39. Boncengan

21 7 0
                                    

Setelah beberapa menit di kamar mandi dan telah selesai berganti pakaian, akhirnya dia turun kebawah menemui mereka.

Mereka semua telah bersiap siap untuk pergi.Karena,Ana sudah turun kebawah.

Mereka keluar menghampiri motor mereka masing'.

Setelah sampai di motor mereka masing' Rangga cs bingung karena tumpangan kurang satu? sedangkan mereka sudah punya boncengan masing'.

Mereka berpikir keras apa yang harus mereka lakukan? kalau Rangga dan Ana bersamaan gimana ya? kan mereka lagi ada masalah? gak enak dong?.Demikian gitulah pemikiran mereka.

Ana menatap mereka bingung,namun Ana menyadari kalau mereka semua sedang pusing memikirkan apa yang harus di lakukan.

Kemudian Ana mulai berbicara"eumm...gue gak ikut aja ya".

Manda dan Salma kaget mendengar penuturan Ana"heumm...."

Kemudian Manda angkat bicara"enggak pokonya loe harus ikut? kalau loe gak ikut kita semuanya juga gak bakalan ada yang pergi,batalin aja acaranya"

Rangga cs mendadak menajamkan matanya? mendengar penuturan dari Manda yang membuat keputusan sepihak tanpa berdiskusi terlebih dahulu.

Loh kok gitu,kalian harus tetep pergi dong? gue gak papa gak ikut juga"ucap Ana.

Seketika Dimas memberikan ide yang membuat mata Ana membuat dan kaget bukan main"gini aja deh? biar Ana sama Rangga aja,gimana setuju gak"ucap Dimas bertanya pada temanya.

Ana mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan Dimas barusan? Whatt dia harus boncengan bareng Rangga yang statusnya sebagai mantan? lagi pula gue gak mau pokonya gue masih kecewa sama dia"ahh....gi..mana ini"ucapnya dalam hati.

Salma mencubit lengan Dimas sekencang kencangnya karena dia sudah memberi ide yang membuat temannya syok.

Dimas kesakitan akibat ulah Salma yang mecubitnya"aww...sakit yang"ucap Dimas merintih kesakitan.

"Mangkanya punya mulut itu di jaga ngapa yang"ucap Salma kesal kepada Dimas"yaudah iya maaf yang"ucap Dimas mencoba meminta maaf kepada Salma.

"Ana bareng gue"ucap Rangga membuat semua orang menganga kaget begitupun dengan Ana sangat' kaget bukan main.

"Gak usah"tolak Ana kemudian mulai berbicara lagi"gue dirumah aja"sambil pegi meninggalkan mereka semua.

Namun tanpa aba' Rangga menarik tangan Ana yang membuat tubuh Ana mendekat ke tubuh Rangga hingga jarak di antara mereka sangat dekat.

Ana mencoba melepaskan cekalan yang Rangga buat,namun hasilnya nihil karena kekuatan Rangga lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan Ana yang tidak ada apa'nya bagi Rangga.

Mereka semua hanya melihatnya tanpa berkedip sama sekali.Ya mau gimana lagi mereka semua kaget karena Rangga begitu agresif menarik tangan Ana sampai sekarang jarakdi antara mereka sangat dekat sekali.

Ana mencobanya lagi agar bisa melepaskan cekalan itu namun sama saja semuanya gagal total hingga akhirnya Ana angkat bicara"apa sih loe,lepasin gakk?" ucap Ana sambil mencoba melepaskannya lagi.

Tanpa mendengarkan rengekan Ana Rangga memasang kan helm ke kepala Ana.Ana hanya bisa pasrah dengan semua perlakuan Rangga kepadannya? mau gimana lagi toh dia gak bisa bergerak karena tangannya di pegang Rangga di taro di belakang kaya nangkap penjahat.Hheee Canda.

Setelah memakaikan Ana helm Rangga naik ke motornya terlebih dahulu,setelah Rangga naik kemudian dia menyuruh Ana naik juga"naik...."ucap Rangga hanya satu kata yang di ucapkan Rangga.

"Enggak"tolak Ana.

"Naik gak"ucap Rangga lagi dengan penuh ancaman di mata nya"kalau gak gue yang bakalan naikin loe"ancam Rangga.

"Oke fine gue naik"pasarah sudah Ana dia tidak bisa menolak lagi.

Karena mereka melihat Ana yang sudah di bonceng Rangga.Akhirnya mereka juga merasa lega walaupun tidak selega dengan persaan teman' Ana.Karena dia tau pasti Ana sekarang merasa sedih karena mengingat kenangan bersama Rangga dulu.

Tanpa berlama' mereka menyalakan mesin motor dan langsung menancapkan gas nya pergi ke tempat tujuan mereka.

"An pegangan,nanti jatoh"Rangga menyuruh Ana buat pegangan bukan karena modus ya? dia cuman gak mau kalau Ana nantinya jatuh? tapi,sebenarnya ada sedikit modusnya dikit sih?.

Ana mencuekan perkataan Rangga.Namun,Rangga tidak tinggal diam dia melakukan motornya dengan kencang hingga sampai' Anak berteriak di telinganya"Rangga pelan'nanti jatoh"

"Mangaknya pegangan yang erat,biar gak jatoh"

Ana diamkan lagi RanggaNamun setelah di beritahu untuk pelan' tapi Rangga malah menambah kecepatannya sampai' Ana terpaksa memeluknya karena takut jatuh.

Rangga tersenyum tipis di balik helm nya karena dapat pelukan dari orang yang dia cintai meski hanya sesaat namun rasanya bahagia banget.

Beberapa jam di perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan mereka ketika Rangga memarkirkan motornya dan berhenti disana Ana masih saja memeluk Rangga? Rangga terkekeh melihat tangan Ana masih mengepal memeluknya.

Hingga akhirnya Ana tersadar dan langsung melepas pelukannya"ehh..sorry"setelah mengucapkan itu Rangga tersenyum manis ke Ana.

Di susul dengan Rangga cs di sana mereka datang nya belakangan.

Mereka pergi bersamaan ke arah danau.mereka berhenti sejenak untuk menyewa karpet buat entar duduk di sana dan juga mereka menyewa alat buat memanggang dan tenda.

Sampailah di tempat yang mereka pikir bagus buat santai' mereka langsung mengumpat tempat memanggang nya di depan agak kiri mereka akan duduk.

Setelah membatu temannya Ana pamit buat ketempat yang dulu pernah Ana dan Rangga tempati.

"Gue kesana dulu ya"ucap Ana.

"Oke hati hati"ujar Manda dan Salma.

Setelah pamit Ana langsung pergi ketempat itu dan duduk di pinggir danau dengan meluruskan kakinya duduk di sana.

Ana melamun disana hingga sampai Rangga menghampiri Ana yang duduk di sana tanpa di ketahui Ana karena dia sedang melamun.

Rangga senyum' di samping Ana sambil memandang wajahnya yang manis.

Ana tersadar dari lsmunanya dan Rangga langsung memalingkan matanya kearah danau.

Ana kaget melihat Rangga berada di selehnya? sejak kapan Rangga di sebelahnya? kok gue gak nyadar?.

"Sejak Kapan loe di sini"tanya Ana.

Rangga menjawagmb sambil tersenyum melihat mimik wajah Ana"sejak kamu ngelamun"

"Ngapain ngikuti gue"

"Geer banget siapa juga uang ngikutin kamu? orang ini tempat umum jadi hak dong mau duduk dimana pun"ucap Rangga hingga memancing emosi Ana.

"Ouh gitu"ucapnya lalu berdiri,namun langkahnya terhenti saat Rangga menarik tangan nya.

"An...gue mau ngomong sesuatu"ucap Rangga dengan serius tanpa adanya becanda'an.

"Ngomongin apa,kalau gak penting gue mau ke tenda"

"An..."setelah mengucap nama Ana.Rangga langsung memeluknya.

Tak ada penolakan dari Ana ketika di peluk Rangga.Karena, bagaimanapun di juga masih sangat mencintai Rangga.

TRUE LOVE - Tamat✔Where stories live. Discover now