42. Berusaha

21 7 0
                                    

Pagi harinya seperti biasa Ana mandi,pakai baju setelah pakai baju dia turun kebawah untuk sarapan bersama kedua orangtua nya.

Sarapan berakhir dia pamit buat ke sekolah"Pah,Mah Ana berangkat ya"ucap Ana.

"Iya hati sayang bawa mobilnya, jangan ngebut'?"ucap Dika papah Ana"dan yang paling penting 'SEMANGAT' oke"ucap Papah dengan mengangkat tangannya memberi semangat.

"Makasih 'Ilofyu' Pah,Mah"ucap Ana mencium pipi kedua orangtua nya.

"Ilofyu too sayang"ujar Mamah dan Papah balik mencium pipi Ana.

Pergilah ana kesekolah hingga tibalah dia diselah dan langsung pergi ke kelasnya.

Rangga menuruni anak tangga.

Ketika turun Rangga di sambut oleh kedatangan Luna dirumahnya,yang membuat Rangga emosi setiap melihat mukanya.

Luna melihat kearah Rangga dan langsung memanggilnya"Rangga...."ucap Luna.

Rangga tidak memperdulikannya dan langsung pergi keluar rumah,namun tiba' ayah Rangga memanggilnya untuk ke menghadap ke ruang kerja ayah.

"Ikut Ayah.."

"Tapi, yah"rengek Rangga.

"SEKARANG....Ayah tunggu"ucapnya dengan berteriak.

Rangga pasrah karena dia tau kalau ayahnya adlah orang yang tidak mau di bantah.

Rangga menghampiri Ayahnya yang tengah duduk di kursi kerjanya dengan menampakan wajah sangarnya.

"Ada apa Yah..."tanya Rangga.

"Apa ini semuanya"tanya Ayah dengan memperlihatkan sebuah poto yang di cetak tanpa sepengetahuan Rangga? di poto itu menampakan se-sosok Rangga yang sedang bersama Ana di danau tersebut berduaan lagi.

"Yah Rangga di situ tidak berdua doang? Rangga juga ke danau bersama teman' Rangga, yah"Rangga menjawab kebenaran yang sebenarnya terjadi.

"Mau kamu sama temen kamu ataupun tidak,ayah tetap tidak suka kamu itu udah tunangan Rangga? kamu harus menghargai tunangan kamu? bukan malah pergi keluyuran gajelas"

"Yah, Rangga gak suka sama Luna? jadi Rangga mohon sama Ayah buat batalin pertunangan konyol ini"Rangga berusaha supaya pertunangannya di batalin.

"Apa yang kamu katakan tadi 'BATALIN' ?"

"Rangga hanya cinta sama Ana bukan sama Luna"

"Pokonya Ayah gak mau tau,kamu gak boleh batalin pertunangan ini"ucap Ayah dengan nada yang tinggi.

"Anda egois, anda hanya mentingin kebahagian anda sendiri tanpa memikirkan apa yang membuat Rangga bahagia"ucap Rangga yang mulai memanas.

"Apa kamu bilang saya egois? saya melakukan ini semua demi keluarga kita demi kamu juga"

"Demi keluarga kita?"Rangga memberanikan diri berteriak di depan Ayahnya"demi apanya,anda melakukan semua ini demi bisnis anda kan? mungkin sekarang anda hanya menganggap saya sebagai pesuruh yang bisa anda kendalikan? "Rangga sudah mulai emosi dengan semua yang diperbuat ayahnya.

"Rangga...!!"teriak ayahnya dan langsung melayangkan tangannya menampar Rangga,begitu keras yang membuat Rangga merasa kesakitan? bukan karena sakit di pipinya tapi sakitnya itu di hatinya karena baru pertama kali ayah menamparnya yang membuat Rangga mematung.

Dengan memegang pipinya Rangga mulai melanjutkan apa yang ada di benaknya"tampar lagi yah,tampar. Saya bukan pesuruh anda yang bisa anda kendalikan, saya juga mau bahagia dengan pilihan saya sendiri? bukan dengan menuruti kemauan anda"ucap Rangga"apa anda pikir saya bahagia.

Namun Ayah Rangga juga syok dengan apa yang dilakukan nya barusan dia tidak sadar telah menampar anaknya? dia menangis sambil memegang tangannya sayang sudah menampar anaknya.

Setelah mengucapkan itu Rangga langsung pergi meninggalkan ayahnya yang masih melamunkan apa yang baru saja dia lakukan.

"Rangga....!!"teriak ayah memanggil Rangga yang sudah keluar rumah dengan membawa motornya meninggalkan Luna dirumahnya.

Bunda yang melihat Rangga keluar dari ruang kerja ayah sambil menangis kacau membuat hati bunda bertanya' apa yang sebenarnya terjadi?.

Ayah keluar dari ruang kerjanya dan menemui Bunda lalu bunda bertanya"ada apa yah"tanya Bunda.

Saking syoknya, sampai' ayah mengabaikan pertanyaan dari bunda.

Rangga melajukan motornya dengan kencang hingga akhirnya sampailah Rangga di sekolah dan langsung menemui Ana ke kelas nya.

"An...."ucap Rangga dan langsung membawanya ke balkon.

Ana heran sekaligus cemas melihat Rangga yang sedang kacau dan terlihat ada bekas tangan di pipinya"kamu kenapa Gaa"tanya Ana khawatir.

Rangga tidak mendengarkan  pertanyaan Ana, karena Rangga tiba' langsung memeluknya begitu erat.

Ana mulai khawatir dengan keadaan Rangga dia langsung melepaskan pelukan dari Rangga dan langsung ber alih menatap pipinya yang memar kayak bekas tamparan"pipi kamu kenapa Gaa"

Merasa tidak ada jawaban dari Rangga?Ana mencoba lagi untuk bertanya"Rangga...!!"

"Aku gak papa kok,kamu coba duduk"

Ana duduk dan setelah itu Rangga menidurkan kepalannya di paha Ana.

Setelah beberapa menit dengan posisi ini,akhirnya Rangga sudah mulai tenang"kamu udah tenang kan sekarang"tanya Ana.

"Heumm"hanya itu yang di ucapkan Rangga.

"Yaudah sekarang ke kelas ya udah mau bell"ucap Ana menyuruh Rangga agar segera pergi ke kelasnya karena bentar lagi bell bunyi.

"Yaudah ayo"ajak Rangga menarik tangan Ana dengan halus.

Ana mengaikuti langkah Rangga dan Rangga mengantarkannya sampai depan kelas Ana"makasih"ucap Ana.

Rangga tersenyum dan langsung pamit pegi ke kelasnya"aku ke kelas ya"

Ana mengangguk sambil tersenyum ke arah Rangga dan dia langsung melambaikan tangannya setelah itu Rangga sudah tidak terlihat karena masuk kedalam kelas.Baru Ana pun masuk kedalam kelasnya disana sudah ada kedua sahabatnya yang tengah duduk.

Mereka tersenyum ke arah ana.Beberapa Jam berlalu bell bunyi tandanya pulang mereka semua bergegas untuk pulang.

"An gue pulang duluan yah,supir gue udah nungguin"ucap Salma kemudian dia pergi meninggalkan Ana dan Manda.

"Gue juga bokap udah jemput? loe bawa mobilkan"tanya Manda.

"Iya gue bawa mobil,loe pulang duluan aja gue masih ada urusan"

"Oke kalau gitu,dah An"ucap Manda dan pergi.

Ana mencari Rangga kemana mana,namun dia tidak menemukan Rangga dimana pun"mungkin dia udah pulang"ucapnya pelan.

Ketika melihat sekolah udah kosong Ana memutuskan untuk pulang kerumahnya.

Bersambung...

TRUE LOVE - Tamat✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang