47. Cafe

26 8 0
                                    

Ana dan Adit masuk kedalam rumah nya di Jerman.

"Dit, gue laper nih bikinin mie instans ya"ucap Ana meminta supaya Radit membuatkannya makanan karena perutnya mulai lapar.

"Ogah, loe aja sanah bikin sendiri"

"Sama sepupu sendiri masa gak mau, pliss ya gue laper nih"ucapnya memohon.

"Okey' ibu nyonya Anastasia Safhira Mahardika yang terhormat, Bbang Adit bikinin mie instans nya"

Menunggu sekitar beberapa menit akhirnya Radit datang membawa mie instans nya dua porsi.

Adit menyimpan mangkuknya di meja makan dan Ana langsung mengambilnya untuk di makan.

"Makasih buluk ku"ucap Ana dengan mengambil mangkuk mie tersebut.

"Sama' beo nya buluk"Adit tertawa setelah mengucapkan kata itu.

"Geli gue dengernya sumpah"lirih Ana menaikan alisnya dan langsung melahap mie buatan Adit.

Setelah selesai memakan mie buatan Adit, kemudian dia pamit untuk pergi ke kamarnya untuk merebahkan tubuhnya yang sangat pegel ini

***

Ayah Rangga berencana buat ketemu keluarga Luna untuk membahas perihal pertunangan Rangga dan Luna.

Sampailah dirumah keluarga Beni ayah Luna.

Ayah Rangga mengetuk pintu rumah Beni dan dibukalah pintu rumahnya itu oleh Beni sendiri"ehh Fan tumben'nan kesini"

"Saya perlu bicara soal pertunangan Anak kita"ucapnya sangat tidak bersemangat.

"Mau bicara apaan nih, rencana pernikahan kah"tanya Beni.

"Bukan"

"Terus apa dong"

Ambil napas pelan' lalu keluarkan"saya mau batalin pertunangannya"dengan sangat tegas Ifan menyampaikannya.

Beni kaget mendengar penuturan Ifan yang tak masuk akal"apa.....!!! gak,gak bisa pertunangan Rangga dan Luna sudah dilakukan di depan rekan bisnis saya dan teman' saya? jangan bikin saya malu karena anda batalin pertunangannya secara sepihak"bantah Beni.

"Maaf, saya harus melakukannya karena ini demi kebahagian anak saya? karena anak saya gak cinta sama anak anda? jadi, saya mohon pengertiannya"

"Gak bisa seperti itu dong, ini namanya penghinaan saya gak bisa terima semua itu"

"Sekali lagi maaf, saya permisi"ucapnya san langsung bangkit dari duduknya berniat ingin pergi namun dicegah Beni.

"Oke, kalau itu mau anda, mulai saat ini dan seterusnya saya batalin semua yang bersangkutan dengan perusahaan Fangroup"ucapnya menegaskan untuk tidak bekerjasama lagi dengan perusahaan yang Fangroup kelola.

Tak menghiraukan ucapan Beni.Ifan keluar dari rumah Beni dan kembali kerumahnya.

1 Minggu kemudian

Rangga masih saja mengurung diri di dalam kamar dia keluar kalau makan saja itupun makannya cuman sekali doang tiap harinya.

Didalam kamar dia terus saja melihat poto Ana yang tekah di bingkai rapih oleh Rangga dan di simpan di nakaa dekat tempat tidurnya.

Selama seminggu ini Rangga tidak bersemangat untuk kehidupannya, dia sangat merindukan sosok Ana yang sangat ia cintai.

Kapan dia pulang?

Itulah yang sering di tanyakan Rangga pada dirinya sendiri.

Selama seminggu di jerman Ana menghabiskan waktu buat bersantai untuk bisa melupakan Rangga,namun tetep saja hanya Rangga yang ada dalam pikirannya saat ini.

Dia tidak busa melupakan Rangga walau hanya sedikitpun.

Ana sekarang tengah berada di cafe Jerman sendirian.

Hingga saatlah ada kedatangan seseorang menghampiri Ana tyang tengah duduk dengan kopi itu.

Seseorang itu menghampiri Ana.

"Ann...!!!"ucapnya.

Ana berbalik kearah suar tersebut dan ternyata itu Reyhan"Rey.....!!!"

"Boleh gue duduk disini, soalnya kursi penuh"ucapnya

"Boleh duduk aja"ucapnya memperailahkan Reyhqn buat duduk di depan nya.

"Kok loe disini,sepagi ini lagi"tanya Reyhan.

Ana heran mengapa Reyhqn menanyakan itu sedangkan di sendiri sedang apa disini sepagi ini"lah loe sendiri ngapain diaini, kalau gue mah pengen nyantai aja"

"gue cuman pengen cari rekreasi baru aja, kebetulan gue liat loe disini sendirian, dan ternyata gue lihat loe lagi galau. Yaudah gue samperin takutnya nanti loe kesambet"ucapnya menjahili Ana.

"Loe bisa aja"

"Loe kenapa melamun terus, gue udah tau kok jawabannya? pasti loe kepikiran sama si Rangga kan"tanya Reyhan

Ana mengancuk dan ternyata benar dugaan Reyhan kalau Ana sedang memikirkan Rangga? meski Ana di jerman tapi hatinya masih berada di Indonesia.

"Gue ngerti pasti loe pengen banget kemu Rangga, coba deh loe nyalain ponsel loe siapa tau ada telpon dari dia"ucap Reyhan dengan melihat kearah ponselnya yang sedang Ana pegang.

Ana heran kenapa Rangga bisa tau kalu ponselnya mati"kok loe bisa tau kalu ponsel gue mati"tanya Ana penasaran.

"Karena gue cenayang, becanda' ? gue tau lah soalnya gue telpon loe selalu gak aktif"

"Masa"ucapnya begitu singkat membuat Reyhan ingin menyomot bibir merah Ana.

"Iya gitu"

Lama mereka bercakap' akhirnya Ana memutuskan buat pulang dengan taksi.

"Rey gue pulang ya"ucapnya pamit.

Namun dihentikan Rangga"loe pulang naik apa"

"Taksi"

"Gue anterin loe pulang"ucapnya dan menarik Ana menuju mobilnya.

"Belum gue jawab loe udah narik gue masuk, kyak penculik aja loe"

"Hhaaa kan gue berencana buat nyulik loe"ucapnya dengan ekspresi serius.

"Loe serius mau culik bidadar cantik nan membahana ini di umur gue yang sekarang ini"

"Iya gue mau culik loe, mau gue bawa loe buat jadi pendamping gue dan jadi ibu dari anak' kita nanti"

Blush? pipi Ana memerah karena gombalan mautReyhan.

Reyhan meihat ke arah Ana dan melihat kalau pipi Ana memerah merona"cie ada yang blushing nih"ucapnya sambil tertawa.

Ana tersipu malu dan memalingkan wajahnya ke kaca yang memperlihatkan betapa indahnya jerman, namun meskipun indah tetap saja semuanya akan terasa indah bila disininya dengan orang yang kita sayang.

Bersambung...

TRUE LOVE - Tamat✔Where stories live. Discover now