Fifty Four💥 ◌ His Wife

1.1K 119 52
                                    

Satu tahun sudah berlalu, Taeyong sudah bekerja di perusahaan Ayahnya sendiri, Lee Sooman. Sementara Jisoo masih menjadi mahasiswi yang tengah sibuk menyiapkan skripsi karena sebentar lagi akan sidang.

Kontakan saja sekarang sudah jarang hanya untuk sekedar menelepon, karena sibuk dengan urusannya masing-masing. Sekalinya berkontakan, mereka saling membicarakan keluhannya masing-masing dan saling menyemangati satu sama lain.

"Ayo dong, semangat bikin skripsinya, jangan sambil nangis begitu,"

Terdengar yang diseberang sana masih sedikit terisak.

"Aku kalau capek, sukanya nangis. Gak pernah kalau capek, gak nangis. Sebulan lagi sidang, sementara aku masih belum selesai bikin skripsi nya,"

"Cup, cup, cup, semangat ya! Kalau kamu stress begini bisa bikin aku kepikiran, nanti aku gak bisa fokus kerjanya,"

"Yaudah kamu ngapain mikirin aku? Aku juga gak suruh kamu buat mikirin aku." Nada Jisoo diseberang sana terdengar ketus.

"Aduh, bukan begitu, jangan ngambek dong," Bujuk Taeyong tetapi tak mendapat respon dari Jisoo.

"Besok aku ambil cuti dan kerumah kamu buat bantu bikin skripsinya. Boleh?"

"Besok masih hari Rabu, bukan Minggu. Udah, gausah cuti. Aku bisa bikin sendiri." Responnya dingin.

"Bener nih gamau? Besok aku mau bikinin mie ramen pedes spesial buat kamu lho,"

"Yaudah deal."

Taeyong terkekeh, "Gitu dong. Aku juga pengen kamu cepat-cepat wisuda, biar kamu gak pusing sama deadline-deadline yang bikin kamu depresi."

"Ah masa?"

"Gak juga sih, yang paling utama setelah kamu wisuda nanti pengen nikahin kamu dulu, hehe." Lagi-lagi Jisoo tak merespon. Berbeda dengan yang sebelumnya, tidak merespon karena kesal. Sekarang, tidak merespon karena ia sendiri wajahnya memerah malu.

"Kok gak jawab? Baper ya? Hahaha,"

"Gak sih biasa aja. Yaudah aku tutup teleponnya mau tidur, bye."

"Oke–" Belum selesai Taeyong menjawab, telepon langsung diputuskan secara sepihak oleh Jisoo.

"– tidur yang nyenyak," Gumam Taeyong sambil tersenyum-senyum sendiri.

Hari ini hari yang paling menyenangkan juga bersejarah untuk Jisoo. Karena sekarang, Jisoo akhirnya bisa berwisuda dengan teman-teman lainnya.

Antara senang dan tidak senang. Senangnya, Jisoo bisa berwisuda dan merayakannya bersama-sama. Tidak senangnya, kedua orang tua Jisoo tidak turut hadir karena berada di Amerika, meninggalkan Jisoo seorang diri dan tinggal dirumah bersama asisten rumah tangga.

Taeyong menepuk tangan paling kencang saat nama Jisoo dipanggil untuk keatas panggung. Ia tak peduli ketika orang-orang disekitarnya menatap ketus Taeyong karena sangat berisik.

Jisoo melihat itu semua, lalu tersenyum kearah Taeyong. Senang rasanya ketika dihari bahagianya ada seseorang yang selalu menemaninya. Walaupun status mereka masih pacar, yang penting Jisoo sudah sangat bersyukur memiliki Taeyong.

Jaehyun menyenggol lengan Taeyong, "Berisik. Tuh, dilihatin banyak orang."

"Gak peduli." Jawab Taeyong berbisik juga.

Ia membiarkan Jisoo berfoto dengan teman-teman yang berwisuda juga terlebih dahulu. Taeyong menarik tangan Jaehyun ketika dirasanya Jisoo tidak sibuk berfoto lagi.

Never Quiet Down || NCT Dream x AESPAWhere stories live. Discover now