Fiveteen💥

1.3K 206 19
                                    

Sekitar 3 jam mereka pergi, jam 1 siang baru pulang. Ternyata, mereka bukan hanya belanja bahan-bahan masakan. Mereka juga jajan-jajanan di pinggir jalan. Cilok, papeda, sosis bakar, telur gulung, dan makanan jajanan sekolah lainnya.

Mereka memasuki villa nya. Sosok yang pertama mereka lihat adalah ayah Tiway yang duduk di meja makan sambil memegang secangkir kopi. Rada aneh, siang-siang kok minum kopi? Pandangannya kosong kedepan agak kebawah.

"Hai, ayah." Sapa Ningning, walaupun sendirinya gemetar takut menganggu ayahnya. Ayah Tiway menoleh. Pandangannya berbeda dari yang tadi. Sebelumnya tatapannya itu datar, tidak berekspresi sama sekali. Sekarang justru tersenyum manis, matanya pun kembali ceria.

"Eh udah pada pulang? Kok lama?"

"Iya, Yah. Kita jajan-jajan dulu pake duit sisa kembalian belanja, hehe. Gapapa kan, Yah?" Tanya Giselle ragu.

"Iya, gapapa."

"Kok sepi, Yah? Pada kemana?" Tanya Karina yang sibuk menaruh belanjaannya disusun dengan rapi.

"Kalo anak cowok pada keliling daerah sini. Om Jaehyun sama Sungchan katanya mau pulang kerumah kakeknya dulu, cuman sebentar." Mereka berempat ber-oh ria. Winter sendiri tidak terlalu kaget saat disebutkan Sungchan sedang pergi, karena sebelumnya pria itu sudah izin kepadanya lewat chat.

"Jadi, ayah sendiri disini?" Ayah Tiway mengangguk.

"Ayah, eungg... ayah kenapa? Kok tadi kita dateng ayah lagi bengong? Terus, umm... pas aku nanya tempat pasarnya dimana, ayah sedikit... sensi?" Karina bertanya dengan hati-hati. Ayah Tiway diam sejenak.

"Ayah mau ke kamar dulu, mau tidur." Dinginnya kemudian pergi. Keempat gadis itu menatap satu sama lain.

"Kayaknya ada yang ditutup-tutupin deh?"

Ketujuh bujang itu akhirnya pulang. Chenle, Jisung, Jaemin dan Haechan langsung geleporan di karpet ruang tamu.

"Capek!" Kata Jisung. Keempat gadis yang lagi ngemil ciki bareng bingung.

"Capek kenapa lo? Lo keliling nya kan pake mobil."

"Iya, capek. Bang Mark segala tersesat!" Chenle mengeluarkan suara lumba-lumba nya.

"Atuh ya, jalan banyak banget persimpangan. Pas pulang pastinya kesesat lah."

"Tau, ah. Kesel gua. Gua bilang ge belok kiri! Gua inget banget soalnya pas kita belok kanan, ngelewatin tuh warteg. Ngeyel sih lu." Renjun merebahkan dirinya di sofa dengan wajah yang memerah.

"Yaudah si, akhirnya kan gue dengerin lo juga!"

"Ya kalo dari awal gue bilangin lewat situ ge, ga bakal pulang nya jam segini!!" Terjadilah debat antara Renjun dan Mark.

*BRUUKK!!

"BISA DIEM GA SI?!?!?!" Semuanya terdiam. Winter yang ingin menyuap ciki nya saja jadi terjeda. Chenle, Jisung, Jaemin dan Haechan langsung duduk dari tidurnya. Jeno berhenti bermain hp nya. Dan, yang sepertinya kena omel itu langsung kicep.

Mereka kaget karena suara kencang itu berasal dari dalam pintu kamar ayah Tiway. Pintu kamarnya tidak terbuka. Mereka menduga, ayah Tiway memukul pintu nya dari dalam lalu berteriak.

"I-itu ayah m-mukul pintunya?" Haechan masih shock dengan suara pukulan pintu yang lumayan kencang itu.

"Ayah kenapa si cuy?" Bisik Jeno ke semuanya. Sekarang keluarga Draem itu menoleh ke Jeno.

Never Quiet Down || NCT Dream x AESPAWhere stories live. Discover now