Twelve💥

1.7K 232 75
                                    

"Uwu, dedek Winter ternyata udah gede ya, inget dulu pas masih kecil di empok-empokin pantatnya sama ayah, sekarang? Dah perawan hahaha..." Semuanya ikut tertawa ringan karena Haechan meledeknya. Winter hanya tersenyum malu.

"Ah bang Echan, udah napa."

"Dih, dih, dih, pipinya merah hahaha, utututu!!!!" Jaemin emang tipe orang yang gampang gemesan sama adik atau kakaknya.

"Tapi ada satu hal yang ga berubah loh..." Semuanya menatap ayah Tiway, penasaran apa yang tidak berubah dari Winter. Bahkan yang diomongin penasaran sendiri.

"Itu. Makannya masih belepotan ampe ke pipi-pipi." Semuanya menoleh bersama ke Winter. Satu, dua, tiga.

"HAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAH!!!!" Tawaan itu membuat Winter buru-buru mencari cermin, dan benar. Sungguh seperti anak kecil. Mungkin kalau belepotannya cuman satu atau dua senti doang dari ujung bibir. Ini, hampir sampai ke telinga. Makannya gimana coba ya?

"Aaaahh jangan ngetawain aku begitu dongg..." Rengeknya, semua malah tambah gemas dengan tingkah laku Winter. Begitu juga Sungchan, mengingat saat mendorong mobil, Winter sangat sinis padanya. Emosional, juga sensian. Sekarang, tingkah nya seperti anak kelas satu SD.

"Udah, udah... nih Win, tisunya." Sungchan menyodorkan tisu ke Winter yang masih berdiri memasang muka betenya. Keluarga Draem dan om Jaehyun menoleh ke Sungchan. Kaget lebih tepatnya. Keheningan tiba-tiba, membuat suara jangkrik muncul.

"Ekhem, ekhem aduh tenggorokan gua kering ekhem, ekhemmmm!!!" Haechan meledeknya.

"Waduh, waduh. Bentar bang Echan gue ambilin air mendidih dulu biar tenggorokan lo ga kering!" Siapa ini? Giselle tentunya.

"Aduh, aduh, panas coy, panas!" Jaemin.

"Hareudang gaiseuuu!!" Mark.

"Eh, eh, eh. Aku mau cosplay jadi nyamuk dulu ya! Ngiiinnggg!!"

"Iya nih, ayo jadi nyamuk aja, Ning! Ngiinnggg." Kelakuan Jisung dan Ningning kalau yang ini. Mereka berdua tangannya sambil dikepak-kepakan, mengitari sofa yang diduduki Chenle, Renjun dan ayah Tiway.

"Tuh kan diledekin lagi!" Winter berteriak, semua kembali tertawa. (Apa iya ganti aja nama keluarganya jadi keluarga DDJR? Singkatan dari Dolar yang Ditukar Jadi Recehan).

"Oh ya, Win, sini deh. Itu lap dulu dong, mulutnya." Winter mengambil tisu pemberian Sungchan, kemudian berlari ke ayahnya.

"Ada apa, Yah?" Tanyanya saat duduk disampingnya.

"Chenle mau ngasih hadiah tuh." Winter menoleh ke arah Chenle. Rupanya pria itu sudah memegang kotak dan atasnya dihiasi pita merah.

"Waaaa..." Winter mengambil kotak itu dari genggaman adiknya. "Beneran buat akuh?" Chenle mengangguk, membuat gadis itu tambah jingkrak-jingkrakan.

"Ayo ah cepet buka, kita penasaran nih." Greget Karina. Winter membuka hadiahnya ternyata itu isinya...

"IH INI KAN BONEKA YANG AKU PILIH DI TOKO BONEKA!!!" Winter langsung memeluk boneka itu. "Makasih Leleeee!!!"

"Makasih juga sama, Sungchan."

"Hah?" Raut wajah yang senang tiba-tiba jadi bingung.

"Kalo ga ada dia, rencana gue hadiahin boneka ini ke lo ga akan berhasil."

Flashback ngab!

Masih ingat ketika di part Ten💥 ada adegan bisik-bisikan antara Chenle dan Sungchan? Sungchan yang lagi asik-asiknya makan kue, tiba-tiba Chenle bisikin dia suruh pergi. Kesannya ngusir si.

Never Quiet Down || NCT Dream x AESPAWhere stories live. Discover now