lanjutnya.

"Yasudahlah," Nada Ayah mertuanya itu terdengar pasrah.

"Emangnya Mama gak keberatan urus Haechan dan Jeno barengan? Pastinya kan sibuk sama pekerjaan rumah juga?" Tanya Taeyong.

"Gak sih biasa aja. Eh gimana ya? Terlalu sibuk sih kayaknya,"

Taeyong mengangguk paham. "Yaudah, kita sewa baby sitter aja gimana?"

Mama mertuanya menoleh pada suami yang asyik makan kue bolu tersebut. "Apa?"

"Boleh gak?"

"Yaudah boleh,"

Mama mertuanya menoleh lagi kepada Taeyong. "Yaudah boleh. Cari nya yang benar-benar bisa jagain bayi ya,"

Taeyong mengangguk dan menautkan jari telunjuk dan jempolnya yang berarti 'oke'.

"Ini rumah saya," Tunjuk Taeyong kepada salah satu wanita asing itu. Sementara wanita itu terus membuka mulut karena rumahnya yang terlihat cukup besar.

"Kau dengar?" Wanita itu sadar dari kekagumannya dan tersenyum canggung. "Y-ya tuan,"

"Silahkan masuk." Taeyong mempersilahkan masuk wanita itu dengan ramah kedalam rumahnya.

Never Quiet Down || NCT Dream x AESPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang